Di antara nama-nama besar yang merajai game Counter Strike: Global Offensive, tidak lengkap rasanya jika melewatkan Jordan “n0thing” Gilbert. Berkat pengalamannya yang mumpuni, namanya kini diagung-agungkan sebagai “dewa”-nya support di ranah profesional CS:GO.
Pribadi yang santai namun ambisius terebut jadi ciri khas n0thing yang melekat bagi para penggemarnya. Perjalanan yang cukup panjang untuk meraih kesuksesan yang saat ini dia rasakan juga tidaklah mudah.
Perjuangan dari titik nol pun dijalaninya hingga namanya kian dikenal oleh dunia. Hingga akhirnya, piala demi piala di ajang bergengsi pun berhasil diraihnya. Untuk menelisik perjalanan seorang Jordan “n0thing” Gilbert, KINCIR telah merangkum kisahnya. Yuk simak!
Jawara Warnet Dengan Segudang Impian
Bermula dari pemain Counter Strike 1.6, Jordan memiliki ambisi besar untuk jadi pemain profesional. Kehausannya akan kompetisi membawanya meraih banyak gelar turnamen lokal dan menjadi nomor satu di komunitas CS:GO khususnya regional Amerika Utara.
Tidak sampai di situ, berkat dukungan dari keluarga, n0thing pun akhirnya menjelajahi kota-kota lain dengan misi menjadi yang terbaik.Dari warnet ke warnet di Amerika Serikat, dia pun terus meraih prestasi.
Hingga akhirnya pada 2008, Evil Geniuses (EG) merekrutnya menjadi salah satu roster di dalam tim. Di usia yang baru menginjak 18 tahun, n0thing semakin diperhitungkan pada tiap skena kompetitif game Counter Strike.
Selama empat tahun berseragam EG, telah banyak prestasi yang diraihnya. Dari mendominasi turnamen ESEA League Seaon 5—7, Runner-up di Intel Extreme Masters Amerika Championship dan Cyber Games Pan-American Championship. Bahkan, namanya masuk ke dalam daftar 20 pemain terbaik Counter Strike yang dibuat oleh HLTV pada 2010.
Membangun Rumah di “Atas Awan”
Di tahun keempatnya berama EG, n0thing mulai kehilangan arah setelah tim yang menaunginya tersebut mengalami kendala keuangan. Terpaksa, manajemen pun membubarkan tim divisi Counter Strike-nya.
Tidak lama kemudian, Complexity Gaming meminang n0thing untuk mengisi peran support. Sayangnya, kariernya tidak terlalu impresif di tim tersebut. N0thing pun melabuhkan hatinya ke tim Cloud9. Di sini, n0thing disandingkan dengan para roster unggulan, seperti Shroud, Skadoodle, Automatic dan Stewie2K.
Bersama dengan Cloud9, sepak terjangnya tidaklah mulus. n0thing pun seakan memulai kariernya dari awal. Akhirnya pada 2016, n0thing mampu membawa kembali nama Amerika Utara di jajaran papan atas regional pendominasi Counter Strike dengan menjuarai ESL Pro League Season 4.
Pencapaian tersebut terbilang istimewa bagi sang pemain. Sebab, kurang lebih satu dekade piala Major tidak mampir ke Amerika Utara. Dari sini, Cloud9 semakin tumbuh besar.
Tergeser Talenta-Talenta Muda
Semenjak mampu mengembalikan piala Major ke tanah Amerika Utara, dominasi n0thing bersama Cloud9 terus berlanjut. Berbagai piala bergengsi pun berhasil diraihnya, seperti iBUYPOWER Invitational hingga America Minor Championship 2017.
Sayang, kebijakan tim justru kontradiktif dengan tujuan sang pemain. Manajemen tim melakukan regenerasi, lalu mengganti n0thing dan Shroud dengan merekrut Tarik dan Rush. Dengan kepergian dua veteran tersebut, Cloud9 tidak lagi memiliki roster orisinal.
Sejak 2014, n0thing merupakan jantung awal dari roster Cloud9 bersama dengan empat pemain lain, yaitu Shroud, SEMPHIS, Hiko, dan sgares. Setelah tiga tahun mengabdi, n0thing memilih untuk berstatus sebagai pemain cadangan dari pada harus pergi meninggalkan “rumah”.
Sepikiran dengan Shroud, n0thing mencoba menjajaki karier sebagai streamer di Twitch. Meskipun tidak sebesar rekan timnya tersebut, setidaknya hasrat untuk terus bermain CS:GO dan disaksikan banyak orang tetap terpenuhi.
Kalah oleh Rindu Berkompetisi
Meski telah aktif sebagai streamer, ternyata jiwa kompetitif n0thing tidak hilang begitu saja. Merasa bosan bermain di skala public, n0thing seakan “menyindir” para talenta muda dengan membentuk tim The Old Guys Club pada 2018.
Di tim yang dibentuknya tersebut, dia tidak sendiri. n0thing pun mengajak rekan sejawat yang bernasib sama dengannya, yaitu Lurppis, Fifflaren, Sgares dan Shroud. Namun, kelima roster tersebut sepakat bahwa tim ini bukan untuk diseriusi, melainkan sekedar melepas rindu terhadap skena kompetitif.
Meski begitu, animo komunitas CS:GO sangat besar terhadap tim The Old Guys Club. Pada ajang Esea Open Season 28, tim ini pun disambut meriah. Selepas menuntaskan rindu, kelima roster awal The Old Guys Club pun bubar jalan.
Dedikasi Tanpa Batas untuk CS:GO
Sepak terjang yang dilalui oleh n0thing banyak menemui hambatan, tidak sedikti kekalahan yang dia telan sepanjang kariernya. Meski saat ini tidak lagi mengemban titel pemain profesional, dia tetaplah menjadi pemain yang paling dihormati di jagat CS:GO.
Watch n0thing’s Rants: Recoil control from n0thing on www.twitch.tv
Sebagai bentuk dedikasi terhadap game yang membesarkan namanya, kini n0thing sering memberikan edukasi kepada para pemain amatir CS:GO melalui kanal Twitch-nya. Selain itu, dia pun kerap kali memberikan pandangan terhadap ruang lingkup skena kompetitif CS:GO.
***
Besarnya nama Jordan Gilbert tidak luput dari jerih payah untuk menjadi yang terbaik di CS:GO. Sebagai salah satu pemain veteran, n0thing telah melewati banyak hal yang membuatnya disanjung seperti saat ini. Apalagi melihat deretan trofi yang pernah diraihnya jadi bukti bahwa dia bukan hanya dihormati, tapi juga ditakuti.
Bagaimana pendapat kalian tentang profil dari n0thing ini? Apakah kalian salah satu penggemarnya? Jika kalian punya nama lain yang ingin KINCIR bahas, boleh banget share di kolom komentar. Jangan lupa juga terus pantau KINCIR untuk berita terbaru seputar esports dan