Sebelum adanya platform VOD (video on demand), peraihan pendapatan film di kursi bioskop memegang peranan penting dalam kesuksesan sebuah film. Namun, semenjak adanya VOD, hal tersebut enggak menjadi satu-satunya tolok ukur berhasilnya film.
Ada banyak film yang gagal mencapai target jumlah penonton di bioskop, tetapi justru laris manis di platform VOD. Hal ini tentu bisa sedikit menutupi kerugian yang terjadi akibat kursi bioskop yang enggak penuh.
Apa saja film yang enggak laris di bioskop tapi justru masuk ke list tontonan terbanyak di platform VOD? Ini dia.
Film yang enggak laris di bioskop tapi banyak ditonton di VOD
Air (2023)
Sebetulnya, saat pertama kali diumumkan oleh Amazon Studios, film biopik Air dimaksudkan untuk langsung masuk sebagai tontonan di Prime Video. Namun, tiba-tiba Amazon membuat keputusan untuk menayangkan Air ke teater sebelum ditampilkan ke platform streaming mereka.
Meskipun film tersebut cukup disambut baik oleh kritikus, tetapi ia enggak mampu meraih keuntungan di bioskop. Pendapatannya cuma USD 90 juta di seluruh dunia dengan anggaran USD 70-90 juta. Rugi!
Namun, peraihan box office Air nggak terlalu penting, karena rilis teatrikal ini cuma dimaksudkan sebagai pemasaran word of mouth buat penayangannya di Prime Video untuk selanjutnya. Strategi yang tepat sasaran!
The Edge of Tomorrow (2014)
The Edge of Tomorrow bukan film aksi-fantasi kacangan. Film yang dibintangi oleh Tom Cruise ini mengombinasilan plot yang mindblowing dengan aksi yang asyik.
Namun, dari segi judul dan pemasaran, sebetulnya film ini kurang menjanjikan. Judul dan kampanye pemasarannya yang membingungkan. Bahkan, banyak orang yang lebih mengenal film ini dengan judul “Live, Die, Repeat.” sesuai dengan premisnya.
Namun, saat dirilis di platform VOD, film ini mendapatkan banyak penonton. Jumlah penontonnya bahkan bertambah banyak selama bertahun-tahun sejak dirilis, membayar “kerugian” yang mereka alami waktu film ini diputar di bioskop.
Mortal Kombat (2021)
Film adaptasi videogame ini adalah salah satu karya yang menjadi korban masalah “salah rilis”.
Mortal Kombat dirilis pada awal tahun 2021 ketika pandemi lagi tinggi-tingginya, jadi, wajar jika enggak banyak penonton yang datang. Hasilnya, film ini hanya meraup USD 84,4 juta.
Namun, saat dirilis ke platform VOD seperti HBO dan Google Play, jumlah penontonnya banyak sampai Warner Bros enggak segan-segan memberi lampu hijau untuk pembuatan sekuelnya.
The Suicide Squad (2021)
Standalone sequel dari Suicide Squad (2016) ini merupakan korban lain dari “salah waktu rilis” WarnerBros.. Ini adalah salah satu alasan utama mengapa meskipun dipuji oleh para kritikus dan penonton, berbanding terbalik dengan pendahulunya yang panen kritik, The Suicide Squad karya James Gunn cuma menghasilkan USD 168,7 juta di box office.
Kendati The Suicide Squad adalah salah satu film DC Comic dengan pendapatan terendah, tetapi merupakan salah satu film yang paling banyak ditonton di HBO Max pada tahun 2021. Hal ini membuktikan banget kalau film ini sepi penonton di bioskop bukan karena kualitasnya, tapi karena keadaan!
Encanto (2021)
Lagi-lagi, film yang merugi di box office gara-gara pandemi. Di bioskop seluruh dunia, film tersebut hanya menghasilkan USD 256 juta. Peraihan ini merupakan angka terendah untuk sebuah film animasi Disney. Apa alasannya?
Film ini dirilis pada akhir tahun 2021 ketika bioskop masih dalam masa pemulihan dari lockdown, sehingga orang tua merasa was-was saat mengajak anak ke bioskop. Namun, setelah dirilis ke VOD, Encanto justru sangat laris, bahkan dalam waktu lama menempati ranking atas sebagai film yang paling banyak ditonton.
Dengan berkembangnya teknologi, termasuk platform video on demand, peraihan jumlah kursi penonton di bioskop udah bukan lagi menjadi satu-satunya tolok ukur kesuksesan. Nah, bagaimana menurut kamu?