Kylian Mbappe adalah salah satu pemain paling menjanjikan di dunia sepak bola, tetapi awal kariernya di Real Madrid tidak berjalan sesuai harapan. Transfer impian dari Paris Saint-Germain (PSG) ini diiringi dengan ekspektasi tinggi dari para penggemar dan media. Sayangnya, beberapa kekalahan besar, seperti saat melawan Liverpool dan Barcelona, membuat kritik tajam mulai mengarah kepadanya.
Banyak pengamat sepak bola menilai bahwa adaptasi Mbappe belum maksimal. Meski demikian, menganggapnya gagal terlalu dini adalah sebuah kesalahan. Bakat luar biasa yang dimiliki pemain asal Prancis ini memberikan harapan besar untuk masa depannya di Santiago Bernabeu.
Meski begitu, sejarah menunjukkan bahwa banyak legenda Real Madrid yang juga mengalami kesulitan di awal karier mereka. Bahkan Cristiano Ronaldo juga dulu sempat memiliki awal yang kurang mulus bersama Real Madrid. Berikut ini adalah lima pemain yang awalnya kesulitan, tetapi akhirnya menjadi ikon di Real Madrid.
5 Pemain yang awalnya kesulitan, seperti Kylian Mbappe Real Madrid!
1. Zinedine Zidane: Dari kritik ke simbol kesuksesan
Zinedine Zidane, salah satu legenda terbesar Real Madrid, tidak langsung mendapatkan status ikon saat pertama kali bergabung. Meski memiliki reputasi besar sebagai pemain top, awal kariernya di Madrid diwarnai oleh kritik. Namun, Zidane menunjukkan ketenangan dan keteguhan hati. Dalam waktu singkat, ia membuktikan kualitasnya dengan memenangkan Liga Champions 2002 melalui gol spektakuler di final.
Pengalaman Zidane mengajarkan pentingnya kesabaran dalam menghadapi tekanan di klub sebesar Real Madrid. Tidak hanya sebagai pemain, ia juga berhasil mengukir sejarah sebagai pelatih dengan membawa Madrid meraih tiga gelar Liga Champions berturut-turut. Warisan Zidane menjadi bukti bahwa waktu dan dedikasi dapat mengubah kritik menjadi pujian abadi.
2. Karim Benzema: Dari bayangan Ronaldo ke sorotan Utama
Karim Benzema mungkin adalah contoh paling menonjol dari pemain yang berhasil mengatasi tekanan di Real Madrid. Didatangkan dari Lyon dengan transfer besar, musim debutnya tidak terlalu mengesankan. Ia hanya mencetak sembilan gol di La Liga pada musim 2009/2010. Kritik pun datang bertubi-tubi.
Namun, Benzema tidak menyerah. Bertahun-tahun menjadi pendukung setia Cristiano Ronaldo, Benzema akhirnya menunjukkan kualitasnya sebagai pemimpin serangan setelah Ronaldo pergi. Kini, Benzema adalah pencetak gol terbanyak kedua dalam sejarah klub, membuktikan bahwa proses adaptasi membutuhkan waktu dan kerja keras.
3. Luka Modric: Dari pembelian terburuk jadi maestro lapangan
Ketika pertama kali tiba di Real Madrid pada 2012, Luka Modric mendapat predikat sebagai pembelian terburuk musim itu. Penampilannya dianggap tidak sesuai dengan harapan, dan banyak yang meragukan apakah ia bisa bersinar di Santiago Bernabeu. Bahkan, Luka Modric sempat dilabeli sebagai pemain terburuk di La Liga pada 2013 silam.
Namun, Modric perlahan-lahan membuktikan bahwa keraguan itu salah. Gelandang asal Kroasia ini menjadi tulang punggung lini tengah Madrid, membantu klub meraih banyak gelar, termasuk lima trofi Liga Champions. Kini, Modric dianggap sebagai salah satu gelandang terbaik dalam sejarah sepak bola modern.
4. Casemiro: Pilar kuat di lini tengah
Casemiro adalah contoh lain dari pemain yang awalnya tidak mendapat banyak perhatian tetapi akhirnya menjadi pemain kunci. Bergabung dengan Real Madrid pada 2013, ia sempat dipinjamkan ke Porto sebelum kembali ke Santiago Bernabeu pada 2015. Pada awalnya, Casemiro sering menjadi pemain cadangan dan tidak memiliki peran besar di tim.
Namun, di bawah pelatih Zinedine Zidane, Casemiro mulai menunjukkan kemampuannya. Ia menjadi bagian penting dalam skema permainan Madrid, terutama dalam menjaga keseimbangan antara pertahanan dan serangan. Kontribusinya sangat vital dalam kemenangan tiga gelar Liga Champions berturut-turut, menjadikannya salah satu gelandang bertahan terbaik di dunia.
5. David Beckham: Dari keraguan hingga mendulang kesuksesan
David Beckham tiba di Real Madrid pada 2003 dengan ekspektasi besar sebagai bintang internasional. Namun, awal kariernya di Spanyol tidak berjalan mulus. Banyak yang meragukan apakah Beckham dapat bermain efektif bersama pemain seperti Luis Figo. Meski mencetak gol dalam debutnya di La Liga, performa tim secara keseluruhan mengecewakan.
Musim pertama Beckham berakhir tanpa trofi, dan Real Madrid finis di posisi keempat—peringkat terburuk mereka dalam 24 tahun. Namun, Beckham tidak menyerah. Di bawah pelatih Fabio Capello, ia membantu Madrid memenangkan gelar La Liga pada musim 2006/2007, membuktikan bahwa dengan tekad dan kerja keras, ia bisa menjadi bagian penting dari kesuksesan tim.
***
Kisah Mbappe dan para legenda Real Madrid menunjukkan bahwa awal yang sulit bukanlah akhir dari segalanya. Dengan kesabaran, kerja keras, dan kepercayaan diri, setiap pemain memiliki kesempatan untuk mencapai potensi maksimal mereka. Seperti Zidane, Benzema, Modric, Casemiro, dan Beckham, Mbappe memiliki segalanya untuk menjadi bagian dari sejarah besar Real Madrid.
Perjalanan Kylian Mbappe masih panjang, dan waktu akan menjadi saksi apakah ia mampu mengatasi tekanan serta menjadi ikon baru di Santiago Bernabeu. Satu hal yang pasti: di Real Madrid, kesuksesan tidak datang dengan mudah, tetapi bagi mereka yang berjuang, kejayaan adalah hasil yang tak terhindarkan.