Timnas Putri Indonesia

Profil Timnas Putri Indonesia yang Rengkuh Trofi Pertama Sepanjang Sejarah

Kabar bahagia datang dari Timnas Putri Indonesia yang pada Kamis, 5 Desember lalu berhasil menjuarai Piala AFF Wanita. Timnas Putri Indonesia tampil baik di final dengan mengalahkan Kamboja dengan skor 3-1. Ini adalah trofi pertama timnas putri Indonesia semenjak pertama kali dibentuk pada tahun 1975.

Euforia kemenangan ini patut dirayakan, namun ada sejumlah hal yang perlu kamu ketahui tentang Timnas Putri Indonesia yang belakangan beritanya sering kita baca dan mulai sering mengikuti berbagai ajang kompetisi. Berikut ini semua fakta yang harus kamu tahu tentang Timnas Garuda Pertiwi selepas juara Piala AFF.

Profil Timnas Putri Indonesia

1. Mulai mendapat perhatian PSSI

Timnas Putri Indonesia memang enggak setenar timnas sepakbola putra. Beda halnya dengan basket atau voli. Pamor timnas sepakbola putri Indonesia jomplang sekali dengan timnas sepakbola putra. Ditambah bertahun-tahun, enggak adanya kompetisi yang dimiliki sehingga prestasi Timnas Putri Indonesia memang jauh panggang daripada api.

Namun sejak beberapa tahun lalu, Timnas Putri mulai dilirik, timnas ini enggak lagi dianaktirikan seperti beberapa tahun sebelumnya. Mulai ada program dari PSSI untuk membentuk timnas Putri yang berprogres. Terakhir kali FIFA merilis peringkat dunia, timnas Putri Indonesia masih tercecer di peringkat 104. Sebagai perbandingan timnas putri Thailand dan Vietnam kini sudah menempati peringkat ke 46 dan 34.

Masih panjang perjalanan Timnas Putri Indonesia. Namun fonadsi perbaikannya sudah dimulai, semoga saja konsisten dan atlet sepakbola putri Indonesia mendapat perhatian dengan diberikan fasilitas dan sarana kompetisi yang baik.

2. Tim paling produktif di turnamen

Dalam kompetisi Piala AFF, Indonesia memang jadi tim paling layak untuk merebut gelar juara. Pasalnya, Indonesia adalah negara dengan jumlah memasukan paling banyak. Total Indonesia mencetak tujuh gol dalam empat pertandingan. Tiga gol Indonesia dicetak pada partai final.

Sementara itu Indonesia hanya kemasukan satu gol, yang artinya secara permainan Garuda Pertiwi mampu bisa menyeimbangkan menyerang dan bertahan. Kiper Indonesia Laita Ro’ati Masykuroh, mendapat anugrah sebagai kiper terbaik dalam ajang ini karena gawangnya yang jarang kebobolan.

3. Bintang yang bersinar

Bintang dari kejuaraan Piala AFF kemarin adalah Reva Octaviani. Reva mencetak tiga gol sepanjang kompetisi. Di final kemarin Reva menceploskan dua gol untuk membawa Indonesia menjuarai turnamen. Ia juga keluar sebagai pemain terbaik turnamen karena kontribusinya untuk kemenangan-kemenangan Indonesia. Tapi, Reva enggak sendiri, beberapa pemain lain juga menunjukan peningkatan kelasnya.

Salah satunya adalah Claudia Scheunemann yang kini sudah mencetak 6 gol sepanjang membela timnas putri Indonesia. Claudia baru berusia 15 tahun saat ini, tentu kariernya masih sangat panjang untuk menciptakan lebih banyak gol bagi timnas garuda. Claudia lahir di Tangerang dari keluarga Scheunemann yang belasteran Indonesia-Jerman. Usut punya usut Claudia adalah keponakan dari Timo Scheunemann, mantan pelatih beberapa klub liga Indonesia.

4. Satoru Mochizuki, 10 laga satu gelar

Satoru Mochizuki, adalah nama yang mungkin masih cukup asing di telinga pencinta sepakbola Indonesia. Satoru adalah pelatih timnas putri Indonesia yang belum lama ini ditunjuk Erick Thohir untuk nahkodai timnas putri. Satoru baru melatih timnas putri sebanyak 10 laga, namun sudah berhasil memberikan gelar pertama untuk Indonesia.

Satoru Mochizuki memang bukan pelatih sembarangan. Ia dulunya adalah seorang pemain sepakbola yang bolak balik masuk timnas Jepang. Enggak sampai di situ, ketika karier bermainnya selesai Satoru melanjutkan pekerjaanya sebagai seorang pelatih. Puncak karier kepelatihannya adalah ketika ia menjadi asisten pelatih Timnas Putri Jepang pada Piala Dunia 2011. Pada saat itu Jepang keluar sebagai juara dunia. Benar, pelatih timnas putri Indonesia sekarang adalah salah satu orang yang berkontribusi memberikan gelar juara dunia satu-satunya untuk Jepang.

Meski sudah memberikan trofi, Satoru sangat berharap adanya kompetisi resmi untuk para atlet sepakbola putri Indonesia.

5. Juara kompetisi kasta kedua

Banyak yang masih bingung soal kompetisi Piala AFF yang membuat Indonesia juar. Jadi, kompetisi Piala AFF ini adalah kompetisi kasta kedua. Tujuannya adalah untuk menjadi kualifikasi untuk ajang ASEAN Woman Championship tahun depan. Negara-negara lain seperti Thailand, Vietnan, Myanmar hingga Australia sudah menunggu di ASEAN Woman Championship 2025.

Nah Indonesia dan beberapa negara lainnya termasuk dalam negara dengan peringkat FIFA terendah di Asean. Untuk bisa ikut berkompetisi di ASEAN Woman Championship  2025 diadakanlah kualfikasi dalam bentuk turnamen bernama Piala AFF Putri. Hanya ada tiga tim yang bisa masuk ke ASEAN Woman Championship. Ketiganya adalah juara turnamen, runner-up dan peringkat ke tiga. Indonesia, Kamboja dan Singapura pada akhirnya dinyatakan lolos ke ASEAN Woman Championship tahun depan. Ujian sebenarnya sebetulnya baru akan dimulai pada kompetisi tersebut.

Juara Piala AFF bukanlah akhir, euforia boleh saja dirasakan namun pembenahan dan perbaikan tetap harus dilakukan. Kedepan Indonesia masih harus melawan tim yang jauh lebih kuat. Dengan modal pemain-pemain muda, semoga garuda pertiwi punya nasib yang baik untuk menjuarai lebih banyak kompetisi dan membuat harum tanah air.

Stay Updated!
Tetap terhubung di media sosial supaya cepat dapat pembaruan.