Yura Yunita sempat menghebohkan jagat maya terkait statement-nya tentang Manchester United. Meskipun bukan penggemar sepak bola, namun hasil pertandingan tim setan merah setiap minggu juga mempengaruhi kehidupannya sehari-hari.
Dalam sebuah podcast, ia mengatakan jika mood suaminya bisa berubah 180 derajat ketika Manchester United mengalami kekalahan di Liga Inggris. Namun jika melihat performa tim setan merah di tiga laga perdana Liga Inggris, sepertinya Yura Yunita harus banyak bersabar selama satu musim ke depan.
Mau tahu beberapa permasalahan yang melanda Manchester United di musim ini? Yuk, simak artikel KINCIR berikut ini!
Masalah besar Manchester United musim ini
Badai cedera yang tidak kunjung reda
Salah satu masalah yang sudah diderita oleh Man United sejak beberapa musim terakhir adalah badai cedera. Setiap musimnya pasti ada fase ketika banyak pemain tim ini yang harus menepi baik dalam durasi yang singkat hingga sangat lama.
Misalnya saja Tyrell Malacia harus absen sepanjang musim lalu akibat cedera yang tidak kunjung sembuh. Bahkan sebelum musim ini dimulai, pemain tim setan merah juga sudah banyak yang tumbang. Saat ini Mason Mount, Luke Shaw, Rasmus Hojlund, hingga pemain baru Leny Yoro tidak bisa dipilih oleh Erik ten Hag buat bermain.
Awal yang buruk di Liga Inggris
Harapan penggemar Man United buat melihat timnya bersaing di papan atas musim ini sepertinya harus dikubur lebih awal. Soalnya di tiga pertandingan pertama musim ini, the red devils sudah dua kali kalah. Kekalahan terbaru yang mereka dapatkan dari tangan Liverpool bahkan didapat dengan telak usai disikat 0-3 di kandang sendiri.
Hasil tersebut juga menyamai catatan buruk yang didapat oleh Erik ten Had di musim pertamanya menukangi Manchester United. Pada musim 2022/23, the red devils juga takluk 2 kali di 3 laga pertamanya.
Persoalan taktis yang tidak berjalan
Kekalahan atas Liverpool tidak hanya mempermalukan Manchester United di hadapan pendukungnya sendiri, namun juga memperlihatkan kalau tim ini belum bisa bersaing dengan tim papan atas lainnya. Taktik yang diusung oleh Erik ten Hag bisa dibilang tidak berjalan sama sekali.
Casemiro yang diturunkan sebagai jangkar di lini tengah gagal menjalankan tugasnya dan bahkan membuat dua blunder fatal. Kobbie Maino yang masih berusia 18 tahun harus memikul beban berat dan bahkan harus sampai di-press berkali-kali oleh pemain Liverpool. Bruno Fernandes juga menjadi satu-satunya pemain yang bisa menciptakan kreativitas di laga tersebut yang sayangnya masih belum bisa dikonversi jadi gol.
Pemain senior yang sering out of form
Salah satu penyebab performa Manchester United yang terjun bebas dalam dua musim terakhir tidak lepas dari merosotnya performa pemain senior yang jadi andalan. Dua sosok yang mendapatkan sorotan besar adalah Marcus Rashford dan Casemiro yang tidak sebagus ketika musim pertama ten Hag menukangi tim ini.
Jumlah gol Marcus Rashford musim lalu menurun drastis dan ia juga kerap beberapa kali menyia-nyiakan peluang emas. Sementara itu Casemiro juga sudah termakan oleh usia dan blunder di laga melawan Liverpool menjadi bukti nyatanya. Padahal keduanya bisa dibilang pilar utama Man United pada musim 2022/23 yang sejauh ini menjadi musim terbaik Erik ten Hag di Old Trafford.
Terlalu banyak pembelian yang sia-sia
Sebagai tim dengan basis penggemar terbesar serta catatan historis yang apik, tentunya sorotan yang didapat Manchester United lebih besar ketimbang tim-tim lain. Ratusan juta poundsterling sudah digelontorkan oleh petinggi klub namun saat ini masih belum terbayar di lapangan.
Mulai dari Antony hingga Mason Mount, pembelian “premium” Erik ten Hag yang diharapkan bisa memperbaiki performa tim ini tidak kunjung jua memberikan hasilnya. Hasilnya Erik ten Hag harus mengandalkan beberapa pemain muda seperti Alejandro Garnacho dan Kobbie Mainoo belum waktunya diberikan beban sebesar itu.
Jangan lupa buat terus mengunjungi KINCIR untuk mendapatkan informasi terbaru seputar olahraga, rekomendasi game dan esports ya!