Pekan Olahraga Nasional (PON) 2024 akhirnya resmi berkahir. Setelah 11 hari berlangsung dari tanggal 9 September, PON ke 21 ini resmi ditutup dengan Jawa Barat sebagai pemenang utama. Namun PON tahun ini meninggalkan sejumlah kontroversi dan cerita kelam. Ada banyak catatan miris yang terjadi dalam PON kali ini.
Nah menutup PON ke 21, inilah sejumlah catatan memprihatinkan dari gelaran Pekan Olahraga Nasional di Aceh dan Sumatera Utara.
7 Kejadian Viral dalam PON 2024 yang Syarat Kontroversi
1. Venue yang belum rampung
Unik memang, sebuah gelaran besar yang diselenggarakan empat tahun sekali namun enggak berhasil dengan mulus dilaksanakan. Bukan tanpa alasan, dilaporkan banyak venue PON 2024 yang ternyata belum rampung. Stadion yang harusnya dipakai untuk atlet bertanding, ternyata belum sepenuhnya selesai.
Bahkan para atlet harus berjalan melalui puing-puing bangunan yang tentu membahayakan. Salah satu imbas dari venue yang belum rampung adalah pembukaan PON jadi ditunda yang harusnya dibuka pada tanggal 8 September akhirnya baru dibuka pada 9 September.
2. Listrik padam di pertandingan kempo
Selain venue yang belum jadi, ada masalah lain ketika pertandingan Kempo berlangsung. Saat itu listrik di venue tiba-tiba padam dan membuat pertandingan jadi terehenti sementara sampai dengan keadaan kembali membaik. Dalam perhelatan sebesar PON yang cakupannya tingkat nasional, kejadian Listrik padam memang seharusnya bisa diatasi sejak awal.
Penundaan pertandingan macam ini bisa sangat berpengaruh pada semangat dan mental atlet yang hendak bertanding. Semangat yang sudah memuncak bisa tiba-tiba menurun karena pertandingan tertunda.
3. Kaca pecah di venue basket
Basket adalah salah satu nomor cabang yang cukup bergengsi untuk sebuah acara multi olahraga semacam PON. Karena itu biasanya akan banyak supporter yang datang ke gelanggang untuk menyemangati atlet yang bertanding. Jadi, tentu gelanggang yang disediakan harus mampu menjamin keselamatan atlet dan penonton.
Sayangnya kejadian enggak terduga terjadi ketika tim Sumatera Utara bertemu dengan Sulawesi Selatan. Angin kencang di luar venue membuat kaca besar di atas gelanggang basket pecah dan mengenai para penonton yang tengah asyik menyemangati para atlet. Beruntung enggak ada korban luka serius dalam kejadian ini tapi yang jelas konstruksi gelanggang tersebut perlu dievaluasi.
4. Atap rubuh di venue Cabang Menembak
Masih soal venue, kali ini ada kejadian yang enggak kalah miris dalam nomor cabang menembak. Sebab atap venue menembak dalam PON 2024 ini tiba-tiba ambrek dan hampir melukai orang-orang yang ada di bawahnya. Atap ini rubuh bukan karena enggak sengaja tertembak oleh atlet, namun memang karena konstruksinya kurang kuat.
Kejadian seperti ini tentu berbahaya apalagi jika sampai melukai penonton maupun atlet yang berada di dalamnya. Akibat kerjadian tersebut pertandingan menembak pun harus ditunda beberapa saat sampai venue bisa kembali dipakai.
5. Kontroversi wasit sepakbola
Salah satu yang paling menarik perhatian publik nasional adalah pertandingan sepakbola antara Sulawesi Tengah melawan Aceh dalam babak perempat final. Sulawesi tengah yang sudah unggul merasa dicurangi karena wasit yang memimpin laga tersebut terlihat berat sebelah dan seperti hendak memenangkan tim tuan rumah.
Puncaknya ada tiga pemain Sulawesi Tengah yang mendapat kartu merah. Tim Aceh pun mendapat dua kali tendangan penalti. Kegeraman pemain Sulteng akhirnya dicurahkan dengan menghajar wasit Eko Agus yang memimpin pertandingan. Sulteng ogah melanjutkan pertandingan dan memilih walk out meskipun skor pertandingan masih sama kuat.
6. Kontroversi wasit tinju
Selain di sepakbola, kontroversi mengenai wasit juga terjadi di cabor tinju. Saat itu pertandingan mempertemukan Lamung melawan Sumut. Semua penonton menyangka bahwa Lampunglah yang akan memenangkan pertandingan karena terlihat terus menyerang. Atlet Sumut pun terlihat kewalahan menghadapi atlet Lampung.
Namun sampai semua ronde selesai, wasit justru memenangkan atlet tuan rumah yang sejak awal pertandingan terlihat terus diserang. Hal ini sontak jadi perbincangan banyak orang di media sosial.
7. Makanan yang enggak sesuai standar
Selain soal venue dan wasit, yang menjadi sorotan dari PON 2024 adalah makanan yang enggak sesuai standar. Dengan bujet makanan yang mencapai Rp 50 ribu, para atlet mendapatkan makanan yang kurang layak. Bahkan beredar kabar kalau para atlet mendapat cemilan sebungkus santan.
Dengan bujet makan sebesar itu, para atlet, official dan wasit semestinya mendapat makanan yang lebih baik. Imbasnya, ada beberapa wasit yang memilih mogok makan ketimbang makan makanan dari yang diberikan oleh panitia.
Itu tadi sederet cerita miris dalam PON 2024. Kini PON Aceh-Sumut sudah berakhir, empat tahun lagi PON akan kembali digelar di NTT dan NTB. Semoga di PON ke 22 nanti, kejadian seperti yang kita temukan di PON Aceh-Sumut enggak terulang lagi.