Review Film We Live in Time (2024)

We Live in Time
Genre
  • drama
  • Romance
Actors
  • Andrew Garfield
  • Florence Pugh
Director
  • John Crowley
Release Date
  • 31 December 2024
Rating
3 / 5

*Spoiler Alert: Review film We Live in Time mengandung bocoran yang bisa saja mengganggu kamu yang belum nonton. 

Kalau kamu menginginkan rekomendasi film cinta yang heartwarming sekaligus menyediakan duka, We Live in Time bisa kamu pilih. Film produksi Studio Canal ini menampilkan kisah cinta Tobias (Andrew Garfield) dan Almut (Florence Pugh), bagaimana mereka membangun keluarga, serta menghadapi takdir yang mengancam keutuhan mereka di masa mendatang.

Penasaran dengan ulasannya? Yuk, simak!

Review Film We Live in Time (2024)

Sinopsis Film We Live in Time (2024)

Tobias dan Almut enggak sengaja bertemu saat mobil Almut enggak sengaja menabrak Tobias. Pada saat itu, Tobias sedang membeli pulpen buat menandatangani surat cerai dengan mantan istrinya. Tobias dan Almut sendiri punya latar belakang berbeda. Tobias adalah pegawai perusahaan sereal dan Almut adalah koki ambisius.

Perjalanan cinta mereka berjalan lancar, bahkan mereka menikah dan Almut hamil. Sayangnya, Almut didiagnosis dengan kanker, membuat kebahagiaan yang terbangun dihantui oleh ketidakpastian takdir di masa depan.

Lebih Filosofis dari Sekadar Cinta-Cintaan

Almut dan Tobias via Istimewa

We Live in Time bermaksud untuk menghadirkan lebih dari sekadar kisah cinta yang dibumbui dengan romantisme dan air mata. Sesuai dengan judulnya, We Live in Time ingin menyampaikan kalau cinta itu bukan sekadar tentang happily ever after, tetapi juga bagaimana kita menghidupi momen-momen yang sekarang kita lewati. Almut dan Tobias awalnya diliputi ketakutan, terlebih Tobias juga kerap membayangkan bagaimana anak perempuan mereka kelak hidup tanpa ibunya. 

Namun, mereka menyadari kalau ketakutan enggak akan mengubah apa-apa. Almut tetap terkena kanker dan enggak ada apa pun yang bisa mereka lakukan kecuali…menikmati masa kini saat Almut masih ada. Menghidupi setiap waktu yang lewat dengan kasih sayang, merajut mimpi, dan juga mempersiapkan anak mereka untuk ketiadaan Almut kelak.

Sajian Kisah Tentang Kehidupan yang Hangat

Aspek yang paling bisa dinikmati dari film ini adalah sinematografinya. Lighting yang lembut dengan dominasi warna pastel menciptakan tone yang romantis, lembut, dan penuh dengan intimacy. Kedekatan dan kasih sayang di antara keluarga kecil ini bisa dirasakan oleh penonton secara lebih personal berkat nuansa lembut yang diusungnya, serta penggunaan close-up shot pada momen-momen intim antara Almut dan Tobias. 

Tata artistik dari film ini juga layak untuk diacungi jempol. Tempat makan yang menjadi lokasi kencan pertama, restoran Almut, bahkan neighborhood tempat Almut dan Tobias tinggal juga punya kesan yang akrab. Selain sinematografi dan lighting, tentu hal itu juga dipengaruhi oleh pemilihan tempat dan juga penataan set yang memang sesuai dengan apa yang mau diceritakan. Set film seolah memang mendukung relasi antara karakter-karakter di dalamnya, karakter, dan bagaimana mereka berniat untuk menjalani kehidupan. Setting area pedesaan kecil

Almut dan Tobias, misalnya, diceritakan pindah ke daerah pedesaan yang tenang, dan hal ini secara enggak langsung memberikan fokus yang lebih baik kepada relasi mereka. Karena suasana rumah tempat mereka tinggal cenderung tenang, maka dialog-dialog mereka dan interaksi mereka pun terkesan lebih dalam dan juga menjadi pusat perhatian bagi penonton.

Akting yang Masih Luar Biasa

We Live in Time via Istimewa

Promosi bahwa film ini dibintangi dua nominator Oscar enggaklah berlebihan. Andrew Garfield (nominator Oscar 2022 untuk Aktor Terbaik) dan Florence Pugh (nominator Oscar 2019 untuk Aktris Pendukung Terbaik) memberikan performa yang menawan dalam We Live in Time. Chemistry keduanya terbangun sejak kuat bahkan semenjak pertama bertemu. Pandangan mata, bahan obrolan, hingga gestur tubuh mereka menunjukkan kalau mereka memang saling jatuh cinta dan cemas berpisah satu sama lain.

Bukan hal yang mudah memang menghidupkan sebuah kisah tentang “orang biasa” dan membuat karakter-karakternya jadi terasa penting buat penonton. Untungnya, di tangan Garfield dan Pugh, karakter orang-orang biasa ini jadi relate sama penonton. Garfield bisa menghidupkan karakter Tobias yang clumsy dan Almut yang ambisius. Momen saat mereka menerima kenyataan kalau ada kanker yang menghantui kehidupan Almut ditampilkan secara dramatis, tetapi enggak berlebihan. Alih-alih membuat film terasa seperti melodrama penuh air mata, akting yang natural membuat film ini menjadi karya yang hangat dan filosofis. 

Pembangunan karakter dan relationship di antara keduanya juga diramu dengan baik tanpa terasa berlebihan. Selain akting dan chemistry di antara kedua pemain, yang bisa membuat perjalanan cinta ini terasa natural adalah dialog-dialog yang pas dan enggak berlebihan. Pembicaraan di antara mereka mengalir layaknya orang pada umumnya, yang saling bertemu, lalu jatuh cinta karena menemukan kecocokan dalam berkomunikasi dan punya pandangan hidup yang sama.

Penggunaan Alur yang Unik

Pertemuan Almut dan Tobias via Istimewa

We Live in Time menggunakan alur campur alias maju mundur. Alur ini bisa membuat film terasa unik, tetapi juga membingungkan. Bagi penonton yang mungkin belum pernah membaca sinopsisnya, awalnya mungkin akan kebingungan dengan cerita yang disajikan karena timeline-nya acak. Namun, kalau sebelumnya kamu sudah menonton trailer-nya beberapa kali, atau sudah membaca sinopsisnya, mungkin alur ini enggak terlalu bikin pusing.

Penggunaan alur campuran ini bisa membantu untuk memahami konsep tentang “live in time“. Maksudnya, hidup itu kadang enggak perlu dipikirkan secara linear. Kita enggak harus selalu meninggalkan masa lalu dan memusingkan masa depan. Soalnya, yang terpenting adalah menikmati segala momen yang berharga dan menganggapnya sebagai bagian yang membentuk diri kita sampai kapan pun.

***

Lebih dari sekadar film romansa, We Live in Time memberikan inspirasi tentang bagaimana sebaiknya menghidupi kehidupan ini. Kamu sudah bisa menonton We Live in Time di bioskop kesayanganmu.

Stay Updated!
Tetap terhubung di media sosial supaya cepat dapat pembaruan.