Iko Uwais terus mengasah taringnya. Setelah bermain dalam The Night Comes for Us (2018), dia kembali terlibat dalam proyek internasional Netflix. Bedanya, kali ini Iko bermain dalam salah satu serial Netflix yang meramaikan Agustus ini, berjudul Wu Assassins. Serial aksi ini membuka musim pertamanya pada 8 Agustus 2019 dan berhasil mengundang komentar positif dari para penikmat film.
Tentunya, Iko tetap keren dengan penampilan bela dirinya. Uniknya, dalam serial Netflix ini, Iko menjadi cowok blasteran Tionghoa yang tinggal di New York dan kebetulan terlibat dalam jaringan Triad karena ayah angkatnya adalah ketua Triad di pecinan New York.
Tenang saja. Enggak kayak di film The Night Comes for Us, kali ini Iko enggak jadi antagonis. Sebagai Kai Jin, Iko malah enggak pengen mendapat bantuan secuil pun dari ayah angkatnya itu. Dia mau mandiri, jauh dari dunia gelap Triad. Uniknya lagi, dunia mafia di New York diliputi kekuatan supernatural.
Digarap oleh John Wirth dan Tony Krantz, Wu Assassins juga dibintangi oleh Byron Mann, Lewis Tan, Lawrence Kao, Celia Au, Li Jun Li, Tommy Flanagan, dan Katheryn Winnick. Kalau kalian suka film-film Iko Uwais sebelumnya, mulai dari The Raid (2011) sampai The Night Comes for Us, serial ini bisa jadi favorit kalian selanjutnya.
Dugaan ini pun bukan bualan karena KINCIR bakal menjabarkan alasannya sekarang. Langsung simak saja!
Iko Uwais Pamer Taring
Kalau biasanya kalian lihat Iko jago silat, serial ini membuktikan bahwa Iko benar-benar ahli bela diri karena dia bisa memeragakan berbagai gerakan kungfu yang rumit. Kalian mungkin kaget melihat Iko memasang kuda-kuda kayak Law-nya Tekken. Eits, kejutannya enggak cuma itu.
Iko berperan sebagai chef yang bermimpi membuka food truck-nya sendiri dan keliling dunia melayani banyak orang dengan masakannya. Jadi, kalian juga bakal lihat keahlian tangan Iko dalam memotong-motong bahan makanan dan masak! Keahlian tangan yang terampil itu bisa banget dilakukan oleh Iko yang memang pada dasarnya jago memainkan pisau.
Jadi, bisa dibilang Iko memang pamer taring banget dalam serial ini. Sebaliknya, serial ini pun tahu banget cara memanfaatkan keahlian Iko sebaik-baiknya. Mulai dari adegan memasak sampai perkelahiannya, enggak ada yang membosankan.
Konflik Besar yang Dikemas Praktis
Sebetulnya, Wu Assassins punya konflik besar yang enggak cuma berkutat di kawasan pecinan New York. Mitosnya, para Wu bakal membawa kehancuran dunia dan cuma Kai Jin yang bisa mencegahnya dengan membunuh kelima Wu. Namun, konflik besar itu bisa dikemas praktis sehingga latar yang di situ-situ saja (berkutat di area pecinan New York) enggak terlihat dipaksakan.
Kai Jin dikisahkan bertugas membunuh para Wu, orang-orang dengan lima kekuatan besar yang bisa menghancurkan dunia. Parahnya, mereka berada di tubuh organisasi mafia New York. Jadi, tanggung jawab ini tentu enggak mudah untuk dituntaskan.
Kai Jin, dengan mimpinya sebagai juru masak, sempat menolak beban itu. Melalui berbagai “pelatihan”, apalagi melihat ketakadilan yang ditimbulkan para Wu, Kai Jin mengakui statusnya dan menjalankan tugasnya dengan baik. Menariknya, sebagai pembunuh Wu, Kai Jin dilindungi oleh wajah seribu biksu serta memiliki keahlian dan kekuatan mereka.
Konflik justru muncul saat ada “chef botak” yang berhasil membantai kelompok Triad yang mengincar Kai Jin. Meski Kai Jin berstatus “dilindungi” karena dia adalah anak angkat Uncle Six, ketua Triad di New York, nyatanya dia cukup bisa cari masalah. Namun, chef botak yang membantai para anggota Triad bikin gempar dan enggak ada yang tahu bahwa sosok chef botak itu adalah Kai Jin.
Penggambaran Gelapnya Dunia Gangster
Bisa dibilang, serial ini cukup berhasil menggambarkan betapa gelapnya dunia para gangster, baik Triad maupun mafia. Kalian bakal lihat orang-orang yang terlibat dengan kedua organisasi ini bisa hancur sehancurnya, entah karena narkoba, utang, atau pun pembunuhan. Jadi, jangan heran kalau kalian bisa lihat orang-orang dengan mudahnya dibunuh di setiap episode, dengan senjata api atau kekuatan mistis.
Netflix pun memberikan rating 16+ buat serial ini. Artinya, remaja berusia di bawah 16 tahun enggak disarankan menonton. Wajar saja, soalnya serial ini eksplisit memperlihatkan kebrutalan di pecinan seakan itu adalah hal yang biasa.
Para karakter di dalamnya pun, bahkan yang sepuh, juga tampak sudah terbiasa dengan kebrutalan itu. Bahkan, di luar kawasan pecinan pun, serial ini tetap menyoroti isu ketergantungan terhadap alkohol, pelecehan perempuan, dan kerasnya dunia bawah tanah di New York pada umumnya.
Musuh Besar yang Enggak Terduga
Sampai pertengahan serial, kalian mungkin masih bakal mengira bahwa musuh terbesar yang bakal dihadapi Kai Jin adalah Uncle Six, pemimpin Triad New York yang juga merupakan Wu pemegang elemen api. Bahkan, konflik ayah dan anak bikin hal ini jadi semakin jelas dan meyakinkan. Namun, setelah itu, ternyata masih ada musuh besar lainnya yang menanti.
Uncle Six menginginkan kekuatan Wu untuk memperbaiki dunia Triad di New York sehingga membawanya ke kursi tertinggi dunia kriminal Triad New York. Namun, ada yang lebih berbahaya lagi. Musuh besar ini mau membawa kekuatan Wu ke dunia yang lebih luas, yang membuat perang antargangster jadi terkesan kayak tawuran biasa.
Soundtrack yang Asyik
Nah, dalam beberapa episode awal, selagi kalian mungkin merasa ngilu melihat perkelahian yang penuh darah, soundtrack asyik Wu Assassins bakal bikin kalian bergoyang. Bahkan lagu Blackpink saja bisa jadi backsound buat pertarungan “perkenalan” Kai Jin sebagai pembunuh Wu.
Lagu lainnya membuat suasana perkotaan New York dan dunia gangsternya terasa banget. Jadi, meski enggak kuat lihat adegan perkelahian berdarah, barangkali kalian bakal sedikit tertolong dengan soundtrack asyik di beberapa episode.
***
Kalau kalian belum sempat nonton Wu Assassins di Netflix, sekarang adalah saat yang tepat untuk mulai mengikuti musim pertamanya. Terlepas dari efek CGI yang masih tampak ala kadarnya, unsur mitologi yang berpadu dengan koreografi bela diri yang keren bikin serial ini layak masuk wishlist kalian.
Nah, bagi kalian yang sudah coba menonton, kasih komentar tentang Wu Assassins di kolom komentar, ya!