*Spoiler Alert: Artikel ini mengandung sedikit bocoran serial Snowpiercer episode 1 dan 2 yang bisa aja mengganggu buat kalian yang belum nonton.
Sebelum bikin Parasite (2019), Bong Joon-ho udah pernah kerja sama dengan Chris Evans buat bikin film fiksi ilmiah yang diadaptasi dari komik Prancis karya Jacques Lob dan Jean-Marc Rochette yang berjudul Snowpiercer pada 2013. Kini, 7 tahun setelahnya, Netflix merilis serial orisinal yang diadaptasi dari film dan komiknya. Tentunya, ada sentuhan khusus yang beda dari Netflix, yaitu ada unsur thriller yang enggak ada di film dan komiknya.
Snowpiercer masih mengisahkan Bumi yang kembali ke zaman es karena usaha para ilmuwan untuk mencegah pemanasan global. Namun, Mr. Wilford, seorang ilmuwan visioner, menciptakan kereta berkecepatan tinggi dengan 1.001 gerbong yang dapat membantu umat manusia bertahan dari kepunahan. Serial ini juga mengangkat isu perbedaan kelas dan permasalahan sosial lainnya yang muncul di dalam kereta bernama Snowpiercer.
Saat ini, kalian baru bisa nonton dua episode pertama Snowpiercer. Episode selanjutnya akan dirilis setiap minggunya. Nah, dari dua episode pertama ini, KINCIR bakal bahas ulasannya buat kalian.
Pemberontakan Menuju Persamaan Hak
Snowpiercer enggak berbasa-basi menyajikan ceritanya. Episode pertamanya disutradarai oleh James Hawes yang juga menyutradarai beberapa serial orisinal Netflix lainnya, seperti Black Mirror (untuk episode “Hated in the Nation” dan “Smithereens”) dan The Alienist (Episode 4 dan 5). Makanya, pace episode pertama ini cukup cepat dan mengalir, bikin kalian bisa memahami di permukaan tentang apa yang terjadi dalam Snowpiercer selama lebih dari 6 tahun keliling dunia.
Yap, latar waktunya dimulai 6 tahun setelah keberangkatan kereta. Umat manusia masih bertahan, tapi sebagian dari mereka enggak merasa lebih beruntung dari keluarga atau rekan-rekan mereka yang mati beku. Hidup di Snowpiercer sebagai penumpang gelap, para Tailie merasa kayak berada di neraka. Makanan mereka dijatah dan tanpa gizi, beda banget sama makanan penumpang Kelas 1 yang sehat atau makanan penumpang Kelas 3 yang minimal sama kayak yang bisa ditemukan di American Diner.
Makanya, pemberontakan di episode pertama cukup masuk akal meski kalian enggak melihat alasan kuat di baliknya selain berdasarkan dialog dan perlakukan kasar para petugas keamanan kereta. Pemberontakan ini bahkan enggak menunggu pertengahan episode.
Namun, pemberontakan ini bisa lebih masuk akal lagi kalau kalian diberi alasan buat melihat penderitaan yang dialami para Tailie selama 6 tahun bertahan hidup di gerbong terakhir tanpa pernah melihat sinar matahari. Unsur melankolis ini enggak cukup dimunculkan sehingga kalian enggak dikasih cukup kesempatan buat bersimpati sama penumpang di gerbong terakhir.
Bukan Cuma soal Kelas
Dalam Snowpiercer, sebagaimana kereta penumpang lainnya, ada tingkatan kelas untuk pemegang tiketnya. Penumpang Kelas Satu, kaum borjuis, berada di gerbong terdepan dengan kemewahan layaknya hotel bintang 5. Gerbong untuk penumpang Kelas Dua sejauh ini belum terlihat. Namun, gerbong penumpang Kelas 3 terlihat layaknya lingkungan masyarakat kelas menengah ke bawah. Persis kayak sistem kelas sosial di masyarakat.
Akan tetapi, Snowpiercer enggak cuma mengangkat isu kelas dalam kereta (masyarakat). Malah, Snowpiercer enggak berlama-lama membuktikan genre thriller-nya karena, baru beberapa menit dimulai, langsung ada kasus pembunuhan yang harus diungkapkan. Rasanya kayak nonton Murder on the Orient Express, ya. Namun, justru inilah yang membedakan serial ini dengan film dan komik yang diadaptasinya.
Permasalahan kelas tentu enggak bisa dilepaskan dari distopia yang mengharuskan umat manusia yang tersisa bertahan hidup dalam sebuah kereta dengan penumpang di gerbong terdepan adalah orang-orang kaya dan penting di dunia yang membeli tiket dengan harga mahal. Kalau ada si kaya, tentu ada si miskin. Namun, pembunuhan dalam kereta dan plot twist tentang identitas sebenarnya Mr. Wilford bakal bikin kalian bertahan sampai episode kedua.
Belum Jelas Arahnya
Dalam dua episode pertamanya, Snowpiercer masih belum jelas bakal menyajikan kalian konflik kelas atau malah jadi main detektif-detektifan. Soalnya, mencari pelaku pembunuhan di kereta itu satu hal, tapi ada juga hal lain kayak tukang daging yang menjual daging manusia. Jadi, ada kasus dalam kasus dan hal ini bikin fokus kalian melebar dari sekadar perjuangan kelas jadi aksi detektif memecahkan pembunuhan melawan waktu.
Ditambah lagi, yang diminta memecahkan kasus adalah Andre Layton (Daveed Diggs) yang jadi semacam pemimpin para Tailie. Di sisi ini, KINCIR enggak menyalahkan para Tailie kalau mengira Layton berkhianat dan enak-enakan keliling gerbong depan.
Belum lagi, kalian juga mungkin bakal bingung melihat bagian dalam keretanya yang ukurannya bisa berbeda-beda di beberapa tempat. Kalian bisa lihat gerbong sempit tempat para Tailie yang terlihat kayak gerbong kereta biasa. Namun, bahkan ada akuarium raksasa di dalam kereta dan bar yang luas.
Ada juga restoran penumpang Kelas Satu yang kayak hotel berbintang. Yah, mungkin memang gerbong di depan lebih besar daripada gerbang belakang atau mungkin juga ini kebocoran yang enggak dipikirkan. Entahlah, masih terlalu dini buat menyimpulkan.
Episode selanjutnya, ada kemungkinan Layton berhasil melakukan kontak dengan “teman” di gerbong depan yang sempat dia temui di episode kedua. Masih sedikit banget yang diketahui dari “teman” ini, tapi kayaknya dia bakal jadi kunci buat membantu Layton dan para Tailie menerobos sampai ke ruang mesin. Sebelum itu, kalian mungkin bakal nonton serial detektif dulu karena Layton masih harus memecahkan kasus pembunuhan dan misteri yang membalutnya.
***
Serial Snowpiercer saat ini udah bisa kalian saksikan di Netflix. Dari dua episode pertama ini, Snowpiercer cukup layak mengisi setiap minggu kalian. KINCIR bakal update terus informasi terkait Snowpiercer dan serial lainnya.
Demi menjaga kesehatan, kalian juga perlu gunakan masker ketika bepergian. Masker di bawah ini membuat penampilan kalian makin trendi. Langsung saja beli di sini, ya!