– Bagaimana fakta di balik serial The Queen’s Gambit yang tayang di Netflix hari ini?
– Bagaimana usaha para aktor yang membintanginya?
Tayang hari ini (23/10), limited series orisinal Netflix The Queen’s Gambit menghadirkan kisah Beth Harmon (Anya Taylor-Joy), gadis yatim-piatu yang jadi pemain catur. Dari catur, wanita jenius, dan obsesi, hingga seksisme, persahabatan, dan trauma masa kecil ada di serial ini.
Diadaptasi dari novel berjudul sama karya Walter Tevis pada 1983, The Queen’s Gambit bercerita tentang kisah pecatur wanita, Beth Harmon. Dari seorang gadis pendiam hingga jadi wanita ‘terobsesi’ dengan catur yang saat itu identik dengan permainan untuk pria. Dijuluki “Chess Prodigy”, Beth berambisi menjadi Grandmaster dan mengalahkan juara dunia catur dari Rusia.
Dalam enam episode, kita diperlihatkan perjalanan Beth yang berliku-liku, belum lagi ditambah kecanduannya terhadap alkohol. Ketika sang wanita yang berhasil mengalahkan banyak pria dalam bermain catur ini semakin populer, tantangan yang datang justru jadi semakin mengerikan.
Nah, sebelum kalian tonton serial garapan Scott Frank ini, yuk, simak fakta serial The Queen’s Gambit di bawah ini.
1. Mengangkat isu feminisme, stigma wanita jenius, dan pecandu alkohol
Berlatar tahun 1950-an, serial ini menggambarkan sisi lain dari masa-masa yang lekat dengan isu seksisme. Enggak hanya catur yang identik dengan permainan untuk pria, hampir segala halnya memang berpusat pada laki-laki. “Bahkan, hingga kini kita masih berjuang untuk mematahkan hal itu,” ujar Anya Taylor-Joy dalam wawancaranya bersama Observer.
Di tengah keadaan tersebut, karakter Beth hadir sebagai perempuan yang enggak peduli dengan itu semua. Dia enggak mengerti kenapa orang-orang mempermasalahkan gender dan apa hubungannya dengan ‘kemerdekaan’ seseorang.
Selain itu, serial ini juga mengangkat fenomena kecanduan alkohol dari sisi wanita. “Saya membaca buku tentang konstruksi alkoholisme dalam gender. Para pria banyak yang pecandu alkohol, tetapi mereka jenius. Sementara itu, pecandu alkohol wanita enggak pernah dibicarakan,” jelas aktris yang terkenal melalui perannya dalam The VVitch (2015) tersebut.
“Saya senang adiksi Beth terhadap alkohol di sini menunjukkan bahwa itu adalah masalah untuk semua orang. Bukannya karena kamu laki-laki maka kamu keren kalau kecanduan alkohol. Ini masih menjadi masalah,” ungkap aktris berusia 24 tahun tersebut.
2. Para pemain enggak bisa main catur sebelumnya
Berperan sebagai pemain catur jenius, ternyata Anya Taylor-Joy awalnya sama sekali enggak bisa main catur. “Saya enggak bisa main catur sebelum ini, tapi, saya sangat bersyukur bisa mendapat pengetahuan tentang catur dari orang-orang yang dipuji sebagai ‘dewa catur’ ini,” cerita Taylor-Joy.
Selain Anya Taylor-Joy, Thomas Brodie-Sangster dan Harry Melling yang jadi lawan catur Beth ini ternyata juga enggak bisa sama sekali bermain catur. Mereka mengandalkan memori sepenuhnya untuk bermain catur depan kamera.
“Kami diajari orang-orang yang jago catur, tetapi saya bilang ‘tunjukkan saja urutan langkah gerakannya’. Dan itu yang saya lakukan, menghafal urutan langkah sambil terlihat meyakinkan di depan kamera,” cerita Brodie-Sangster. “Ya, semuanya hanya pura-pura,” tambah Harry Melling.
3. Anya Taylor-Joy dianggap tepat memerankan Beth Harmon
Mendapat julukan “Queen of Horror” setelah sukses membintangi The VVitch, Anya Taylor-Joy terus mendapat pujian karena bakat aktingnya yang memukau. Di limited series terbarunya ini, Taylor-Joy kembali mendapat pujian dari sang produser, William Horberg.
“Kami butuh seseorang dengan wajah menarik karena begitu banyak cerita yang dibawa oleh momen sinematik non-verbal,” jelas Horberg.
Bagi sang produser, karena Taylor-Joy memiliki mata yang memikat, bikin penonton tak bisa mengalihkan pandangan darinya. Beth merupakan karakter yang kompleks, dan itu bisa dibawakan oleh Taylor-Joy dengan baik.
4. Karakter Beth yang bikin jatuh cinta
Digambarkan sebagai pemain catur wanita yang jenius, karakter Beth berhasil menunjukkan bagaimana seharusnya kesetaraan gender. “Beth beruntung karena hidup di luar anggapan ‘wanita era 1950-an, hanya ini yang kamu boleh inginkan.’ Beth berani soal apa yang dia mau,” jelas Taylor-Joy.
Keberanian bersuara dan bertindak dari sosok Beth tersebut yang membuat Taylor-Joy sangat menyukai karakternya. “Menurut saya, ini pesan menarik yang bisa disampaikan. Gender tidak mendikte langkah apa yang bisa kamu ambil dan apa yang bisa kamu lakukan,” ujar bintang The New Mutants ini.
5. Catur dianggap permainan yang seksi dan keren
Catur terkenal sebagai board game jadul yang dimainkan oleh para ‘kutu buku’ karena memang butuh konsentrasi dan keahlian tertentu untuk memainkannya. Di zaman digital ketika semua orang sibuk bermain game mobile/PC/konsol, catur pun enggak lagi banyak dimainkan.
Berbeda dari yang lain, menurut Taylor-Joy, catur sama sekali enggak jadul atau nerd seperti itu. “Secara pribadi, saya menganggap catur itu sangat keren. Ini adalah sebuah permainan di mana orang-orang rela dedikasikan, rela bekerja keras, dan tetap bersemangat. Menurutku, itu sangat seksi dan keren,” ujar sang aktris.
***
Itulah sejumlah fakta serial The Queen’s Gambit. Apakah kalian sudah menontonnya? Kalau belum, yuk, segera saksikan kisah Beth si jenius catur ini mulai 23 Agustus 2020!