Serial-serial Hollywood pada dekade 1960-an masih berwarna hitam putih. Visual efek dan pengambilan gambar juga dilakukan seadanya. Maklum, pada masa itu, teknologi produksi film seperti kamera, belum secanggih sekarang. Bahkan, kamera ponsel lo saat ini masih lebih bagus daripada kamera untuk syuting film pada masa itu.
Namun, bukan berarti serial-serial dekade 1960-an enggak layak tonton. Saking fenomenalnya, beberapa serial yang masih banyak dibicarakan sampai sekarang. Hebatnya, rating serial-serial tersebut di situs IMDb bisa menandingi serial zaman sekarang yang jelas dibuat dengan canggihnya peralatan syuting. Nah, lo mau tahu bagaimana penampilan sineas seumuran kakek-nenek lo?
Seberapa berkualitas, sih, tontonan orang-orang yang sekarang lo panggil eyang? Well, kita simak aja, yuk!
1. The Twilight Zone (1959—1964)
Ide dari serial yang satu ini bener-bener melampaui zaman. Bahkan, frasa "mind-blowing" pun enggak cukup buat menggambarkan serial garapan Rod Serling ini. Konsep dari serial ini adalah antologi, layaknya Black Mirror. Sama-sama mengusung tema komedi gelap dan berakhir tragis. Bedanya, Black Mirror berfokus pada psikologi manusia modern saat mereka hidup berdampingan dengan teknologi. Sedangkan, The Twilight Zone bercerita tentang kegelisahan eksistensial manusia dan cara memandang kehidupan serta kematian.
Contohnya, episode "A Stop at Willoughby", menceritakan seorang cowok yang hidupnya menjemukan. Dia seorang komuter dan memiliki komunikasi buruk dengan istrinya. Pada suatu saat dia bermimpi turun dari kereta ke sebuah tempat bernama Willoughby yang nyaman nan menyenangkan. Dia selalu kebayang-bayang dengan tempat tersebut. Sayangnya, kereta yang ditumpanginya enggak berhenti di sana. Suatu hari, dia bisa berhenti di Willoughby dan disambut banyak orang.
Usut punya usut, Willoughby adalah kompleks pemakaman. Hari pas dia turun di Willoughby, itulah hari pas dia lompat dari kereta saking depresinya. Mind-blowing, ‘kan? Enggak mengherankan dapet rating 8,7 di IMDb. Episode lainnya juga luar biasa, bisa dibilang mind-blowing abis!
2. The Andy Griffith Show (1960—1968)
Buat yang pengen lihat selera humor sineas era 1960-an, lo bisa nonton The Andy Griffith Show. Dibintangi Andy Griffith, serial ini menceritakan seorang sherrif bernama Andy Taylor, duda di kota membosankan bernama Mayberry, North Carolina. Deputi alias bosnya adalah sepupunya sendiri yang nyebelin sekaligus menyenangkan. Saking ngeboseninnya, sampai enggak ada kejahatan yang bisa ditangani Andy.
Uniknya, dari total 249 episode, 159 episodenya hitam putih dan 90 episodenya berwarna. Hal ini enggak terlepas dari kemajuan teknologi dalam dunia pertelevisian. Meskipun begitu, humor-humornya tetap asyik dan segar. Enggak heran kalau rating-nya mencapai 8,3 di IMDb.
3. I Dream of Jeannie (1965—1970)
Lewat gambar di atas, apakah lo ingat dengan salah satu serial Indonesia? Yap, generasi 1990-an mungkin bakal teringat dengan Jinny Oh Jinny. Memang, keduanya punya tema cerita yang hampir sama: seorang jin cantik berusia 2.000 tahun yang ditemukan oleh astronaut ganteng bernama Tony Nelson dalam sebuah misi di luar angkasa. Seiring berjalannya waktu, mereka saling jatuh cinta.
Menariknya, serial ini enggak hanya lucu, tapi juga romantis dan bikin perasaan penonton jadi senang sekaligus baper. Skornya di IMDb pun mencapai 7,5. Ceritanya yang sederhana juga bikin serial ini masih nyambung dengan saat ini.
4. Mission: Impossible (1966—1973)
Kisah Mission: Impossible memang panjang umur! Pasalnya, hingga kini waralaba Mission: Impossible masih laku. Saat ini, Mission: Impossible terkenal sebagai film dengan peralatan canggih yang bikin ngiler. Sedangkan, pada dekade 1960-an Mission: Impossible dikenal sebagai serial reguler penuh trik yang enggak kalah seru.
Masih bercerita tentang lembaga mata-mata Impossible Mission Force (IMF), lo bakal disuguhi adegan-adegan menantang dari para mata-mata yang brilian. Berbeda dengan serial Mission Impossible (1996) dan film-filmnya yang identik dengan Ethan Hunt. Namun, keseruannya tetep sama. Bahkan, rating-nya di IMDb enggak kalah dengan film layar lebarnya, yakni 8.
5. The Avengers (1961—1969)
Serial The Avengers ini sama sekali enggak ada hubungannya dengan pahlawan-pahlawan Marvel. Kisah The Avengers dekade 1960-an ini bercerita tentang Jonathan Steel, seorang agen mata-mata Inggris yang kelihaiannya menyamai James Bond. Dia enggak bekerja sendirian, melainkan didampingi oleh seorang cewek cantik nan cerdas bernama Emma Steel. Saking menariknya, meskipun dia udah bekerja keras sebagai mata-mata, penampilannya selalu terlihat rapi.
Menariknya, serial ini mencampurkan unsur fiksi ilmiah dan parodi yang bikin serial ini makin hidup. Bisa dibilang, serial ini selalu diingat. Saking fenomenalnya, pada 1998 dibuat versi remake-nya dalam bentuk film berjudul yang sama. Skor serial ini di IMDb pun cukup fantastis, yakni 8,4.
***
Keseruan sebuah serial rupanya enggak bergantung pada canggihnya teknologi. Buktinya, serial-serial dekade 1960-an ini pun sama serunya kayak serial zaman sekarang. Bahkan, secara kualitas, bisa melampaui. Kalau enggak percaya, lo bisa tonton dan bernostalgia bareng orangtua dan kakek-nenek lo!