Serial Arcane memang masih hangat menjadi perbincangan para penggemar film dan gamers seantero dunia maya. Di IMDb, ratingnya mencapai 9,4. Sementara itu, di FlixPatrol, ia tercatat dapat menggulingkan posisi Squid Game.
Poinnya sedikit mengungguli serial thriller dari Korea Selatan tersebut, dan itu adalah hal yang cukup mencengangkan. Seperti yang kita tahu, bagaimana dunia maya memperbincangkan Squid Game selama berminggu-minggu.
Kemunculan serial Arcane awalnya memang bikin skeptis banyak orang. Terutama, penggemar film yang udah sering di-PHP dan trauma sama film-film yang diangkat dari game. Sejarah kerap membuktikan kalau film-film yang diangkat dari gim biasanya mengusung plot yang kacau, kisah dangkal, dan aksi yang enggak pernah sebaik versi gim-nya.
Namun, Arcane rupanya memecahkan keyakinan itu! Kendati membawa nama besar League of Legends, gim MOBA dengan lebih dari 150 juta pengguna aktif per bulan, tetapi Arcane keren dengan caranya sendiri. Arcane punya banyak hal untuk ditawarkan kepada penonton, termasuk mereka yang sama sekali belum pernah bermain League of Legends.
Lantas gimana nih, kalau saya enggak tahu League of Legends sama sekali?
Kamu yang enggak pernah main League of Legends enggak perlu ragu buat memulai nonton Arcane. Walaupun diangkat dari gim, tetapi serial ini tetap bakal bisa dinikmati sama non-gamers, lho! Sedikit catatan, saya yang tidak main LoL juga menikmatinya. Enggak percaya? Ini dia beberapa alasan kenapa kamu layak meluangkan waktu buat Arcane.
1. Formula cerita yang familier dengan si hobi nonton
Arcane berfokus pada cerita Vi dan Powder, dua kakak-beradik yang tinggal di Zaun, kota bagi si miskin. Sementara itu, di sudut lain, terdapat Piltover, kota bagi si kaya, tempat di mana pengetahuan, kemakmuran, dan peraturan bersumber. Para rakyat Zaun hidup dalam chaos, kriminalitas, kecemburuan sosial, dan keinginan untuk memberontak. Sementara itu, kota Piltover terlihat lebih tertata dengan masyarakat yang terdidik.
Formula ini sebetulnya udah cukup sering dipakai di berbagai film. Contohnya, seperti The Hunger Games, Snowpiercer, dan juga Elysium. Namun, formula ini enggak pernah basi dalam menciptakan empati di hati penonton. Penonton bakal selalu berempati sama jurang sosial dan cenderung attached sama tokoh utama yang enggak beruntung.
Tanpa ba-bi-bu, Arcane langsung mengawali kisah dengan kesenjangan itu. Kita bakal langsung bisa merasakan betapa enggak enaknya jadi warga Zaun, betapa gelapnya hidup Vi, Powder, dan teman-temannya; Mylo serta Clogg –dan enggak lupa Vander–, mantan pejuang pemberontakan yang gagal.
2. Kisah yang kompleks dan kaya
Kaya! Itulah yang bisa lo dapatkan dari Arcane. Meskipun diawali dengan formula perlawanan kelas yang banal, tetapi lama-kelamaan bakal terasa kalau kisahnya memang “beda”. Arcane enggak sekadar tentang perlawanan kaum papa aja. Arcane adalah serial yang penuh dengan berbagai isu. Misalnya, tetang politik, kriminalitas, pemenuhan kebutuhan, bahkan krisis identitas.
Semakin menuju akhir, kamu pun akan semakin menyadari bahwa Arcane rupanya bukan sekadar menjawab pertanyaan: apakah usaha Vi dan Powder berhasil? Pertanyaan itu pun pada akhirnya menguap seiring dengan perkembangan karakternya masing-masing.
3. Para tokoh abu-abu yang bikin penasaran
Awalnya, siapa jagoan kamu dalam Arcane? Apakah Vi, Powder, Mylo, dan Clogg? Atau Vander? Awalnya kamu akan memihak tokoh-tokoh tertentu dan membenci tokoh lainnya. Namun, lama-kelamaan, kamu bakal menyadari bahwa beberapa tokoh enggak perlu disukai terlalu berlebihan.
Memang, sih, ada tokoh-tokoh antagonis yang lebih punya tujuan jahat dan merusak. Namun, Vi sendiri enggak dapat sepenuhnya dibenarkan. Bahkan, bisa dibilang Vi-lah yang membuat Powder betul-betul melupakan identitas dirinya di masa depan, dan membuka “sisi gelap” dari Powder karena kesalahan yang ia anggap kecil.
Agak fatal tuh! Soalnya, kekecewaan Powder ini membuat ikatan darah enggak dapat mengobati rasa sakit hatinya, mengubahnya menjadi sesosok orang yang betul-betul berbeda.
Jadi, siapa hero di dalam kisah ini? Enggak semudah itu dijabarkan. Mungkin, kamu sendiri yang harus memutuskan siapa yang kamu anggap sebagai hero.
4. Cerita, tokoh, dan kota yang tumbuh
Bagaimana plot enggak cuma sekadar menjadi tempelan, tetapi juga membawa dua kota ini, karakter, dan masalah-masalah untuk tumbuh seiring dengan bergantinya episode patut buat diapresiasi. Semakin lama, Arcane memang semakin dark. Kisahnya semakin kompleks, kepribadian tokoh-tokoh berkembang, begitu pula cara pandang mereka terhadap hidup.
Salah satu yang kelihatan jelas adalah Powder. Di awal-awal episode, kita hanya melihat Powder sebagai sosok gadis yang payah, enggak dapat diandalkan, dan hidup di dalam bayang-bayang sang kakak. Namun, satu peristiwa yang mengecewakan dari sang kakak membuat Powder bisa berubah 180 derajat. Perubahannya itu drastis, tetapi realistis. Dan, di akhir cerita, Powder-lah yang nantinya bakal memberikan kejutan besar.
5. Grafis yang begitu cantik
Menonton Arcane membuatmu seperti sedang berlaga di dalam gim yang imersif. Serunya, kamu enggak perlu susah payah main gim! Kamu hanya perlu duduk dan mengikuti ke mana kisah akan membawa kamu. Grafisnya sungguh cantik, penggambaran kota-kota yang begitu dramatis, dan tentu saja animasinya unik.
Sekilas, orang-orang bakal bilang kalau Arcane adalah animasi 3D. Namun, menurut Barthelemy Maunoury, direktur animasi Fortiche untuk film ini, Arcane enggak sepenuhnya 3D. Permodelan latar dan karakter enggak menggunakan tiga dimensi.
Dilansir dari Mashable, latar belakang dunia distopia ini dilukis dengan tangan secara digital. Sementara itu, karakternya dibuat bertekstur. Maka, Arcane terlihat seperti lukisan yang timbul. Cantik, karena chaos-nya terasa. Ledakan-ledakannya dibuat seolah muncul dari layar, tetapi dengan warna yang cantik.
***
Jika kamu enggak punya banyak waktu untuk menikmati dunia League of Legends yang kaya dan penuh tantangan, kamu bisa menonton Arcane untuk mendapatkan sensasi serupa.
Rating tinggi dan score yang mengalahkan Squid Game memang enggak berlebihan, karena serial Arcane layak mendapatkannya! Ada 9 episode yang bisa kamu nikmati di Netflix. Sudah coba nonton? Share pengalaman kamu di kolom komentar ya!