Review The Rings of Power Episode 2: Petualangan Semakin Gelap

Review The Rings of Power Episode 2: Petualangan Semakin Gelap
Genre
  • drama
  • fantasi
Actors
  • Morfydd Clark
  • Robert Aramayo
Director
  • Juan Antonio Bayona
Release Date
  • 01 September 2022
Rating
3.5 / 5

Langsung merilis dua episode, The Rings of Power bisa menjadi tontonan yang membekas sekaligus memuaskan bagi penggemar dan mungkin bagi penonton awam. Namun, seperti yang terlihat dalam platform kritik seperti IMDb, The Rings of Power episode 1 sangat mengecewakan.

Alih-alih membuat penggemar bernostalgia, serial yang satu ini justru menghancurkan ekspektasi. Penggalian kisah yang kurang dalam dan plot yang kurang kuat jadi penyebab.

Sinopsis The Rings of Power Episode 2: 

Galadriel Memulai Petualangan dan Lord Elrond Berdiplomasi

Pada episode 2, penonton berharap bahwa cerita sudah mulai jelas. Jika dibandingkan dengan episode 1, episode 2 lebih menyenangkan secara visual karena menampilkan Khazad-Dum yang megah.

Jauh di bawah tanah, kerajaan dan pertambangan kurcaci berdiri dengan gagahnya. Keindahan Khazad-Dum yang hangat ini betul-betul membuat kita ingin mampir.

Cerita masih terbagi ke beberapa bagian: Kisah Galadriel, Kisah Arrondir, Kisah Hobbit Brandyfoot, dan tentu saja kisah Lord Elrond. Kisah Galadriel lagi-lagi bikin sebel karena setelah memutuskan untuk lompat ke laut.

Ia kemudian ditemukan sekelompok penyintas dari selatan di perahu, kemudian timbul percikan kemarahan dari para manusia ini karena Galadriel adalah elf. Sifat xenofobia manusia-manusia ini ditampilkan dengan menyebalkan, seperti prosesi gojlokan senior saat SMA.

Kemudian, adanya monster laut membuat para penyintas itu meregang nyawa, kecuali Halbrand, pria yang kelihatannya menyimpan banyak rahasia dari Galadriel. Obrolan mereka lagi-lagi kering, kurang variatif, dan penuh nuansa labil.

Dari segi Lord Elrond, keadaan lebih baik, karena diplomasinya dengan Durin IV berjalan alot, tetapi wajar. Kebencian Durin IV dan kurcaci pada Elf ditampilkan enggak berlebihan. Keasyikan ini ditambah dengan adanya ritus sigin-tarag alias tantangan kepada raja kurcaci untuk memecahkan batu.

Jika Lord Elrond kalah, maka ia tidak diperbolehkan masuk ke kerajaan kurcaci lagi. Namun sebaliknya, jika Durin IV kalah, maka Lord Elrond boleh mendapatkan keinginannya.

Walaupun kalah, Lord Elrond memiliki trik hingga Durin IV luluh dan mengaku bahwa ia sebal kepada Elrond. yang enggak menghargai waktu dan momen yang terlewat, misalnya seperti pernikahannya.

Ini dialog yang asyik, karena menggambarkan bahwa waktu adalah hal yang dipandang berbeda oleh kaum lain jika dibandingkan dengan Elf yang abadi. Bagi kaum non-abadi seperti kurcaci, hobbit, dan manusia, momen-momen pantas dirayakan dan diresapi karena usia mereka terbatas.

Namun bagi Elf di Valinor, waktu enggak terbatas sehingga rasanya beberapa momen menjadi kurang berharga. Semua hal yang dilewati Elrond di Khazad-Dum menyenangkan dan ditutup dengan baik. Durin IV dan sang ayah rupanya menyembunyikan sebuah hal, sehingga mereka merasa takut saat Elrond datang.

Perjalanan kaum Hobbit yang masih membosankan

Stay Updated!
Tetap terhubung di media sosial supaya cepat dapat pembaruan.