*Spoiler Alert: Artikel ini mengandung bocoran cerita serial What If? episode 1 yang bisa saja mengganggu kalian yang belum nonton.
Setelah dihibur oleh Loki pada Juni lalu, penggemar MCU kembali bakal disajikan dengan serial terbaru Marvel pada Agustus 2021 ini, yaitu What If? Serial yang mulai tayang pada 11 Agustus ini pun memiliki format animasi dan menampilkan semesta alternatif di MCU dan dinarasikan oleh Uatu alias The Watcher (Jeffrey Wright). Serial ini pun kabarnya berstatus canon alias berkaitan dengan kelanjutan MCU.
Pada episode pertamanya ini, kita disajikan dengan semesta alternatif di mana sosok yang menjadi subjek percobaan proyek Super Soldier adalah Peggy Carter, bukan Steve Rogers. Hal ini tentunya bikin sejumlah hal yang ada di semesta itu berbeda dengan di MCU, atau lebih tepatnya di film Captain America: The First Avenger (2011).
Dalam episode pertama serial What If? ini, kita pun diperlihatkan dengan aksi Peggy Carter sebagai Captain Carter dalam memberantas Hydra di Perang Dunia II. Tak cuma itu, kita juga ditampilkan dengan sosok Steve Rogers yang menggunakan teknologi canggih buatan Howard Stark serta berbagai macam konflik baru lainnya.
Penasaran bagaimana keseruan episode pertama serial What If? Langsung saja kalian simak review KINCIR di bawah ini!
Nexus Event yang Bikin Peggy Carter Jadi Super Soldier
Kalau kalian nonton serial Loki, pasti tahu bahwa multiverse atau semesta alternatif tercipta akibat Nexus Event atau sebuah kejadian yang seharusnya tak terjadi di Sacred Timeline. Nah, konsep ini pun turut diangkat dalam serial What If?, di mana ada sebuah fenomena yang seharusnya tak terjadi di film Captain America: The First Avenger.
Dalam semesta aslinya, tepat sebelum Steve Rogers masuk ke kapsul yang membuatnya mendapat kekuatan Super Soldier, Peggy Carter diminta untuk pergi dan menyaksikan prosesnya dari lantai dua. Namun, di serial ini, Peggy menolak untuk pergi dari tempat itu yang kemudian menjadi Nexus Event yang menciptakan semesta alternatif.
Meski tindakan Peggy terbilang simpel, dampaknya terhadap semesta itu terbilang cukup besar. Sebab, dengan Peggy menolak untuk menyaksikan dari lantai dua, seluruh tamu undangan juga ikut turun dan menonton proses itu dari dekat. Tamu undangan itu pun termasuk mata-mata Hydra yang dalam versi filmnya menembak Abraham Erskine dan mencuri serum Super Soldier setelah eksperimen itu selesai.
Namun, akibat Nexus Event Peggy tersebut, sang mata-mata Hydra justru mencuri serum Super Soldier sebelum eksperimennya dimulai dan menembak sejumlah orang, termasuk Steve Rogers. Di kondisi ini, kapsul yang sudah dinyalakan pun akan sia-sia seandainya tak ada orang yang jadi subjek eksperimen. Hasilnya, Peggy pun menggantikan Steve untuk jadi subjek percobaan yang kemudian membuatnya jadi Super Sodlier.
Isu Kesetaraan Gender yang Dihadapi Peggy Carter
Dalam versi filmnya, Steve Rogers bisa dibilang enggak langsung memenuhi fungsinya sebagai program Super Soldier milik tentara Amerika Serikat yang diciptakan untuk melawan Hydra. Sebab, dia hanya dijadikan subjek eksperimen lagi oleh pemerintah yang mengambil darahnya buat menciptakan lebih banyak Super Sodlier. Bahkan, dia sempat jadi alat propaganda dulu sebelum akhirnya beraksi sebagai superhero.
Masalah yang sama pun turut dialami oleh Peggy Carter di serial What If? Namun, masalah yang dihadapi oleh Peggy hingga bisa beraksi sebagai superhero lebih berkaitan dengan isu kesetaraan gender. Hal ini pun sudah bisa dilihat ketika salah satu orang pemerintah sempat melarang Peggy saat hendak masuk ke kapsul Super Soldier hanya karena dia cewek.
Lalu, ketika Peggy sudah menjadi Super Soldier pun orang pemerintah tersebut tetap enggak menganggap Peggy sebagai sosok yang istimewa atau seorang prajurit sekalipun. Hal ini karena pada era Perang Dunia II hampir enggak ada tentara wanita serta bisa dibilang belum ada kesetaraan gender sehingga kaum wanita selalu dianggap lemah.
Beruntungnya, Peggy Carter mendapatkan dukungan dari Howard Stark yang kemudian memberikannya tameng vibranuim serta kostum untuk bertarung. Sejak itulah, Peggy akhirnya bisa membuktikan ke seluruh orang bahwa dia tetap bisa menjadi pahlawan perang meski seorang wanita.
Steve Rogers yang Menggunakan Armor Hydra Stomper
Seperti yang sudah dibahas pada poin sebelumnya, dalam serial What If? Steve Rogers dikisahkan batal menjadi Super Soldier karena tertembak sebelum eksperimennya berlangsung. Tak cuma itu, Steve Rogers juga mengalami sedikit kelumpuhan akibat lukanya tersebut. Kejadian ini tentunya membuat peluang Steve Rogers untuk ikut serta di Perang Dunia II menjadi semakin kecil.
Namun, pada akhirnya Steve bisa beraksi berdampingan dengan Captain Carter di medan perang melawan Hydra. Hal ini terjadi karena Steve memakai armor Hydra Stomper yang diciptakan oleh Howard Stark dan ditenagai Tesseract. Meski dibuat di era yang belum modern, armor itu sudah terbilang canggih dan memiliki daya serang dahsyat yang tentunya sangat cukup buat mengalahkan Hydra.
Red Skull yang Kurang Terasa Mengancam
Meski berlatar di semesta alternatif, alur dari episode pertama serial What If? bisa dibilang cukup sama dengan Captain America: The First Avenger. Hanya saja, versi semesta alternatif yang ada di serial ini kalau bisa dibilang sangat minim keberadaan sosok villain. Bahkan, Red Skull yang pada filmnya menjadi villain utamanya justru terkesan hanya sekadar jadi cameo saja dalam versi serial What If? ini.
Kalau bisa dibilang, episode pertamanya ini memang benar-benar hanya berfokus pada arc Peggy Carter sebagai superhero sehingga tak terlalu mementingkan keberadaan villain-nya. Atau mungkin masalah durasi yang menjadi penyebab mengapa keberadaan villain seperti Red Skull menjadi kurang tereksplor.
Meski begitu, rasanya tetap kurang tepat membuat sesosok supervillain seperti Red Skull seolah kehilangan aura mengancamnya di serial ini. Apalagi, di bagian akhir episodenya Red Skull tewas dengan cara yang terbilang cukup konyol karena tak ada perlawanan sama sekali ketika sejumlah tentakel dari alien raksasa keluar dari Tesseract.
Peggy Carter yang Terdampar di Masa Depan
Pada akhir episodenya, Captain Carter dikisahkan bertarung melawan sesosok alien raksasa yang mengeluarkan tentakelnya dari Tesseract. Supaya wujud utuh alien itu tak keluar ke dunianya, Peggy pun mendorong masuk alien itu ke dalam Tesseract yang turut membuatnya terbawa masuk. Hal ini bisa dibilang mirip dengan pengorbanan Steve Rogers yang menenggelamkan pesawatnya di versi filmnya.
Beberapa saat kemudian, kita pun diperlihatkan dengan adegan di mana Peggy Carter akhirnya bisa keluar lagi dari Tesseract. Namun, sosok yang dia temui saat itu bukanlah Steve Rogers dan Howard Stark, melainkan Nick Fury serta Clint Barton alias Hawkeye. Hal ini pun menandakan bahwa Peggy telah terkurung di Tesseract selama 70 tahun lebih dan baru keluar saat Fury melakukan eksperimen pada Tesseract.
Ending dari episode ini pun terbilang menggantung untuk sebuah serial antologi atau yang kisahnya tak berkaitan tiap episodenya. Meski begitu, produser eksekutif dari serial ini sempat mengungkap bahwa Captain Carter akan jadi salah satu karakter yang bakal kembali di season What If? selanjutnya. Jadi, kemungkinan kisah dari Captain Carter masih akan tetap berlanjut.
***
Nah, itulah ulasan KINCIR terkait serial What If? episode pertama. Sambil menunggu episode terbarunya tayang pada pekan depan, yuk, tuliskan pendapat kalian terkait episode kelimanya pada kolom komentar di bawah!