Review Serial The Rings of Power Episode 1 dan 2: Kekuatan Hitam Itu Mulai Bangkit

Review The Rings of Power Episode 1: Kekuatan Hitam Itu Mulai Bangkit
Genre
  • Fantasy
Actors
  • Morfydd Clark
  • Robert Aramayo
Director
  • J.D. Payne
  • Patrick McKay
Release Date
  • 02 September 2022
Rating
3.5 / 5

Mengeluarkan bujet hingga $465 juta hanya untuk opening saja, Amazon menjadikan The Rings of Power, serial yang dijadikan prekuel The Hobbit dan The Lord of the Rings sebagai anak emas. Iklannya ada di mana-mana. Banner film ini juga menjadi banner utama Amazon di aplikasinya. Bahkan, di beberapa gerbong MRT Jakarta, berjejer stiker promosi The Rings of Power. 

Amazon berani bertaruh dengan The Rings of Power karena penggemar dari dunia The Lord of the Rings ada begitu banyak, tersebar di seluruh dunia. Komunitas penggemarnya tersebar di seluruh dunia dan merupakan salah satu yang tertua. Namun, apakah opening dari serial ini menjanjikan? Mari kita simak ulasan dari Kincir berikut ini.

Sinopsis:

The Rings of Power mengambil latar waktu ribuan tahun sebelum kejadian The Hobbit. Melkor telah dikalahkan, tetapi sebetulnya kekuatan jahatnya masih ada. Sauron, pelayan setianya, siap untuk memporakporandakan dunia. Hanya saja, cuma segelintir orang yang merasakannya, termasuk Galadriel. 

Kekuatan Hitam yang Diam-Diam Masih Ada

Serial ini dibuka dengan Galadriel yang bercerita tentang sedikit kehidupannya yang damai sebelum cahaya di Valinor mati oleh adanya Melkor dan Ungoliant. Usai kematian sang kakak yang ikut bertarung dalam perang, ia merasa bahwa kekuatan jahat itu masih ada. Maka, ia enggak mau ikut kembali ke Valinor.

Opening juga menyorot tokoh lain, Elrond (Lord Elrond), yang mencoba membuat kesepakatan dengan Durin IV, pangeran kurcaci dari Khazad-Dum. Ada pula hobbit perempuan bernama Nori Brandyfoot yang mulai mencurigai adanya hal aneh lewat orang asing. Kemudian, ada pula kisah bak Beren-Luthien –cinta antara Elf dan Manusia– dari Arondir, seorang Elf, dan Bronwyn, peramu obat dan perawat hewan.

Tanda-tanda kebangkitan kekuatan hitam dimunculkan dengan simbol-simbol yang berbeda. Misalnya, lewat serangan Orc, orang misterius, dan sebagainya.

Dilihat dari bagaimana Melkor menghancurkan dunia, sisa-sisa kejahatannya bahkan pelayan setianya enggak dapat diremehkan. Namun, hubungan elf-manusia-kurcaci yang enggak rekat-rekat amat, bahkan penuh dengan stereotip, membuat mereka sepertinya enggak terlalu siap untuk menghadapi kebangkitan kekuatan jahat baru ini. Terbukti dari bagaimana beberapa pihak merasa malas untuk mengakui bahwa kekuatan jahat itu ada (denial), hanya karena mereka sudah enggan berperan dan saling bekerja sama.

Berbagai Komentar Penonton 

Pada hari pertama dan hari berikutnya saat serial dirilis, berbagai komentar negatif muncul di platform user IMDb. Komentar negatif itu bukan terjadi karena sinematografi atau akting. Menurut mayoritas pemberi komen ini, The Rings of Power mengkhianati banyak hal terkait The Lord of the Rings. Misalnya, sikap Eowyn yang terlalu emosional, dialog yang terlalu kentang dan membosankan, serta kesalahan seperti alpanya serial menyebut peran Ungoliant –laba-laba purba– soal matinya cahaya pohon di Valinor.

Beberapa waktu setelahnya, mulai muncul komentar-komentar dengan rating yang tinggi. Komentar-komentar ini seperti melakukan counter attack terhadap komentar-komentar negatif sebelumnya. Misalnya, mengatakan bahwa dialognya enggak sejelek itu dan ceritanya sebetulnya bagus.

Walaupun serial ini memang enggak layak dikritik habis-habisan, tetapi komentar-komentar positif ini terlihat senada. Hal itu menimbulkan kecurigaan bahwa komentar-komentar itu mungkin dilontarkan oleh “orang dalam”

Nah, bagaimana kelanjutan kisah para manusia, Elf, dan Kurcaci dalam serial The Rings of Power? Akankah episode berikutnya lebih menjanjikan dan mengembalikan memori para Ringers –sebutan untuk geeks The Lord of the Rings, tentang Bumi Tengah yang mereka kenal? Simak terus review-nya hanya di KINCIR!

Stay Updated!
Tetap terhubung di media sosial supaya cepat dapat pembaruan.