*Spoiler Alert: Artikel ini mengandung bocoran cerita yang bisa saja mengganggu kalian yang belum nonton.
Memasuki episode kedua musim tayang kedelapan, ketegangan yang kita nantikan masih belum terlihat. Perang masih belum akan tiba di Winterfell, bahkan setelah episode kedua ini. Nyatanya, meski telah bersiap perang sejak episode pertama, orang-orang di Winterfell masih terlihat cukup santai di episode kedua ini.
Meski begitu, kedatangan Jaime Lannister tentu bukan hal yang bisa diterima begitu saja. Khususnya bagi Daenerys Targaryen yang ayahnya dibunuh oleh Jaime sehingga memberinya reputasi sebagai “The Kingslayer”. Jaime seakan masuk ke kandang musuh.
Sansa Stark pun tak melupakan hal buruk yang telah dilakukan oleh Jaime kepada keluarganya. Meski begitu, Brienne yang sebelumnya telah melakukan perjalanan panjang bersama Jaime dan mengenalnya dengan sangat dekat membelanya.
Sansa terenyuh dan memutuskan untuk menerima Jaime di Winterfell. Jon Snow (yang sudah diketahui bernama Aegon Targaryen) menerima Jaime dengan alasan mereka butuh “manusia ” sebanyak-banyaknya yang bisa mereka dapatkan.
Selain kedatangan Jaime, Winterfell juga dikunjungi kawan lama yang sempat menjadi musuh. Mereka datang kembali untuk membuktikan kesetiaan. Sebelumnya, diketahui bahwa Yara Greyjoy (Gemma Whelan) masih hidup dan diselamatkan oleh Theon Greyjoy (Alfie Allen). Kakak beradik ini bersatu kembali dan bertekad merebut Iron Island demi Dany.
Saat itu, Theon mengakui Yara sebagai ratunya dan menyatakan pengabdiannya kepada Yara. Namun, Yara tahu bahwa Theon mau bertarung demi para Stark. Theon pernah berkhianat kepada Robb Stark saat dia jadi orang kepercayaannya.
Keinginannya membantu kali ini terlihat banget murni demi menebus dosa-dosanya di masa lalu. Terbukti, dia datang buat Sansa, bikin Sansa terharu mengingat hal yang pernah dilaluinya bersama Theon saat Winterfell masih diduduki House Bolton.
Sementara itu, Eddison Tollett, Tormund Giantsbane, dan Beric Dondarrion tiba di Winterfell dengan membawa kabar bahwa enggak ada manusia lain yang tersisa dan para White Walkers bakal tiba menjelang fajar esok hari. Jon Snow bertindak cepat dengan menginisiasi pertemuan yang membahas taktik penyerangan.
Di sini, Brandon Stark mengusulkan untuk menjadikan diri sebagai umpan agar menarik The Night King keluar sehingga mereka bisa menyerangnya dan menyelesaikan pertempuran dengan cepat. Theon pun membuktikan kesetiannya bahwa dia bakal melindungi Bran bersama para Ironborn.
Menariknya lagi, Winterfell kini punya dua perempuan dalam kedudukan penting, yaitu Dany dan Sansa (jangan lupa juga dengan Lady Mormont yang masih muda tapi tegas dan punya prinsip). Sejak kedatangannya ke Winterfell, Dany tahu bahwa Sansa enggak suka dengan kedatangannya. Setelah mendengarkan saran dari Ser Jorah Mormont (Iain Glen), Dany menghampiri Sansa untuk merebut hatinya.
Ternyata, Sansa yang terlihat mulai menerima Dany ternyata teguh pada pendiriannya. Bagi Sansa, Winterfell tetap berdiri sendiri di Utara dan dia menegaskan itu kepada Dany dengan berani. Di sini, Sansa telihat sudah jadi pemimpin tegas, berwibawa, dan cerdas. Momen ini jadi bikin lega mengingat hal-hal buruk yang udah dilalui Sansa dan membentuk dirinya jadi kayak sekarang.
Meski mereka yang di Winterfell tahu bahwa para White Walker sudah semakin dekat, ternyata mereka cukup santai. Buktinya, para mantan musuh House Stark berkumpul di ruang tengah untuk menghangatkan diri. Ada Jaime, Tyrion, Ser Davos, Tormund, Podrick, dan Brienne.
Mengingat apa yang terjadi pada masa lalu, Tyrion cukup yakin bahwa mereka bakal bertahan dari perang ini. Di sini, salah satu yang cukup bikin terharu adalah momentum saat Jaime menobatkan Brienne sebagai Ser yang menjadikannya kesatria. Ditambah lagi, Podrick juga menyanyikan lagu “Jenny of Oldstones” yang bikin terenyuh menjelang penyerangan esok pagi.
Puncak episode kedua ini adalah pengakuan Jon Snow kepada Dany bahwa dialah Aegon Targaryen, anak Rhaegar Targaryen dan Lyanna Stark. Dany tentunya enggak langsung percaya, apalagi mengingat selama ini dia mengklaim dirinya adalah satu-satunya yang pantas menduduki The Iron Throne berdasarkan darah (karena dia seorang Targaryen).
Tentunya, pengakuan Jon Snow membuat klaimnya terhadap The Iron Throne menjadi lemah. Soalnya, Jon Snow sebagai Aegon merupakan laki-laki terakhir di keluarga Targaryen.
Bahkan, jika nanti mereka bertahan melawan The Night King dan para White Walkers, menarik melihat kelanjutan hubungan Dany dan Jon, apalagi setelah pengakuan Jon. Mereka berhubungan darah, tapi juga sepasang kekasih. Namun, kalau mereka bersatu, tentu bakal lebih sulit bagi Cersei untuk mempertahankan kekuasaannya di King’s Landing.
Episode kedua ini memberikan lebih banyak pertanyaan dan perkiraan. Pertanyaan pertama, apakah rencana Bran buat jadi umpan bakal berhasil? Pertanyaan kedua, siapa yang bakal mati di episode 3, apalagi ada momen-momen “romantis” yang biasanya bakal bikin kita patah hati. Ketiga, bakal jadi seperti apa hubungan Dany dan Jon Snow setelah ini?
Pertanyaan keempat terkait Cersei yang enggak muncul sama sekali di episode ini: apakah rencana dia selanjutnya? Apakah dia bakal menyerang Winterfell saat orang-orang di sana udah sekarat setelah melawan White Walkers? Jawaban dari seluruh pertanyaan ini bakal jadi kejutan. Jadi, pastikan terus menyimak ulasan episode selanjutnya Game of Thrones season 8!
Oh, ya, buat yang selalu menanyakan ke mana perginya Ghost, ternyata dia masih setia di sisi Jon Snow!