*Spoiler Alert: Artikel ini mengandung bocoran cerita yang bisa saja mengganggu kalian yang belum nonton.
Berbeda seperti episode serial Black Mirror lainnya, “Smithereens” enggak memiliki premis fiksi ilmiah. Namun, sesuai dengan tema umumnya, episode ini mengeksplorasi efek destruktif dari teknologi modern dan media sosial terhadap kehidupan masyarakat.
Episode ini dimulai dengan seorang lelaki bernama Chris Gilheany (Andrew Scott) yang menunggu seseorang memesan taksi daringnya di dekat gedung Smithereen. Sambil dia mendengarkan musik meditasinya, ada penumpang pertama, seorang wanita yang mengaku hanya mengunjungi perusahaan tersebut.
Beberapa adegan mengundang pertanyaan. Ya, khas Black Mirror. Misalnya, saat Chris memandangi dashboard mobilnya sebelum mengantar penumpang pertama. Juga, ketika Chris mengalami kecemasan saat semua orang sibuk dengan ponselnya di sebuah kafe.
Akhirnya, dia menjemput seorang pria muda bernama Jaden (Damson Idris) dan menyanderanya. Dia yakin bahwa Jaden adalah karyawan senior karena jasnya. Sayangnya untuk Chris, Jaden hanyalah anak magang.
Penyanderaan pun berjalan serbasalah karena Chris belum pernah melakukan tindakan itu sebelumnya. Ketika polisi mengejar, Chris mengemudi dengan gugup dan mengakibatkan mobilnya hilang kendali lalu terjebak di lapangan rumput.
Chris mengancam polisi bahwa dia akan menembak Jaden, kecuali satu permintaan: dia ingin berbicara dengan CEO Smithereen, Billy Bauer (Topher Grace) di telepon. Ketika pasukan polisi bertumpuk di TKP, situasi penyanderaan menjadi insiden internasional dengan melibatkan FBI dan petinggi Smithereen untuk menyelamatkan Jaden.
Billy Bauer yang tengah melakukan retret sunyi di suatu tempat membuat para rekannya enggak ingin menghubunginya. Enggak ada cara lain selain mendatangi tempat Billy retret.
Situasi penyanderaan makin tegang ketika Chris mengatakan pada Jaden bahwa pistol yang dia gunakan itu palsu. Karena teknologi Smithereen, informasi itu bisa didengarnya dan disampaikan kepada para polisi.
Seorang warga sipil yang menonton kejadian tersebut membagikan live report kejadian di akun Smithereen-nya, termasuk soal pistol palsu. Informasi tersebut menyebar di media sosial dan Chris menyadari bahwa Smithereen memata-matai dirinya.
Dia menembakkan pistol ke angkasa dari jendela mobil. Efeknya, polisi menembaknya dan peluru meleset pada lengannya. Chris yang marah memberi tahu Smithereen bahwa dia akan membunuh Jaden jika Billy enggak menghubunginya dalam waktu lima menit.
Proses negoisasi pun berjalan alot. Hingga, Billy bersikeras untuk menghubunginya. Nah, ada dua momen yang bikin kalian terkesima.
Pertama, ketika petinggi Smithereen enggak perlu FBI atau polisi untuk menemukan rekam jejak Chris. Mereka bisa menganalisis pribadi Chris hanya dengan melihat akun Smithereen-nya.
Kedua, ketika Billy yang dilarang menelpon Chris oleh timnya karena alasan publisitas, tapi Billy menentangnya dan menggunakan teknologi “Mata Tuhan” miliknya untuk menelepon Chris.
Billy akhirnya menelepon. Chris hanya curhat bahwa dia dulu benar-benar kecanduan Smithereen. Suatu malam, saat mengantarkan tunangannya pulang, dia merasa bosan karena jalan sepi dan tunangannya tidur.
Lalu, ada notifikasi pada akunnya bahwa seseorang menyukai komentar yang dia posting di suatu foto. Dia pun hanya melihat sebentar. Dalam hitungan detik, mobilnya ditabrak, tunangannya pun terluka parah dan meninggal dua bulan kemudian. Pengemudi yang menabraknya juga meninggal.
Chris menjelaskan bahwa hidupnya dipenuhi penyesalan hanya karena membaca notifikasi akun Smithereen-nya. Dia merasa bahwa Billy satu-satunya orang yang bisa bikin dia jujur.
Karena sebagai CEO Smithereen dan seseorang yang secara sadar bahwa aplikasi itu membuat ketagihan, Billy juga ikut bertanggung jawab atas kematian tunangan Chris.
Billy meminta maaf dan rela melakukan apa aja untuk menebusnya. Chris hanya meminta Billy menggunakan koneksinya untuk membantu seorang wanita yang ditidurinya, Hayley, di awal episode.
Hayley berduka soal kematian putrinya dan berusaha masuk ke akun Persona putrinya untuk mengetahui apa yang bikin putrinya bunuh diri. Chris pun meminta Billy menghubungi petinggi Persona untuk memberikan akses Hayley ke akun media sosial almarhum putrinya.
Chris yang lega membebaskan Jaden dan bersiap untuk bunuh diri. Namun, Jaden menolak untuk keluar dari mobil. Ketika terjadi perebutan pistol, penembak jitu polisi menembak Chris dan meleset.
Akhirnya, tembakan kedualah yang mengakhiri situasi penyanderaan. Akan tetapi, kita enggak bisa lihat siapa yang tertembak, Chris atau Jaden.
Entah Chris, Jaden, atau keduanya bisa ditembak oleh penembak jitu polisi yang kebingungan. Respons dari tokoh-tokoh utama pun sulit dibaca dan bisa ditafsirkan sebagai sedih atau lega. Sementara itu, publik tampaknya hampir enggak bereaksi sama sekali.
Skenario yang paling mungkin adalah bahwa Chris ditembak dan dibunuh oleh penembak jitu dan itu pasti cocok dengan reaksi yang paling netral terhadap akhir kejadian. Namun, jika Jaden juga tewas dalam baku tembak, juga cocok dengan reaksi netral publik, bahwa kematiannya enggak memiliki banyak dampak.
Black Mirror dikenal sebagai tayangan yang hanya menyatakan berulang kali bahwa teknologi itu buruk. Ceritanya jarang begitu sederhana dan lebih banyak tentang bagaimana teknologi mengembangkan sesuatu yang sudah ada. Sebagai contoh, "Nosedive" dan “The National Anthem”.
Jika "Striking Vipers" adalah tentang interaksi antara teknologi dan seks, "Smithereens" adalah tentang interaksi antara teknologi dan candu. Chris mengakui bahwa dia bertanggung jawab atas kecelakaan mobil, tetapi juga berpendapat bahwa pembuat Smithereen yang bikin kecanduan penggunanya juga harus disalahkan.
Kecelakaan mobil Chris adalah akar masalahnya. Chris sedang memeriksa notifikasi Smithereen dan ada pengemudi lain yang mabuk. Dengan asumsi bahwa pengemudi lain adalah seorang pecandu alkohol, siapa yang harus disalahkan karena mabuk di belakang kemudi: dia atau perusahaan yang menghasilkan alkohol yang dia minum?
Plot sekunder tentang Hayley yang berusaha mencari tahu kata sandi Persona putrinya menunjukkan sisi lain, Chris enggak benar-benar jahat. Perilakunya seakan jadi antitesis: Chris enggak bisa hidup tanpa Smithereen, sedangkan Hayley berusaha keras untuk mendapatkan akses ke pesan-pesan putrinya untuk memahami kematiannya.
Hasil dari situasi penyanderaan sengaja ditahan pada akhir "Smithereens". Sang sineas, Charlie Brooker mengatakan bahwa meskipun satu orang di dunia mungkin mengalami drama dan trauma mendalam bagi orang lain itu hanya seperti “notifikasi”. Enggak ada yang benar-benar peduli.
Montase di akhir episode juga memperlihatkan bahwa orang-orang hanya memeriksa notifikasi di ponsel beberapa detik lalu menutupnya, seakan enggak terjadi apa-apa. Mereka pun melanjutkan hidup meski sebenarnya pernah mengalami trauma seperti yang dialami Chris.
Ya, episode ini sesuai dengan keseharian kita yang enggak bisa lepas dari ponsel. Bahkan, mungkin kalian baca recap Black Mirror ini di ponsel dan menonton serialnya juga di ponsel. Episode ini menjadi kritik atas budaya media sosial dan candu terhadap ponsel.
Akhirnya, tinggal pilihan kita bagaimana memperlakukan media sosial. Nah, apakah kalian udah nonton episode Black Mirror season 5? Bagikan pendapat kalian di kolom komentar, ya. Simak recap episode 3 Black Mirror season 5 hanya di KINCIR.