Review Serial WeTV Kupu-Kupu Malam Episode Final: Akhir yang Mengecewakan

Review WeTV Series Kupu-Kupu Malam Episode 7A dan 7B: Akhir yang mengecewakan
Genre
  • drama
  • melodrama
  • Romance
Actors
  • Karina Suwandi
  • Kenny Austin
  • Lukman Sardi
  • Michelle Ziudith
Director
  • Anggy Umbara
Release Date
  • 06 January 2023
Rating
2 / 5

*Spoiler Alert: Review serial WeTV Kupu-kupu Malam Episode Final mengandung bocoran yang bisa saja mengganggu kamu yang belum menonton.

Jika kamu mengharapkan hasil akhir yang menenangkan dari Kupu-Kupu Malam, maka simpan ekspektasimu dalam-dalam. Setelah menonton semua episode, KINCIR bisa simpulkan bahwa dari segi ending hingga perkembangan tokoh, Kupi-Kupu Malam jadi terasa sangat ‘kentang’. Baik penyuka ending baik dan ending tragis, mungkin enggak akan ada yang suka dengan ending ini.

Dua episode terakhir Kupu-kupu Malam bisa dibilang mengecewakan. Keduanya menghancurkan cerita yang sudah panas dan megah di awal. Akhir kisahnya seolah ditulis secara malas dan keburu-buru. Tokoh-tokohnya seolah enggak punya karakter.

Raffi bersitegang dengan Mama

Via Istimewa

Raffi, masih menjadi bocah durhaka yang sulit diandalkan. Sang ibu, Shanti, setelah pengkhianatan di sana-sini, sudah sangat baik menasehati Raffi untuk enggak bersama Laura, dengan lembut, dan sama sekali enggak menghina Laura. Padahal, Shanti mungkin punya jutaan alasan untuk memaki Laura, tetapi enggak ia lakukan.

Laura mungkin sejak awal enggak berniat menyakiti Bu Shanti. Namun, secara logis, jika kamu sudah tidur dengan suami seseorang (walau tanpa kamu ketahui), kamu enggak akan lancang mengambil bagian menjadi calon menantunya. Perkembangan karakter Laura di bagian pertengahan sudah cukup baik dengan komitmennya untuk pergi.

Namun, setelah ditemui Bu Shanti, dan setelah Raffi mempermalukan sang ibu di depan Laura, bahkan secara pongah mengatakan bahwa ia siap enggak menerima dana dari ibunya lagi, Laura enggak lantas mengambil keputusan tegas. Seolah, ia seperti enggak mau melepaskan ikan kakap. Ia bahkan hanya lirih mengatakan siap berkorban, tetapi semuanya hanya not action, talk only.

Raffi yang menyebalkan dan sulit mendapatkan empati

Jika dibuat sistem peringkat, tokoh paling menyebalkan dan layak dibenci di dua episode terakhir ini adalah Raffi. Pertama, anak manja ini mudah sekali untuk sok-sokan lepas dari sang Mama yang selama ini sudah menyayanginya, menjadi panutan, mencintainya dengan lembut, dan bahkan rela diam walau mencurigai sang suami berselingkuh. 

Kedua, di saat sang ibu menyampaikan nasehat-nasehat yang realistis dengan cara halus, Raffi justru bertindak kasar. Jika ini adalah sinetron azab, maka kuburan Raffi akan meledak atau dipenuhi dengan belatung. Wanita sekelas Ibu Shanti enggak layak mendapatkan suami seperti Pak Arif, dan enggak pantas mendapatkan anak seperti Raffi.

Pada pertengahan episode terakhir, kita akan diberi plot twist. Ya, Pak Arif ternyata menjadi kaya karena… suntikan saham dari mertuanya. Jadi, selama ini, kekayaan melimpah itu berasal dari keluarga Shanti.

Namun, Pak Arif, entah brengsek entah ingin terlihat jagoan, justru doyan menyewa PSK. Fenomena yang jamak terjadi di dunia nyata. Dalam adegan pengancaman terhadap Pak Arif untuk menyerahkan semua harta yang berasal dari sang ayah, Bu Shanty terlihat elegan, enggak meledak, dan cerdas. Dari semua hal menyebalkan dari dua episode terakhir, ini adalah bagian yang paling menyenangkan.

Akhir yang terburu-buru, monoton, dan enggak jelas

Via Istimewa

Selain adegan Bu Shanti mengancam suaminya dan membayar Mami Rachel untuk menjauhkan Laura dari Raffi, adegan selanjutnya diisi dengan kisah cinta klise Raffi dan Laura yang romantisnya maksa. Cinta mereka enggak matang, enggak ada yang pantas diperjuangkan dari hubungan toksik semacam itu. Namun, apakah Raffi menyadarinya?

Kocaknya, bridging antara Raffi yang dimabuk asmara dengan Raffi yang realistis sangat kasar. Bagaimana bisa, Raffi yang tadinya tergila-gila dengan Laura, tiba-tiba mau meninggalkan Laura hanya karena mimpi bahwa Laura kembali ke Pak Arif? Ini adalah jenis lazy writing, penulisan yang malas, terburu-buru, seolah dikejar durasi.

***

Semua penantian, semua waktu yang digunakan untuk menonton Kupu-kupu Malam dan biaya tambahan untuk mempercepat tayangan pada minggu selanjutnya seolah terbuang percuma.

Maka, enggak mengherankan jika kabarnya hal ini bikin penggemar kecewa berat. Jika hal ini dimaksudkan sebagai jembatan menuju musim tayang kedua, mungkin masih agak realistis. Namun, jika serial ini hanya dibuat satu musim tayang, sungguh ini adalah salah satu akhir terburuk dan paling enggak jelas dalam sejarah sinema Indonesia.

Stay Updated!
Tetap terhubung di media sosial supaya cepat dapat pembaruan.