*Spoiler Alert: Review serial Kupu-kupu Malam WeTV episode 5 ini mengandung spoiler yang bisa saja mengganggu kamu yang belum nonton.
Sebelumnya, berpikir bahwa tokoh jahat dalam serial ini adalah Pak Arif dan Mami Rachel. Justru dalam episode ke-5 ini, KINCIR mulai meyakini bahwa Raffi adalah tokoh jahat yang terselubung.
Tentu pernyataan di atas enggak bermaksud “literally” menyebut bahwa Raffi jahat. Namun, jika kamu ada di tempat Laura dan bertemu laki-laki seperti Raffi, sebaiknya enggak perlu turuti omongannya. Dalam dua episode ini, kamu akan sedikit bersimpati kepada Pak Arif. Maksudnya, terlepas dari sifat mata keranjang, Pak Arif punya banyak pemikiran yang benar.
Pada episode ke-5, mulai kelihatan bahwa Raffi itu spoiled brat dalam sisi yang berbeda. Betul bahwa Pak Arif bilang bahwa Raffi itu mungkin kurang bisa diandalkan dalam usahanya. Raffi, mendedikasikan kehidupannya pada kegiatan sosial. Membantu, memang. Namun, dari mana uangnya? Tentu dari uang sang Ayah, bukan? Inilah yang kerap dikeluhkan Pak Arif. Raffi terlalu naif. Saking naifnya, Raffi terlalu buta dengan Laura.
Mungkin, punya anak sangat naif dan memacari mantan PSK yang pernah ia sewa adalah karma bagi Pak Arif yang sudah sering mengkhianati keluarga dengan uang-uang usahanya yang enggak 100% bersih.
Review serial Kupu-kupu Malam WeTV episode 5:
Penawaran dari Pak Arif
Episode 5A dan 5B berisi kegalauan Pak Arif. Diam-diam, tanpa sepengetahuan istri dan anaknya, Pak Arif mendatangi Laura. Tenang saja, pada saat ini, Laura dan Pak Arif enggak melakukan adegan ranjang lagi. Pak Arif pun sepertinya terlihat jijik dengan apa yang pernah ia lakukan di masa lalu.
Sementara itu, Laura terlihat tahu bahwa ia sedikit punya power. Kepada Pak Arif, ia berkata bahwa, “Soal menyakiti anak dan istri, Bapak kan, yang paling paham?”, ketika Pak Arif memintanya untuk menjauhi Raffi supaya enggak menyakitinya. Namun, biar bagaimana pun, kondisi Laura terdesak.
Laura hampir diculik oleh orang enggak dikenal serta diancam (kemungkinan oleh orang bayaran Pak Arif) masa lalunya terancam terumbar. Rachel tahu jika ia di Jakarta, dan yang jelas, ia mencintai anak Pak Arif. Bisa dibayangkan betapa terhimpitnya keadaan Laura?
Seandainya Laura Enggak Pernah Kembali ke Jakarta
Dengan sok jagoan, pada episode 4B, Raffi mengajak Laura ke Jakarta untuk membuka lembaran baru. Raffi memang bisa memberikan tempat nyaman, wisma khusus perusahaan, dan tentu saja pekerjaan, tetapi apa yang ia berikan sebatas urusan finansial saja. Raffi enggak pernah membuka surat Laura, setidaknya sampai bagian akhir episode 5 ini, dan apa reaksinya?
Pada episode 4, Raffi dengan begitu (sok) jagoannya berkata bahwa, “Kita semua punya masa lalu…”, tanpa mau membuka surat dari Laura. Namun, saat pada akhirnya ia terpaksa membuka surat dari Laura, reaksinya terkejut, hampir muntah, dan hampir pingsan.
Ya, Raffi ternyata adalah pengecut yang kurang pintar, naif (betul kata sang Ayah), dan juga merasa bisa menjadi superhero dengan segala uang, yang sebetulnya diusahakan Pak Arif. Nyatanya, keputusan Laura buat menurut kepada Raffi dan kembali ke Jakarta adalah keputusan terbodoh. Semestinya, Laura enggak perlu menuruti kata-kata anak orang kaya yang dari kecil enggak pernah berusaha, merasa stres karena punya hubungan yang dingin dengan sang Ayah, dan sekali lagi, naif.
Karakter kuat, akting keren Lukman Sardi
Lukman Sardi selaku Pak Arif menampilkan akting terbaik di sini. Perubahannya dari lelaki brengsek menjadi lelaki protektif sangat terlihat alamiah. Kegamangannya di depan sang istri dan bagaimana ia bisa menerjemahkan transisi perubahan perilakunya kepada Laura ini betul-betul believable. Memang Lukman Sardi layak diakui sebagai pemain watak yang baik.
Cerita pun sebetulnya enggak berbelit-belit. Hanya dalam durasi 70 menitan, cerita merangkum banyak hal, mulai dari Pak Arif yang mulai stres dan menekan Laura secara elegan dan halus, sampai bagaimana Raffi bertengkar dengan Ayahnya dan nekat membaca surat Laura karena ia penasaran dengan kebencian Ayahnya yang enggak beralasan. Konflik keluarga, bagaimana anak semata wayang konglomerat yang naif “ribut” dengan orang tuanya, dan bagaimana ia bertingkah, semuanya enggak berlebihan. Peletakkan karakter mama Raffi yang juga naif ini menyeimbangkan cerita, membuat konflik kehidupan Raffi enggak dramatis bak sinetron lebay di televisi.
Kamu bisa menyaksikan episode 5A dan 5B di WeTV, dan kalau kamu masih penasaran, kamu bisa lho membayar lagi untuk akses eksklusif fast track ke episode 6A dan 6B!