Review Serial Kupu-Kupu Malam WeTV Episode 4: Kembali ke Jakarta, Temukan Kejutan

Review WeTV Series Kupu-Kupu Malam Episode 4 : Kejutan di Jakarta
Genre
  • drama
  • Romance
Actors
  • Karina Suwandi
  • Kenny Austin
  • Lukman Sardi
  • Michelle Ziudith
Director
  • Anggy Umbara
Release Date
  • 14 December 2022
Rating
3.5 / 5

*Spoiler Alert: Review serial Kupu-kupu Malam WeTV ini mengandung bocoran yang bisa saja mengganggu kamu yang belum menonton.

Segala dilema, konflik, dan kisah yang ada pada karya bertema prostitusi biasanya memiliki banyak repetisi dari karya-karya sejenis sebelumnya. Kupu Malam, atau Kupu Kupu Malam juga mengalaminya.

Episode 4A dan 4B bisa dibilang sebagai episode yang menenangkan sekaligus mengejutkan. Sisi menenangkannya ada pada episode 4A, ketika semua keramahan dan tranquillity khas Bali melingkupi Laura. Cinta dari Raffi pun memberikan harapan.

Nah, episode 4B menawarkan banyak hal mengejutkan. Puncaknya adalah pada bagian akhir. Seperti apa kejutan yang diberikan? Biar makin tahu seperti apa ramuan dari episode 4 ini, mari simak resensinya di sini.

Review serial Kupu-kupu Malam WeTV episode 4:

Kembali ke Jakarta

Jakarta adalah mimpi buruk bagi Laura, tetapi itulah yang harus ia hadapi. Setelah pada episode 4A hubungannya naik turun dengan Raffi dan penuh dilema, pada episode 4B, Laura pun akhirnya memberanikan diri untuk menulis surat tentang masa lalunya kepada Raffi.

Raffi pun berkata bahwa apa pun masa lalu Laura, ia akan menerimanya. “Kita sama-sama punya masa lalu,” begitu ujar Raffi. Laura pun merasa tenang karenanya.

Hubungan antara Raffi-Laura, terlepas dari masa lalu Laura, memang bikin iri banyak penonton. Bayangkan saja. Berapa persen kesempatan yang bisa didapatkan oleh seorang perempuan untuk bisa didekati oleh lelaki tampan, kaya, lembut, baik, dan yang jelas, ibunya juga merestui hubungan itu? Ibu Raffi, walaupun melihat Laura hanya sebagai pelayan di hotel, tetapi tetap menyukai dan bahkan mengundang Laura untuk makan di rumahnya.

Konflik seperti Film Quickie Express

Pada tahun 2007, pernah ada film 21+ yang unik di Indonesia, besutan sutradara Dimas Djayadiningrat dan penulis Joko Anwar, berjudul Quickie Express. Film ini enggak cuma mendobrak tabu, tetapi memberikan ide yang “lain daripada yang lain” tanpa terlihat terlalu mesum dan kosong. 

Ada dua kesamaan dari Kupu-Kupu Malam dan Quickie Express. Pertama, keberadaan Lukman Sardi sebagai pemain. Kedua salah satu adegan “makan di rumah, bertemu orang tua”.

Jika dijabarkan seperti apa adegan itu di sini, maka tentu akan jadi spoiler. Namun yang jelas, adegan saat Laura diajak makan di rumah Raffi sama persis dengan adegan saat Jojo “Quickie Express” dibawa bertemu orang tua pacarnya yang kaya. Ya, Jojo adalah gigolo, dan kamu bisa menebak siapa ibu dari kekasihnya. Pola dalam ending episode keempat ini kurang lebih sama dengan hal itu.

Sebetulnya, episode ini adalah episode yang menarik. Kegalauan Laura bukan sekadar dalam pikirannya saja. Kegalauan itu terjadi bahkan di dunia nyata yang ia hadapi. Namun, bagi yang pernah menonton film semacam Quickie Express, rasanya apa yang disajikan hanyalah pengulangan (kalau enggak mau dibilang sedikit plagiasi).

Kenapa harus bertemu di meja makan? Kenapa enggak pakai formula lain saja yang sedikit berbeda? Misalnya, di tempat golf –tempat di mana orang seperti Arif Dirgantara menghabiskan banyak waktunya–.

Sisi positifnya, konflik menjelang akhir cerita membuat kita semakin bingung mau di bawa ke mana kisah ini? Apalagi, pengejaran Mami Rachel hanya mimpi. Selain itu, Arif Dirgantara pun semakin dekat, tetapi dengan cara yang enggak kita bayangkan.

Apakah Kupu-Kupu Malam akan meniru akhir dari Quickie Express? Ataukah ada akhir yang baik dari kisah hidup Laura? Semoga ada win win solution untuk semua cerita.

Stay Updated!
Tetap terhubung di media sosial supaya cepat dapat pembaruan.