Dunia peretelevisian Indonesia enggak luput dari pengawasan negara. Apalagi, tayangan-tayangannya, khususnya sinetron, bisa ditonton oleh semua orang dari berbagai kalangan.
Dengan adanya Lembaga Sensor Film (LSF) dan Komisi Penyiaran Indonesia (KPI), sinetron akan dinilai kelayakannya dan terus diawasi selama tayang. KPI bisa memberi sanksi kepada pemilik tayangan jika melanggar aturan rating.
Faktanya, keluhan masyarakat mengenai sinetron Indonesia enggak bisa dihindari. Hingga saat ini, enggak sedikit sinetron yang dilarang tayang karena memuat adegan yang kurang pantas, dan terpaksa stop tayang. Bahkan, ada yang ditunding menjadi penyebab kenakalan anak dan remaja.
Penasaran? Mending langsung simak kontroversi dalam layar kaca Indonesia di bawah ini.
1. Tindakan Intimidasi dan Kekerasan
Harus diakui, pengaduan soal tindakan intimidasi dan kekerasan terhadap anak dalam sinetron Indonesia enggak sedikit. Sejauh ini ada tiga judul yang telah disetop KPI karena menayangkan adegan kurang pantas untuk ditonton anak-anak.
Sinetron Pashmina Aisha, pelanggaran ditemukan pada tayangan 22 April 2014. Diberi teguran karena menayangkan adegan seorang perempuan memukul perut dan kaki temannya dengan menggunakan tongkat bisbol.
Kemudian, ada Ayah, Mengapa Aku Berbeda?: The Series (2014) karena menayangkan adegan anak berpakaian seragam sekolah sedang mengintimidasi salah seorang temannya dengan mengeluarkan kata-kata makian kurang pantas. Lalu, Diam-diam Suka (2014) juga mendapat teguran tertulis karena menayangkan secara eksplisit adegan perkelahian dan saling pukul antar remaja.
Atas pelanggaran tersebut, KPI menyatakan tiga judul di atas masuk dalam daftar sinetron bermasalah dan enggak layak tonton.
2. Adegan Enggak Pantas Dilakukan Remaja
Sinetron ABG Jadi Manten (2014) sempat menjadi sorotan karena diberi status peringatan oleh KPI. Alasannya, menayangkan secara eksplisit adegan menyetrum tangan dengan raket nyamuk elektrik. KPI Pusat menilai adegan tersebut sangat berbahaya dan berpotensi untuk ditiru oleh anak-anak dan remaja.
Enggak hanya itu, dalam Ganteng-ganteng Serigala atau GGS (2014) juga jadi sasaran penyetopan program. KPI Pusat juga menilai bahwa inti cerita ini enggak mengandung nilai-nilai pendidikan dan budi pekerti. Karena GGS telah mendapat sanksi administratif dua kali, pelanggaran selanjutnya mengakibatkan sinetron ini harus dihentikan sementara.
Sinetron Makhluk Manis dalam Bis (2018) juga menuai banyak protes dari netizen karena menampilkan adegan amoral untuk usia di bawah 17 tahun. Padahal baru tiga hari tayang, sinetron ini langsung dilaporkan ke KPI.
3. Mempermainkan Azab Tuhan
Maksud hati ingin menggambarkan soal azab dalam Islam, lama-kelamaan malah menjadikannya seperti lelucon. Hal tersebut kerap digambarkan dalam FTV Azab dan FTV Dzolim dalam tiap episodenya. Bahkan, judul-judul bombastis juga dijadikan alat promosi yang dianggap mempermainkan.
Contohnya, judul Juragan Tahu Bulat Mati Tergoreng Dadakan, Dikubur Anget-Anget atau Mayat Masuk Coran Molen dan Tertimpa Meteor. KPI menganggap keduanya menggambarkan azab Tuhan dengan enggak logis.
4. Merendahkan Simbol Agama
Memang, elemen agama dalam sebuah tayangan akan relate dengan kehidupan masyarakat Indonesia. Namun, kalau udah keluar dari jalur, tampaknya bukan lagi tayangan mendidik, tapi jadi tayangan negatif.
Maraknya sinetron tentang agama, seperti Tukang Bubur Naik Haji, Ustad Foto Copy, dan Islam KTP, semuanya pakai judul dengan terminologi islami, tapi isi dan jalan ceritanya jauh dari perilaku islami. Aduan ke KPI bahwa tayangan tersebut memunculkan persepsi buruk tentang simbol Islam.
5. Plagiarisme
Sebenarnya, semua tayangan diproduksi pasti terinspirasi dari tayangan lain. Namun, jika semua tayangan, sinetron misalnya, terinspirasi layaknya copy paste dari serial lain, tampaknya itu udah termasuk plagiarisme. Seperti kasus sinetron Kau yang Berasal dari Bintang.
Ikut-ikutan demam drakor, Indonesia bikin sinetron yang terinspirasi dari drakor Man from the Stars yang diproduksi SBS. Lucunya, mulai dari judul, bahkan episode pertamanya, semuanya sama dengan drakor aslinya.
Dilansir Soompi, SBS belum menjual lisensi drama Man from the Stars kepada siapa pun. Beruntung, pemilik SBS memilih jalan damai, sinetron ini kembali tayang.
6. Cagub Dilarang Main Film
Ada juga sinetron Indonesia yang kontroversi gara-gara dianggap berisi kampanye salah satu calon kepala daerah. Kasus Deddy Mizwar yang saat itu jadi Cagub Jawa Barat, dianggap kampanye karena membintangi sebuah sinetron Ramadan Cuma di Sini.
Padahal, sinetron tersebut enggak menggambarkan kondisi Jawa Barat, melainkan menggambarkan masyarakat urban, khususnya di Jakarta.
7. Kartun dengan Konten Dewasa
Bukan cuma dari sinetron, KPI juga pernah jadi bulan-bulanan pencinta anime di Indonesia. KPI menghentikan penayangan sederet judul anime di beberapa stasiun TV Indonesia. Di antaranya adalah Dragon Ball, Naruto, One Piece, dan Bleach. Alasannya, anime-anime tersebut dianggap kurang pantas karena mengandung konten dewasa.
Hal tersebut sempat membuat penggemar anime marah dan membuat petisi. Akhirnya, KPI memberikan klarifikasi bahwa pihaknya enggak benar-benar menghentikan anime, hanya menegur stasiun televisinya.
8. Penganiayaan Hewan
Lihat postingan ini di Instagram
Sebuah kiriman dibagikan oleh Animal Stories Indonesia (@animalstoriesindonesia) pada
Nah, kasus yang lagi hangat ini diduga soal penganiayaan kucing dalam FTV berjudul Azab Wanita Tukang Fitnah yang Suka Memeras yang Lahatnya Dipenuhi Bambu.
Ada adegan kucing “terbang” yang terasa janggal. Diduga, kucing tersebut dilempar hingga membentur meja. Kecaman tersebut disampaikan lewat surat terbuka pada akun Instagram Animal Stories Indonesia. Sayangnya, pihak Mega Kreasi Film belum memberikan komentar apa pun tentang kasus ini.
***
Itulah deretan kasus yang meramaikan tayangan di layar kaca Indonesia. Karena semua orang mudah mengakses tontonan-tontonan ini, diperlukan perlu kesadaran semua orang soal sensor mandiri yang menjadi kampanye LSF.
Diharapkan, masyarakat bisa selektif dalam memilah konten. Begitu pula, para sineas harus bisa memberikan tontonan yang memberikan tuntunan positif. Semua orang berhak dapat tayangan sehat dari televisi.
Nah, kalau menurut kalian, masalah apa soal layar kaca, khususnya sinetron, yang mengganggu selama ini?