*(SPOILER ALERT) Artikel ini sedikit mengandung bocoran serial Crime Scene: The Vanishing at the Cecil Hotel yang mungkin mengganggu buat kalian yang belum nonton.
Kasus menghilangnya Elisa Lam di Cecil Hotel memang heboh pada 2013 dan menggegerkan internet hingga sekarang. Makanya, ketika Netflix merilis serial dokumenter tentang kasus ini dalam Crime Scene: The Vanishing at the Cecil Hotel, KINCIR antusias banget nungguin. Ternyata, penantian KINCIR pun enggak sia-sia karena serial ini bener-bener bakal menjawab rasa penasaran kalian akan “misteri” yang menyelimuti kasus ini.
Namun, bukan hanya itu yang bikin KINCIR suka banget sama docu-series ini. Ada banyak pelajaran yang bakal bikin kalian tertampar soal society sekarang dan media sosial yang jadi “senjata” mereka.
Penasaran apa saja pelajaran berharga dari Crime Scene: The Vanishing at the Cecil Hotel? Langsung aja simak di sini!
1. Sebuah kasus yang viral adalah tragedi! Jangan bikin ini jadi bumbu drama buatan kalian.
Kasus menghilangnya Elisa Lam memang langsung viral pada 2013. Seorang gadis traveler dilaporkan menghilang sehari penuh ketika berlibur ke Los Angeles. Diketahui, ternyata dia menginap di Hotel Cecil di pusat kota Los Angeles. Awalnya, kasus ini masih dianggap sebagai kasus orang hilang oleh LAPD. Namun, setelah lebih dari seminggu enggak ada titik terang, penyelidik pun mulai menyelidikinya sebagai kemungkinan pembunuhan.
Nonton serial dokumenter ini memberikan kita semua gambaran jelas soal bagaimana sebuah “kasus” menjadi viral. Yap, karena ada yang bahas di internet. Namun, kalian bisa, loh, memilih untuk enggak membahasnya dengan mempertimbangkan perasaan keluarganya. Bagaimanapun, yang dialami Elisa adalah tragedi. Sebuah tragedi jangan dijadikan booster dan drama untuk kepentingan kalian.
Di serial ini, ada beberapa “YouTuber” yang memang mendedikasikan waktunya kepada kasus Elisa. Namun, beberapa lainnya terdengar cuma memanfaatkan tragedi Elisa buat kontennya. Ini masih terjadi sampai sekarang, memanfaatkan kemalangan orang lain untuk meraup keuntungan sendiri. Melihat apa yang dialami di kasus Elisa dan bagaimana dampaknya, sebaiknya kalian berpikir dua kali buat memanfaatkan sesuatu yang viral demi konten kalian, ya!
2. Berhentilah bikin teori konspirasi karena itu sama sekali enggak membantu
Di serial dokumenter ini, LAPD memang beberapa kali menemukan jalan buntu. Namun, yang mereka lakukan adalah penyelidikan yang nyata, berdasarkan bukti dan bukan asumsi. Makanya, ketika mereka menemukan jalan buntu, mereka sama sekali enggak melepaskan diri dari perspektif yang seharusnya.
Di sisi lain, para ahli “teori konspirasi” malah memburamkan penyelidikan dengan membuat teori sendiri yang enggak ada dasarnya. Mereka bahkan enggak mendatangi tempat kejadian, enggak menggunakan metode yang efektif kayak para penyelidik LAPD, tapi dengan gampangnya menyampaikan teori konspirasi berdasarkan “bukti-bukti” yang ada di internet.
Internet memang menyediakan segalanya, informasi yang mungkin bermanfaat buat kalian. Namun, ada orang-orang yang memang mendedikasikan hidupnya buat pekerjaan yang nyata, bukan cuma main detektif-detektifan di internet.
Lagipula, serial dokumenter ini membuktikan bahwa pada akhirnya enggak ada dari teori konspirasi yang beredar yang mendekati kebenaran. Mereka cuma mau percaya apa yang mereka percayai karena kenyataan jauh lebih pahit dari yang mereka bayangkan. Makanya, berhentilah buat teori konspirasi karena itu bisa menyesatkan banyak orang, menyebarkan hoax, dan sama sekali enggak membantu!
3. Stop jadi keyboard warrior karena ada orang sungguhan yang sakit sama ujaran kebencian kalian
Salah satu dampak mengerikan dari para pencipta teori konspirasi di internet yang mengakui diri mereka sebagai detektif internet adalah bullying di media sosial. Kasus menghilangnya Elisa Lim memang menyita perhatian dunia sehingga sedikit saja informasi yang didapat bakal langsung dikaitkan seakan memang berhubungan. Seorang musisi metal bernama Morbid adalah sasaran empuk memenuhi hasrat para pembuat teori konspirasi ini.
Tak tanggung-tanggung, dia dituduh jadi pembunuh Elisa Lim, bahkan tanpa bukti! cuma karena ada satu video dia menginap di Hotel Cecil dan fakta bahwa lagu-lagu black metal-nya adalah tentang kematian dan pembunuhan, orang-orang langsung mendatangi media sosialnya dan menghujaninya dengan tuduhan keras.
Kebencian itu dia dapatkan setiap hari selama beberapa minggu. Bahkan, hingga dia merilis video klarifikasi, enggak ada yang mempercayainya dan malah semua akun media sosial hingga surelnya diblokir.
Morbid ini cuma salah satu dari para korban bullying media sosial. Dia enggak bersalah, tapi netizen yang terhormat membuat dia menjadi orang paling buruk di dunia buat sebuah kejahatan yang sama sekali enggak dia lakukan.
Kariernya hancur, dia kehilangan semangat bermusiknya lagi dan kehilangan satu-satunya cara buat mengekspresikan dirinya. Di luar itu, dia cuma orang biasa yang menunjukkan eksistensi dirinya lewat musik.
Melihat apa yang dialami Morbid karena para keyboard warrior di luar sana menyakitkan banget. Kalau kalian adalah keyboard warrior dan menonton serial dokumenter ini, semoga kalian bisa merasa bersalah, ya!
4. Kesenjangan sosial masih jadi masalah utama di kota besar
Seorang gadis menghilang di Hotel Cecil mungkin terdengar biasa, apalagi ketika mengetahui fakta bahwa Hotel Cecil memang memiliki riwayat kelam soal kasus pembunuhan, kekerasan, hingga bunuh diri. Ditambah lagi, lokasinya di pusat kota sama sekali enggak bisa diromantisasi karena ternyata lokasinya juga merupakan tempat paling berbahaya di Los Angeles.
Berada di sana, lalu menghilang tanpa jejak, ada banyak banget kemungkinan yang membuat polisi harus melihat semua kemungkinan itu. Elisa Lim mungkin saja ditawari narkoba, diculik oleh orang-orang jahat di jalan, hingga dibunuh oleh pria enggak dikenal.
Serial ini menyorot semuanya, bahwa Skid Row yang merupakan area paling “gelap” di Los Angeles letaknya cuma satu blok dari hotel tempat Elisa menginap. Tunawisma, pengedar narkoba, penjahat yang baru keluar dari penjara, hingga orang-orang dengan penyakit mental, semuanya berkumpul di sana. Itu bahkan jadi tempat yang berbahaya untuk para penghuninya sendiri dan Hotel Cecil bukan pengecualian.
Ada masalah yang lebih besar di Hotel Cecil dan itu bukan pembunuhan atau tindakan kriminal lainnya, melainkan kesenjangan sosial yang dipaksakan berada di sana. Orang-orang yang terbuang itu merasa memiliki tempat di sana dan itulah yang membuat Hotel Cecil berbahaya. Dari kasus Elisa Lim, jadi ada banyak hal yang muncul di permukaan yang tadinya orang-orang enggak mau bahas. Salah satunya kayak kesenjangan sosial di Los Angeles ini.
5. Kesehatan mental itu penting karena bisa berbahaya kalau bermasalah
Terakhir, soal kesehatan mental yang jadi bayang-bayang terbesar dalam kasus ini, kita belajar bahwa masalah kesehatan mental adalah isu yang serius. Di Indonesia, kesehatan mental memang masih enggak dianggap penting dan orang-orang yang memiliki masalah kesehatan mental masih sering dianggap lebay dan caper. Namun, kasus menghilangnya Elisa Lim ini menunjukkan bahwa masalah kesehatan mental bisa membunuh orang.
Ini adalah tragedi tentang Elisa Lim yang berjuang menjadi versi terbaik dirinya di tengah depresi membatasinya. Elisa Lim yang memiliki mimpi untuk menjelajahi dunia, yang merupakan pencerita ulung penuh harapan, yang ingin membuktikan bahwa dirinya mampu.
Sayangnya, di sini, banyak yang lalai melihat bahwa Elisa enggak baik-baik saja dan melewatkan semua tanda yang ada. Makanya, kalian yang masih menganggap masalah kesehatan mental sebagai bahan bercandaan dan berlindung di balik dark jokes, sebaiknya mulai perbaiki lagi pola pikir kalian yang melenceng itu.
***
Crime Scene: The Vanishing at the Cecil Hotel merupakan serial dokumenter empat episode yang diangkat dari kisah nyata kasus menghilangnya Elisa Lim di Cecil Hotel. Enggak cuma menyingkap misteri, serial ini juga menunjukkan betapa kacaunya masyarakat saat ini cuma dengan berfokus pada Elisa Lim. Serial ini bisa kalian tonton di Netflix, ya!