Dalam serial Game of Thrones, bukan hanya Iron Throne yang jadi rebutan. Selain posisi “Lord of the Seven Kingdoms”, ada satu lagi jabatan yang dianggap panas. Yap, apa lagi kalau bukan “Hand of the King” atau alias tangan kanan raja?
Siapa pun yang memangku jabatan “Hand of the King” bertindak sebagai penasehat raja. Dalam perjalanan serial ini, sudah ada beberapa nama yang pernah menjabat sebagai tangan kanan raja atau ratu dengan kisah yang juga penuh intrik. Siapa saja mereka? Ini dia ringkasannya!
1. Jon Arryn
Cerita Game of Thrones dimulai dengan matinya Jon Arryn. Dia adalah sahabat Robert Baratheon dan Ned Stark saat merebut King’s Landing dari klan Targaryen. Setelah takhta direbut, Robert menunjuk Jon sebagai tangan kananya.
Setelah 17 tahun menjabat, Jon tewas. Kisah Jon Arryn sangat pendek. Bisa dibilang, sang pemeran bahkan tak perlu berakting. Soalnya, kematian Jon justru jadi awal segala konflik dalam serial ini.
2. Eddard Stark
Setelah Jon Arryn meninggal, Robert pergi ke Utara untuk meminta langsung Eddard Stark menjadi tangan kanannya. Butuh upaya keras untuk meyakinkan Ned sampai akhirnya dia mau berangkat ke King’s Landing dan menemani Robert sebagai raja. Sialnya, Robert enggak punya umur panjang. Dia tewas karena serangan babi hutan ketika berburu.
Sebelum mangkat, Robert mengamanahi Ned Stark untuk naik takhta sampai anaknya, Joffrey, sudah cukup umur. Justru, yang terjadi adalah Ned dikira mau makar. Dia dipenjara selama beberapa hari untuk kemudian dipenggal kepalanya di depan banyak orang.
3. Tyrion Lannister
Setelah Ned tewas, Klan Lannister menjadi penguasa. Tywin sang pemimpin klan tersebut sebetulnya memiliki kemampuan untuk mengenakan lencana tangan kanan raja. Namun, saat itu dia tengah berperang melawan Robb Stark sehingga mengirim Tyrion Lannister.
Sayangnya, kehadiran Tyron bikin Cersei gerah karena dari awal dia benci sama Tyrion. Apalagi ketika Tyron bikin kebijakan untuk memberangkatkan Myrcella keluar King’s Landing supaya bisa menikah dengan pangeran dari Klan Martell.
4. Tywin Lannister
Tyron harus lengser setelah Tywin datang ke King’s Landing di ujung peperangan Blackwater. Tywin memang jauh lebih memiliki posisi yang memungkinkan untuk menjadi tangan kanan raja. Hal ini membuat Joffrey dengan mudah mencopot pin milik Tyron untuk diserahkan ke kakeknya.
Tywin pun memimpin bahkan setelah Joffrey meninggal dan sang adik, Tommen, memimpin. Tywin kemudian tewas dipanah oleh Tyron. Bukan karena marah akibat posisinya diambil, Tyron merasa ayahnya tak pernah menganggap dirinya sebagai anak.
5. Kevan Lannister
Ada beberapa nama yang mengajukan diri untuk menjadi tangan kanan raja setelah Tywin meninggal. Namun, Cersei meminta Kevan Lannister, pamannya, untuk mendampingi putranya sebagai tangan kanan raja. Kevan sering bersitegang dengan Cersei. Puncaknya, dia jadi korban dari ledakan aula besar King’s Landing.
Banyak orang tewas di sana, termasuk Margaery Tyrell, Mace Tyrell, sampai Kevan Lannister. Tommen pun putus asa. Dia bunuh diri dengan loncat dari atap kamarnya. Setelahnya, Cersei menjadi “The Queen of Seven Kingdom”.
6. Qyburn
Siapa yang menaruh mahkota di kepala Cersei? Jawabannya adalah Qyburn. Sejak awal, dia selalu bertindak setia kepada Cersei. Setali tiga uang, jabatan tangan kanan raja dengan mudah diberikan oleh Cersei untuknya dan bertahan lama.
Meski terkesan menjilat, Qyburn memang punya kemampuan mumpuni untuk jadi tangan kanan ratu. Dia kerap memberi masukan sampai strategi perang, termasuk saat melawan naganya Daenerys. Bahkan, sampai di akhir hayatnya, dia masih menunjukkan kesetiaan terhadap ratunya.
***
Selain pendamping “Lord of the Seven Kingdoms” yang sudah disebutkan, ada Ser Davos yang sempat diusung menjadi tangan kanan Stannis Baratheon. Tyron Lannister pun didaulat menjadi tangan kanan Daenerys Targaryen sampai akhirnya kembali dipercaya mendampingi Bran Stark yang menjadi raja di penghujung season 8.
Nah, dari enam nama di atas, siapa yang menurut kalian benar-benar cocok menjabat sebagai “Hand of the King”?