Semua perusahaan raksasa yang merajai dunia saat ini mulanya adalah usaha kecil. Banyak dari mereka yang awalnya enggak punya apa-apa. Bahkan, tempat atau kantor dari perusahaan tersebut hanyalah sebuah garasi atau gubuk yang jauh dari layak. Begitu pun dengan peralatan yang mereka gunakan.
Para pendiri perusahaan memulai perusahaannya dari lokasi tertentu yang benar-benar mulai dari nol. Berawal hanya sendiri atau berdua, kini mereka udah punya ribuan tenaga. Kini, beberapa perusahaan berpusat di Silicon Valley, Amerika Serikat karena kerja keras mereka.
Coba, deh, intip bagaimana perusahaan raksasa dunia saat pertama kali dirintis. Mungkin aja lo bisa terinspirasi buat memulai usaha kecil-kecilan dengan harapan bakal jadi besar suatu hari nanti.
1. Hewlett-Packard (HP)
Perusahaan Hewlett-Packard atau biasa dikenal dengan nama HP merupakan salah satu perusahaan manufaktur teknologi yang terbesar di dunia. Perusahaan ini bergerak dalam sektor jasa teknologi, seperti komputasi, perangkat lunak, percetakan, serta gambar digital. Mereka juga punya produk-produk yang udah enggak asing lagi, kayak komputer dan mesin cetak.
HP didirikan oleh Bill Hewlett dan David Packard. Keduanya bertemu ketika kuliah di kelas yang sama yang diajarkan oleh Fred Terman di Stanford. Dari perkenalan tersebut, pada Agustus 1937 mereka berdua memiliki niat membuat sebuah perusahaan bersama. Baru pada 1939, Hewlett dan Packard akhirnya mendirikan HP di garasi rumah Packard dengan modal awal 538 dolar atau sekitar Rp7 juta.
2. Harley Davidson
Sesuai namanya, motor Harley Davidson pertama kali diciptakan oleh orang yang bernama Harley dan Davidson. Tepatnya, Bill Harley dan Arthur Walter Davidson. Mereka memulai usaha pada 1903 di Milwaukee. Mereka membentuk sebuah perusahaan yang memproduksi mesin motor. Perusahaan ini dinamakan Harley Davidson Motorcycle Co.
Awalnya, perusahaan ini berupa gubuk di belakang rumah Davidson. Walaupun hanya punya fasilitas seadanya, mereka berhasil mengembangkan usaha mereka dengan memproduksi tiga unit motor. Usaha mereka membuahkan hasil. Mereka mampu menciptakan 150 unit motor pada 1906. Nah, pada tahun yang sama, mereka pindah ke Juneau Avenue karena tempatnya lebih luas daripada gubuk yang mereka tempati.
Kesuksesan yang diraih menjadikan Harley Davidson sebagai perusahaan sepeda motor terbesar di dunia di awal 1920. Semua karyanya menuai kesuksesan sehingga mampu mengantarkan Harley Davidson melewati masa The Great Depression pada 1933 bersama saingan terdekatnya, Indian.
3. Microsoft
Bermula dari kesukaannya belajar programing, pada 1968 Bill Gates mulai belajar di Lakeside Preparatory School di Seattle. Di sana, bersama Paul Allen dan siswa lainnya, Gates memperoleh pengalaman pertama bersama komputer. Musim gugur 1973, Gates berangkat menuju Harvard University dan terdaftar sebagai mahasiswa Fakultas Hukum. Gates mampu dengan baik mengikuti kuliah. Namun sama seperti ketika dia di SMA, perhatiannya segera beralih ke komputer.
Perjalanan Gates dimulai dari sebuah garasi yang ada di rumahnya. Awalnya, mereka mengembangkan bahasa pemrograman untuk Altair hingga mereka berhasil menghasilkan BASIC dan mendapatkan kontrak untuk memasok BASIC yang dapat digunakan pada Altair. Singkat cerita, pada 1973, lahirlah Microsoft.
Semangat Allen dan Gates enggak percuma. Komputer kecil itu menjadi mode dari segala macam komputansi yang kini bermarkas di Redmond, Washington, Amerika Serikat. Sekarang pun kita bisa lihat bahwa PC telah benar-benar menjadi alat informasi. Kini, hampir setiap orang mengenal Gates sebagai salah satu orang terkaya di dunia.
4. Nike
Bill Bowerman, seorang pelatih atletik di University of Oregon, terinspirasi dari makanan wafel yang memiliki cetakan unik. Saat itu, dia membayangkan sebuah sepatu olahraga yang bidang tapaknya memiliki pola khusus seperti wafel. Maka, kaki atlet yang memakainya bisa dengan mudah mencengkeram trek tanpa dia harus khawatir terpeleset.
Saat itu, Bowerman dan atlet yang dilatihnya, Phil Knight, udah ngejalanin perusahaan patungan, yakni menjual sepatu bernama Blue Ribbon Sports (BRS). Namun, mereka hanyalah distributor dari produsen sepatu asal Jepang bernama Onitsuka Tiger (sekarang bernama ASICS). Sebelum mendirikan perusahaan, Bowerman udah menaruh perhatian pada sepatu olahraga sejak 1950-an. Lewat seorang tukang sepatu lokal, dia belajar membuat sepatu. Enggak hanya membuatnya secara teknis, Bowerman juga diajarin ngerancang hingga mampu membuat sepatu.
Knight pun mencoba sepatu buatan Bowerman pada malam sebelum pertandingan. Rekan satu timnya, Otis Davis, menyukainya dan memakai sepatu itu pada pertandingan. Sejak saat itu, Bowerman terus membuat sepatu dengan kualitas tinggi. Bersama Knight, mereka menjual sepatu lewat bagasi mobilnya di Oregon. Setelah 50 tahun dari penjualan pertamanya, kini Nike yang bermarkas di Empire State Building, New York, Amerika, ini menjadi gerai peralatan olahraga yang tersebar di hampir setiap negara di planet ini.
5. Google
Google pertama kali dibangun oleh Sergey Brin dan Larry Page di Amerika Serikat ketika mereka masih jadi mahasiswa S-2 di Universitas Stanford. Google direncanakan pada Juni 1996 dan hanya berupa riset buat keperluan kuliah. Namun, rencana mengenai Google semakin maju sampai resmi menjadi sebuah perusahaan pada 1998. Kantor pertamanya merupakan sebuah garasi milik sahabat mereka sendiri.
Garasi rumah ini milik Susan Wojcicki yang bertempat di Menlo Park, sebuah kota kecil di San Mateo California, Amerika. Banyak yang menyebut bahwa Google adalah sebuah perusahaan yang dibangun di Menlo Park dan keberhasilannya dimulai dari sebuah garasi kecil milik sahabatnya tersebut yang kini bermarkas di Mountain View, California.
Akhirnya, setelah Google sukses sebagai mesin pencari nomor satu di dunia, perusahaan besar ini memiliki banyak kantor cabang di seluruh dunia. Setiap kantor cabang ini memiliki keunikan dalam desain interiornya.
***
Nah, buat lo yang baru ngerintis karier di tempat yang seadanya, enggak perlu khawatir. Lewat kerja keras, usaha, dan doa, enggak menutup kemungkinan lo bakal bisa punya perusahaan besar. Jangan nyerah, yak!