Game of Thrones telah selesai. Sayangnya, perjalanan para tokoh di Westerso yang sudah kita ikuti selama delapan tahun ternyata menimbulkan kekecewaan massal. Para penggemar Game of Thrones di seluruh dunia tampak enggak puas dengan akhir yang disajikan David Benioff dan D. B. Weiss (D&D), duo penulis yang mengerjakan naskah musim ini dan tujuh musim sebelumnya.
Penggemar yang kecewa berat pun membuat petisi untuk remake musim terakhir Game of Thrones dengan penulis yang layak. Petisi tersebut sudah ditandatangani lebih dari Rp1,4 juta orang. Sementara itu, Sophie Turner, pemeran Sansa Stark, mengungkapkan bahwa petisi tersebut merupakan sebuah upaya yang tidak menghargai kerja keras tim produksi yang telah serius menggarap serial tersebut selama bertahun-tahun.
Sebenarnya, wajar saja kalau penggemar merasa kecewa karena mendapat sajian akhir yang tidak memenuhi ekspektasi. Namun, daripada mengeluhkan sesuatu yang sudah terjadi dan malah mengata-ngatai serial yang jadi difavoritkan, sebaiknya kalian lampiaskan kekecewaan tersebut ke hal-hal yang positif. Buat kalian yang kecewa dan berharap lebih dengan season terakhir Game of Thrones, coba saja lakukan hal-hal di bawah ini!
1. Bikin Fanfiction
Apakah penyebab utama kekecewaan kalian adalah jalan cerita yang enggak sesuai dengan harapan? Kalau memang punya ekspektasi sendiri soal bagaimana seharusnya Game of Thrones berakhir, ya, kalian bikin saja cerita versi kalian. Mungkin kalian bisa lebih puas ketimbang mengumbar makian di media sosial.
Jangan salah, saat ini fanfic alias fiksi buatan penggemar punya massa tersendiri. Kalian bisa membagikan fanfic tersebut di berbagai platform. Misalnya saja Wattpad, FanFiction.net, Archive of Our Own, atau pun blog, forum, dan situs fanfic lainnya. Dengan begitu, karya kalian bisa dibaca oleh orang-orang yang juga merasakan hal sama.
Dengan bikin fanfic, kalian juga akan merasakan bagaimana sulitnya membuat cerita serumit Game of Thrones. Bukan enggak mungkin pula ada pembaca yang komplain kalau cerita kalian dinilai enggak sesuai dengan ekspektasi mereka atau penggambaran karakter yang dianggap OOC (out of character).
FYI, seorang penggemar bernama Alice Shipwise telah menuliskan ulang skenario season final Game of Thrones. Kalian bisa membacanya di sini. Semoga saja kalian terinspirasi.
2. Galang Dana dan Produksi Sendiri
Kalau berharap petisi buat produksi ulang Game of Thrones musim terakhir bakal berakhir dengan remake oleh HBO, kalian terlalu naif. Produksi sebuah serial, apalagi semacam Game of Thrones yang merupakan adaptasi dari novel dan berlangsung selama bertahun-tahun, tentunya enggak mudah. Ada banyak pihak terlibat. Bukan cuma tim produksi, tetapi juga para sponsor dan manajemen.
Kalian boleh saja kecewa dengan akhir Westeros. Namun, perlu diingat bahwa akhir yang disajikan sudah melalui persetujuan sang penulis novel, George R. R. Martin. Jadi, sebetulnya enggak ada kesalahan yang dilakukan tim produksi serialnya (selain enggak memenuhi harapan penggemar).
Makanya, daripada berharap lebih (dan membuang waktu serta tenaga) untuk yang sesuatu yang enggak pasti, mending kalian bikin produksi sendiri.
Say what you will about the #GameOfThronesFinale, the John Hughes homage was a bold choice to end on. pic.twitter.com/kKJrJyV9d7
— Dan Olson (@FoldableHuman) 20 Mei 2019
Kalian bisa membentuk komunitas penggemar yang sama-sama kecewa lalu menggalang dana buat mensponsori biaya produksi. Dengan bertindak nyata, kalian sudah selangkah lebih maju daripada sekadar menandatangani petisi. Saat ini, ada banyak cara untuk menggalang dana. Tinggal jelaskan niat dan tujuan mulia kalian, pasti penggemar lain tersentuh hatinya untuk membantu.
Saat ini sudah banyak penggemar yang menyalurkan kreativitas mereka dengan membuat fan version apa pun, mulai dari video musik hingga film. Sayangnya, hasil akhirnya enggak bisa dikomersialkan. Paling-paling, kalian cuma bisa merilisnya di YouTube dengan tag “fan version”.
3. Tunggu Novelnya Rilis
Meski cerita season 8 sudah melalui persetujuan Martin, tentunya versi sang empunya cerita bakal lebih lengkap dan berjiwa. Para karakter dalam A Song of Ice and Fire telah dikembangkan selama bertahun-tahun. Jadi, enggak mungkin Martin mengabaikan mereka begitu saja. Jadi, masih ada harapan untuk kalian mendapatkan kisah yang lebih layak di novelnya.
Selama ini, serial Game of Thrones enggak kehilangan “jiwa” A Song of Ice and Fire karena masih berpatokan pada novelnya dengan kisah yang lengkap dan sudut pandang yang luas. Jadi, memilih mana yang mau ditampilkan dan dengan cara apa juga lebih mudah. Namun, tetap saja sebuah adaptasi enggak bakal bisa sama persis dengan novelnya. Ada banyak pertimbangan ketika mengadaptasi sebuah cerita ke layar kaca atau pun layar lebar.
Kekecewaan timbul ketika enggak ada naskah babon yang bisa diikuti sehingga para kreator serial harus berimprovisasi dengan informasi yang sedikit dari Martin. Sejak awal, Martin menginginkan Game of Thrones mencapai minimal 10 musim. Sayangnya, pada akhirnya delapan musim adalah jumlah maksimal untuk Game of Thrones.
Selanjutnya, D&D membuat sendiri naskah Game of Thrones tanpa asistensi dari Martin sejak musim keempat. Sejak musim keenam, mereka mulai membuat sendiri naskahnya dengan sedikit catatan dari Martin.
Makanya, banyak penggemar merasa akhir bagi Daenerys terkesan dipaksakan. Bagi mereka, perkembangan karakter di serialnya enggak membawa Dany sampai ke titik harus menghancurkan seisi King’s Landing.
Bran Stark yang tiba-tiba muncul entah dari mana dan menjadi raja pun enggak memuaskan para penggemar yang merasa Sansa jauh lebih layak memimpin Westeros. Kurangnya plot buat pengembangan karakter merupakan salah satu efek dari banyaknya pemotongan yang dilakukan serialnya.
Sebenarnya, perubahan Dany menjadi Mad Queen dan kematiannya di tangan Jon Snow telah diungkapkan sejak lama oleh Martin. Dalam wawancara dengan Rolling Stone, Martin mengaku bahwa ada poin-poin yang sudah direncanakan sejak lima atau enam tahun lalu, tapi mungkin juga ada yang ditambahkan.
Jadi, kalian jangan khawatir. Versi Martin tentunya bakal bisa lebih memuaskan karena Martin terkenal enggak serta-merta memunculkan twist plot tanpa alasan yang jelas, tanpa plot yang membangun jauh sebelumnya.
4. Lapang Dada dan Nikmati Serial Lain
Kekecewaan adalah hal yang manusiawi. Merasa penantian sia-sia, dibohongi dengan trailer dan banyak promosi di luar sana. Namun, enggak ada yang lebih baik daripada bersikap legawa dan menerima hal yang sudah terjadi dengan lapang dada.
Sesungguhnya, pemenang sejati adalah mereka yang legawa dan mau menerima sepahit apa pun kenyataan dengan ikhlas dan tulus. Kalau kita ribut terus, malah jadi menambah masalah yang harusnya enggak perlu dipermasalahkan. Toh, kita sebenarnya sadar bahwa kemungkinan remake musim terakhir Game of Thrones oleh HBO itu kecil banget, bahkan mustahil. Jadi, legawa saja.
Daripada memikirkan terus Game of Thrones yang sudah lewat, mending kalian move on dengan serial-serial lainnya. Misalnya saja Black Mirror yang bakal kembali tayang lewat season 5. Atau, coba tonton Swamp Thing yang segera meluncur di DC Universe. Masih belum puas? Nantikan Stranger Things musim tayang ketiga yang dijadwalkan tayang awal Juli mendatang.
***
Apakah kalian termasuk yang merasa kecewa dengan musim tayang terakhir Game of Thrones? Hal apa yang kalian lakukan untuk mengobati kekecewaan? Kasih tahu di kolom komentar, ya!