-Tim produksi dari sejumlah drama Korea ini rela mengeluarkan biaya yang besar.
-Terlepas dari bujetnya yang besar, beberapa drakor di bawah ini ada yang berhasil meraih penghargaan bergengsi.
Besar-kecilnya modal produksi memang akan berdampak terhadap hasil akhir dari sebuah proyek film ataupun serial. Semakin besar bujet produksinya, biasanya akan semakin baik pula kualitas dari sebuah karya sinema yang diproduksi. Hal ini pun berlaku bagi proses produksi sebuah drama Korea.
Dalam beberapa tahun terakhir, ada sejumlah drama Korea yang berani mengeluarkan biaya besar-besaran untuk proses produksinya. Biaya tersebut umumnya menjadi besar karena banyaknya adegan yang menggunakan CGI ataupun proses syuting yang dilaksanakan di luar Korea Selatan. Namun, bujet besar ini cukup setimpal dengan kualitas akhir dari drakornya.
Inilah deretan drama Korea dengan biaya produksi termahal!
7. Memories of the Alhambra – 20 miliar won (sekitar Rp257,9 miliar)
Dari pemerannya saja, Memories of the Alhambra sudah dibintangi dua selebritas yang pada 2020 masuk deretan aktor-aktris Korea termahal, yaitu Hyun Bin dan Park Shin-hye. Selain itu, drama Korea yang satu ini juga melakukan sebagian proses syutingnya di Kastil Alhambra yang terletak di Spanyol. Makanya, enggak heran kalau biaya produksinya mencapai sekitar Rp257,9 miliar.
Namun, sebagian besar dari modal produksi tersebut kemungkinan besar digunakan untuk penggunaan efek visual yang cukup banyak dalam drakor ini. Sebab, Memories of the Alhambra berkisah tentang seorang CEO dan pemilik tempat penginapan yang mengalami berbagai insiden dengan konsep seperti dalam game.
Modal produksi besar yang dikeluarkan untuk kepentingan efek visual drama Korea ini pun enggak percuma. Soalnya, Memories of the Alhambra berhasil meraih piala “Technical Award” untuk efek visual di ajang Baeksang Awards 2019.
6. Hotel del Luna – 20 miliar won (sekitar Rp257,9 miliar)
Buat kalian yang nonton drama Korea Hotel del Luna, pasti sadar kalau di dalamnya kita disajikan dengan sejumlah adegan yang penuh efek CGI. Mulai dari tranformasi hotel, penampilan harimau yang tampak realistis, kehadiran pohon Bulan yang memukau, serta visualisasi dari sejumlah karakter hantu. Hal ini pun membuat drama Korea yang dibintangi Lee Ji-eun alias IU ini harus mengeluarkan biaya produksi sekitar Rp257,9 miliar.
Di luar dari efek visual tersebut, ada satu faktor lagi yang membuat bujet produksi Hotel del Luna terbilang besar, yaitu propertinya. Karakter Jang Man-wol (IU) yang menjadi pemilik dari hotel khusus hantu di drakor ini dikisahkan gemar memiliki barang mewah. Jadi, tim produksi juga harus menyiapkan sejumlah properti yang mewah, seperti baju yang harganya jutaan, mobil sports, serta aksesoris berupa perhiasan.
5. Vagabond – 25 miliar won (sekitar Rp322,4 miliar)
Dibintangi oleh Lee Seung-gi dan Bae Suzy, Vagabond merupakan sebuah drama Korea yang mengusung genre aksi-kriminal. Oleh karena itu, kita kerap ditampilkan dengan adegan aksi seru yang melibatkan pemainnya. Tentunya, hal ini membuat tim produksi harus menyiapkan bujet yang besar untuk kepentingan tambahan efek berupa CGI atau efek visual pratikal seperti ledakan dan semacamnya.
Tak cuma itu, lokasi syutingnya juga sebagian berada di beberapa negara di luar Korea Selatan, yaitu Portugal dan Maroko. Semua hal tersebut pun membuat drama Korea yang tengah dinanti musim keduanya ini harus mengeluarkan bujet produksi sekitar Rp322,4 miliar.
4. Mr. Sunshine – 30 miliar won (sekitar Rp386,9 miliar)
Mr. Sunshine menjadi salah satu drama Korea yang dianggap memiliki kualitas yang baik oleh para penonton. Buktinya, serial yang dibintangi oleh Lee Byung-hun dan Kim Tae-ri ini menempati posisi keenam dari daftar drakor dengan rating tertinggi di sejarah pertelevisian Korea Selatan. Hal ini pun membuat bujet besar sejumlah 30 miliar won yang dikeluarkan oleh tim produksinya menjadi enggak percuma.
Biaya besar tersebut sebenarnya enggak terlalu mengherankan. Soalnya, Mr. Sunshine mengambil latar waktu pada era Joseon sehingga harus menyiapkan kostum serta latar tempat yang sesuai pada zamannya. Selain itu, drakor ini juga dipenuhi dengan sejumlah efek visual CGI yang setara dengan film layar lebar.
Kualitas penataan latar dan kostum serta CGI yang ada di dalamnya pun membuat Mr. Sunshine mendapat nominasi “Technical Award” untuk efek visual dan art pada Baeksang Awards.
3. The King: Eternal Monarch – 30 miliar won (sekitar Rp386,9 miliar)
Pada 2020 ini, ada juga drama Korea yang mengeluarkan biaya besar untuk kepentingan produksinya, yaitu The King: Eternal Monarch. Mengingat serial mengusung genre fantasi, enggak heran banyak adegan dengan tambahan efek CGI untuk menunjang momen fantasi tersebut. Mulai dari mobil mewah, helikopter, atau portal penghubung dunia Korea dan Corea.
Bujet sekitar 30 miliar won yang dikeluarkan oleh tim produksi juga sudah termasuk pembuatan lokasi syuting untuk replika dari kota Busan. Belum lagi, kehadiran aktor kenamaan Korea Selatan, Lee Min-ho, yang pada 2020 ini mematok bayaran sekitar 62 ribu dolar (sekitar Rp894,7 juta) untuk satu episodenya.
2. Kingdom – 35 miliar won (sekitar Rp451,5 miliar)
Kingdom merupakan serial orisinal Netflix yang mengambil latar waktu di era Dinasti Joseon dengan tema zombie. Biaya produksi dari satu episodenya diperkirakan mencapai 3 miliar won (sekitar Rp38,7 miliar) sehingga modal penggarapan dua musimnya yang berjumlah 12 episode diduga menyentuh angka 35 miliar won.
Lagi-lagi, modal tersebut kemungkinan untuk kepentingan efek visual CGI, kostum, serta pembangunan lokasi syuting dengan latar zaman era Joseon. Lalu, bujet tersebut juga dipakai untuk riasan dari para pemeran zombie yang tampak realistis.
Kingdom mendapat nominasi “Technical Award” untuk efek visual di Baeksang Awards dan menjadi serial Netflix pertama yang berpartisipasi di ajang tersebut.
1. Arthdal Chronicles – 54 miliar won (sekitar Rp696,7 miliar)
Hingga artikel ini ditulis, Arthdal Chronicles masih memegang predikat sebagai drama Korea dengan biaya produksi termahal, yakni sekitar Rp696,7 miliar. Hal ini pun sampai membuat drakor yang dibintangi oleh Song Joong-ki dan Kim Ji-won ini disebut-sebut sebagai Game of Thrones versi Korea Selatan. Sebab, selain sama-sama memiliki bujet yang besar, Arthdal Chronicles juga punya tema yang mirip dengan Game of Thrones.
Sebagian besar modal produksinya kemungkinan besar digunakan untuk membangun lokasi syuting dari dunia Arth yang fiktif dan kostum serta riasan dari para pemainnya. Tak cuma itu, drakor ini juga sempat melakukan syuting di Brunei Darussalam untuk beberapa adegannya. Belum lagi adanya beberapa adegan yang menggunakan efek CGI di dalamnya.
***
Nah, itulah sejumlah drama Korea dengan bujet produksi termahal. Dari sejumlah drakor tersebut, adakah yang merupakan favorit kalian? Share pendapat kalian di bawah dan ikuti terus KINCIR untuk rekomendasi seputar drakor lainnya, ya!