Bikin Viral, Mengapa Banyak Produk Indonesia Pakai Brand Ambassador dari Korea Selatan?

Korean wave, sebuah istilah yang menggambarkan demam terhadap segala budaya populer Korea Selatan, memang belum terlihat akan berakhir sejak awal kemunculannya di Indonesia pada tahun 2002. Pada masa itu, demam Korea Selatan dipicu oleh adanya drama Endless Love di Indosiar yang kemudian diikuti oleh drama-drama lain seperti misalnya Full House, Winter Sonata, dan masih banyak lagi.

Korea Selatan memang berbenah sejak dekade 90an. Demam Korea Selatan ini juga enggak lepas dari dukungan segenap pihak, bahkan pemerintah, untuk memajukan negara mereka. Negeri gingseng terkenal solid kalau sudah ngomongin soal kemajuan negara. Bahkan, untuk bangkit dari krisis tahun 1998, para warga berkomitmen mengumpulkan emas untuk membayar utang negara pada IMF.

Budaya yang dikenal sebagai uri (kita -prinsip komunal-) inilah yang bikin Korea Selatan menjadi negara yang bisa melesat cepat. Mereka berhasil mengalahkan budaya-budaya negara adikuasa bahkan budaya populet negara lain di Asia Timur yang sempat mendominasi Indonesia.

Nah, demam Korea Selatan ini enggak bisa dilepaskan dari aspek periklanan. Saking melekatnya budaya Korea Selatan di pikiran banyak orang, termasuk sebagian besar masyarakat Indonesia, budaya ini pun masuk bahkan ke lini-lini lokal. Salah satunya, adalah penggunaan selebritas Korea Selatan sebagai brand ambassador alias duta produk nasional.

Fenomena ini, menurut KINCIR memang menarik banget buat dibahas. Soalnya, jangankan bisa berbahasa Indonesia, kayaknya sangsi juga para selebritas Korea Selatan ini menggunakan produk Indonesia yang mereka gaungkan.

Di balik itu semua, pertanyaan besarnya adalah menapa mereka yang justru menjadi brand ambassador produk nasional? Nah, coba kita kulik bareng-bareng di sini, yuk!

Dari bumbu masak sampai bank, semua pakai wajah Korea Selatan

Rasanya, sulit membayangkan Lisa BLACKPINK menggunakan jasa sekuritas perbankan Ajaib dari Indonesia. Namun, belum lama ini, Lisa didapuk menjadi duta dari perbankan yang iklannya masif di mana-mana.

Via Istimewa

Lisa memang bukan orang Korea Selatan. Ia adalah gadis yang besar di Thailand. Namun, lantaran menjadi anggota BLACKPINK, Lisa pun menjadi “orang Korea Selatan”. Citranya akan selalu lekat dengan negeri tersebut.

Bukan cuma Lisa, nih, selebritas Korea Selatan yang menjadi BA produk Indonesia. Kita tentu masih ingat dengan iklan Tokopedia yang menampilkan personil BTS baik di spanduk, stiker MRT, bahkan televisi.

Via Istimewa

Tentu kita juga masih ingat dengan ekspresi Choi Siwon, anggota boyband Super Junior, saat menikmati semangkok Mie Sedaap yang pedas. Atau, saat ia mengajak ibu-ibu untuk memasak dengan santan Sasa.

Via Istimewa

Masih kurang? Ada lagi personil EXO, Sehun, yang menjadi brand ambassador Whitelab, produk kecantikan asal Indonesia. Para personil NCT, juga menjadi brand ambassador Somethinc yang lagi-lagi berasal dari Indonesia. 

Via Istimewa

Hal tersebut tentu menjadi sesuatu yang dipertanyakan: memangnya selebritas sekelas mereka mau mengonsumsi produk warung atau drugstore, alias produk yang bukan premium dan diproduksi secara terbatas? Membayangkannya saja tentu membingungkan. Lalu, apa motivasi dari penggunaan mereka sebagai brand ambassador?

Banyak orang yang mengira jawabannya adalah seperti ini: produk-produk Indonesia bermaksud melebarkan sayapnya ke luar negeri, sehingga digunakanlah duta dari Korea Selatan yang sudah dikenal oleh banyak negara. Namun, apakah jawabannya itu? Yuk, kita lihat beberapa sejarah terkait untuk memahaminya!

Branding dan bagaimana jenama Indonesia menggunakan selebritas Negeri Gingseng

Bicara soal branding memang enggak ada habisnya. Jika digali lebih dalam, kita akan menemukan makna branding yang lebih dari sekadar tentang “ternamanya” sebuah merek.

Kotler dan Keller dalam Marketing Management (2009) menyebutkan bahwa brand image merupakan persepsi serta keyakinan konsumen, yang terdapat di dalam memori mereka, tentang sebuah jenama. Brand yang menarik akan memicu konsumen untuk melakukan pembelian, bahkan pembicaraan (word of mouth) sehingga pihak lain akan membeli produk tersebut. Menggunakan brand ambassador selebritas Korea Selatan yang digandrungi tentu akan menggerakkan penggemar untuk membelinya.

Kekuatan penggemar selebritas-selebritas Korea Selatan ini enggak bisa dianggap main-main. Setiap konser yang menghadirkan selebritas negeri gingseng akan selalu dihadiri oleh penonton dalam jumlah fantastis. Daftar top ten tontonan di Netflix didominasi oleh drama-drama Korea Selatan. Banyak keributan di Twitter yang hanya bersumber dari perbedaan pendapat tentang selebritas Korea Selatan idola, bahkan ejekan terhadap mereka. 

Penggemar berat sebuah idol group bahkan banyak yang melakukan kegiatan ekstrem seperti misalnya melakukan vote ke banyak platform hingga menyita waktu sampai doxxing para haters. Tentu ini bukan hal yang patut dicontoh, tetapi setidaknya, bisa bikin banyak brand paham apa selera kebanyakan masyarakat Indonesia, terutama dari golongan gen-Z yang memang aktif berinternet, bisa membantu menyebarkan informasi, dan juga cukup bisa “diajak konsumtif”.

Keributan akibat penghinaan beberapa idol Korea Selatan oleh Safa
Keributan akibat penghinaan beberapa idol Korea Selatan oleh Safa Via Istimewa.

Pembelaan mati-matian atau bahkan apresiasi tinggi terhadap karya-karya selebritas Korea Selatan membuktikan betapa percayanya penggemar kepada mereka. Penggemar akan selalu menganggap apa yang dilakukan oleh selebritas-selebritas tersebut sebagai panutan atau bahkan kebaikan.

Nah, inilah poin penting yang ditangkap oleh berbagai brand ternama: peluang menjaring pembeli dalam jumlah besar dengan mengandalkan kesenangan mereka.

Maka, penggunakan brand ambassador Korea Selatan bukanlah trik untuk menjaring masyarakat Korea Selatan. Kalau memang demikian, sudah tentu brand-brand ini akan menggunakan tulisan copy dalam Bahasa Korea Selatan atau setidaknya Bahasa Inggris.

Mereka dari awal memang ingin menjaring masyarakat Indonesia yang tergila-gila dengan “segala hal berbau Korea Selatan”. Apalagi bila si brand ambassador menggunakan sedikit bahasa Indonesia dalam materi promosinya.

Enggak main-main, Indonesia tercatat sebagai negara dengan jumlah penggemar K-Pop terbesar di dunia maya pada 2021 berdasarkan laporan Twitter yang dirilis Januari 2022. Indonesia jauh mengungguli penggemar K-Pop terbanyak menurut Twitter lainnya; yaitu Jepang, diikuti dengan Filipina, Korea Selatan, dan Amerika Serikat. Potensi pasar ini yang diharapkan mampu dibawa oleh sang Brand Ambassador. 

Strategi periklanan viral di Indonesia; dari Billboard New York, Fashion Show Paris, sampai Brand Ambassador Internasional

Cristiano Ronaldo saat menjadi duta Shopee
Cristiano Ronaldo saat menjadi duta Shopee Via Istimewa.

Enggak hanya memanfaatkan para penggemar Korea di Indonesia. Kali ini, KINCIR mau mengajak kamu menengok lagi beberapa “peristiwa bersejarah” dalam periklanan Indonesia di era digital ini. 

Apakah kamu masih ingat dengan penggunaan Cristiano Ronaldo dan Jackie Chan sebagai duta Shopee? Atau keberadaan produk-produk dan selebritas Indonesia di billboard foursquare New York? Mulai dari Weird Genius, MS Glow Men, Aladdin, bahkan jenama pakaian anak muda Erigo pun pernah muncul di billboard New York.

Kemunculan mereka pun menghebohkan linimasa. Banyak orang yang kemudian membicarakan hal tersebut di media sosial bahkan menyebarkan screenshot terkait hal-hal tersebut. 

Cristiano Ronaldo saat menjadi duta Shopee
Cristiano Ronaldo saat menjadi duta Shopee Via Istimewa.

Akhirnya, jenama-jenama itu jadi banyak dibicarakan komunitas dan kelompok warganet lokal. Mereka pun jadi mengulik-ulik tentang apa yang ditawarkan hingga merasa bangga dengan mereka karena fakta bahwa mereka go international.

Setelah heboh billboard, Paris Fashion Week juga jadi viral karena beberapa brand Indonesia. Beberapa jenama, mulai dari brand perawatan kecantikan seperti MS Glow hingga produk makanan seperti Geprek Bensu mengatakan bahwa mereka berhasil menembus ajang bergengsi Paris Fashion Week. Mereka mengaku brand-nya menggelar peragaan busana di sana.

Kehebohan positif ini berganti menjadi negatif saat para warganet menemukan bahwa mereka enggak benar-benar ambil bagian dalam pagelaran bergengsi itu. Mereka hanya mengikuti pagelaran yang dirancang oleh fashion agency yang dibuat orang Indonesia lewat badan fashion khusus di Indonesia, dan berbarengan dengan acara Paris Fashion Week.

Banyak jenama yang menolak kenyataan itu, entah karena malu atau karena mereka beneran enggak tahu bahwa Paris Fashion Week adalah lisensi dari sebuah fashion show layaknya Jakarta Fashion Week, bukannya “minggu busana di Paris” saja. Namun, dari sini kita bisa melihat: euforia masyarakat sekaligus perancang jenama nasional meninggi saat membicarakan tentang go international.

Agak miris mengingat kenyataan bahwa sebagian besar orang di negara kita memang terobsesi untuk dikenal dunia. Kita akan sangat bahagia saat film-film Hollywood menyebut tentang Indonesia meskipun hanya sekilas. Kita akan sangat bangga saat mengetahui ada selebritas Indonesia atau jenama Indonesia yang dikenal masyarakat di luar negara kita.

Kita juga sangat gembira saat melihat banyak orang dari luar negeri yang mengekspresikan rasa cinta terhadap Indonesia lewat akun YouTube. Maka, kiwari, banyak channel YouTube yang dibuat orang luar negeri, mengekspresikan kecintaan pada bahasa dan budaya Indonesia bahkan memamerkan pengalaman mereka saat menyambangi negara kita.

Jadi, penggunaaan duta dari Korea Selatan di Indonesia kurang lebih memiliki tujuan sama: menciptakan rasa bangga di hati masyarakat Indonesia karena jenama kita diketahui oleh selebritas ternama, menciptakan keinginan untuk membeli karena ingin sama dengan sang idola, dan menciptakan virality karena para penggemar akan membicarakannya kepada orang lain.

***

Tentu kita berharap bahwa produk kita akan go international betulan. Namun, berbagai brand tahu betul kalau Indonesia punya massa yang seksi. Rasanya memanjakan 250 juta pangsa pasar penduduk Indonesia dengan apa yang mereka sukai jadi keputusan terbaik.

Mereka yang menggilai seorang artis bukan tak mungkin berpikir pendek untuk langsung beli produknya. Bukan soal fungsi, lebih ke support dari hati untuk figur yang mereka cintai. Apakah kamu juga pernah melakukannya?

Stay Updated!
Tetap terhubung di media sosial supaya cepat dapat pembaruan.