*Spoiler Alert: Artikel ini mengandung sedikit bocoran serial Biohackers Netflix yang bisa aja mengganggu buat kalian yang belum nonton
Tamat nonton Dark Season 3, kalian mungkin mulai gerah ingin cari serial Jerman lainnya yang mind blowing. Beruntungnya kalian, kebetulan banget bulan ini Netflix punya Biohackers, serial fiksi ilmiah orisinal Netflix tentang kemajuan teknologi rekayasa genetika. Biar dapat gambaran besarnya, lihat dulu trailernya di sini.
Biohackers mengisahkan Mia, seorang mahasiswa ilmu kedokteran yang mengejar Dr. Lorenz terkait penelitian biohacking yang pernah dilakukannya. Dimulai dengan berpacaran sama asisten Dr. Lorenz, Mia akhirnya berhasil menemukan kenyataan yang selama ini dicarinya. Namun, benarkah semua berjalan lancar?
Sebelum kalian menebak, simak dulu ulasan KINCIR ini, ya!
Kemajuan Teknologi Jadi Bencana
Premis yang menarik dari Biohackers adalah ketika kalian mendengarkan kuliah Dr. Lorenz. Nantinya, dia diketahui sebagai orang yang diincar oleh Mia untuk bertanggung jawab atas kehilangan yang dirasakannya.
Dr. Lorenz menyebut biologi sintetis mengubah ciptaan menjadi pencipta. Masa depan biologi sintetis adalah masa depan manusia ketika penyakit dapat dicegah sebelum menyebar, menghapuskan kelainan genetik, dan memberikan kesempatan yang sama kepada semua orang untuk “sehat”. Dengan kata lain, meniadakan Tuhan.
Dengan penelitian yang tepat, biologi sintetis dapat menjadi jawaban untuk membuat sistem imun terkuat sehingga enggak perlu lagi vaksin segala. Sebelum lahir, saat masih dalam bentuk gen, biologi sintetis dapat menciptakan semua kemungkinan itu. Paling enggak, itulah yang jadi impian Dr. Lorenz yang ternyata enggak berakhir baik buat dia. Ambisinya berbahaya dan mudah disalahpahami.
Di sinilah Biohackers menunjukkan betapa kemajuan teknologi dapat menjadi teman sekaligus musuh bagi manusia. Batas antara penelitian legal dan ilegal di kalangan tertentu memang setipis minum bir atau cola. Inovasi yang dilakukan, kalau enggak diiringi sama peraturan yang ketat, bisa jadi bencana.
Tentunya, inilah yang jadi dramanya. Enggak ada yang benar-benar baik atau buruk dalam dunia sains. Yang ada cuma rasa penasaran dan keinginan untuk menciptakan sesuatu, entah bagaimana dampaknya nanti.
Meyakinkan, tapi…
Serial ini terlihat berhati-hati dan mencoba tunduk kepada unsur ilmiahnya, yaitu biologi sintetis. Enggak ada adegan yang sekadar lihat mikroskop tapi enggak mendiskusikan apa pun atau adegan menyentuh layar lalu zoom-in dan zoom-out, lalu mengetik sesuatu yang entah apa itu fungsinya dan pengaruhnya buat cerita. Enggak ada proses yang tiba-tiba jadi. Semua proses diperlihatkan dengan hati-hati dan terjelaskan.
Memang, sih, buat yang awam sama dunia biologi sintetis yang bidangnya di rekayasa genetik, tetap aja yang mereka lakukan kelihatan di luar nalar. Akan tetapi, cara Biohackers berusaha tetap menjelaskannya dengan cara yang masuk akal adalah nilai plus buat sebuah fiksi ilmiah.
Sayangnya, beberapa adegan dengan narkoba dan tumbuh-tumbuhan menyala justru malah enggak signifikan buat ceritanya. Sebaliknya, itu malah menunjukkan betapa “santai” Mia ketika dia seharusnya menjalankan misi buat menghancurkan Dr. Lorenz.
Belum lagi, buat sebuah peneliti yang merasa datanya penting banget dan jangan sampai ketahuan sama orang lain, Dr. Lorenz malah terlalu ceroboh. Dia membiarkan dokumen penting di komputernya tersimpan tanpa password atau keamanan lainnya.
Mengingat asistennya boleh memasuki rumahnya buat mengakses laboratoriumnya, bukannya masuk akal kalau Dr. Lorenz berhati-hati? Ini nantinya bakal berkaitan sama konfliknya yang jadi enggak ada geregetnya.
Terlalu “Normal” untuk Sebuah Konflik Besar
Kelemahan Biohackers justru ada di unsur fiksinya. Ketika hal-hal ilmiah direncanakan dengan rapi, kelemahan terbesar justru ada di alur dan karakter. Biohackers membuka rangkaian peristiwanya dengan adegan orang-orang yang tiba-tiba berjatuhan di kereta.
Tentu ini pembuka yang menjanjikan karena kalian jadi punya gambaran singkat tentang judul dan isi ceritanya sekaligus penasaran tentang apa yang terjadi. Kalian pun bakal diajak bertahan sampai mendapatkan penjelasannya.
Sayangnya, Mia Akerlund, mahasiswa yang mengejar Dr. Lorenz dengan maksud tersembunyi, enggak bisa dibilang cukup kuat untuk menjadi tantangan buat musuh besarnya, Dr. Lorenz. Dendam dan sakit yang dirasakannya juga enggak sepenuhnya tersampaikan. Khususnya, karena Mia lebih banyak bermain-main dibandingkan merenungkan rencananya.
Akhirnya, ketika bertindak, Mia jadi orang yang enggak berhati-hati. Dia jauh banget dari penggambaran awalnya ketika dia bahkan menyembunyikan berita tentang Dr. Lorenz dalam speaker.
Ambisinya buat mengejar Dr. Lorenz jadi enggak jelas. Flashback yang menunjukkan soal kematian saudara kembarnya, Ben, yang disusul dengan kematian ayah dan ibunya jadi enggak bermakna ketika akhirnya Mia malah mendatangi Dr. Lorenz dan mengakui semuanya. Oke, seseorang lagi berusaha bermuka dua di sini, berperan sebagai agen rahasia. Namun, tujuannya mengejar Dr. Lorenz jadi enggak jelas.
Memang, mengungkapkan pekerjaan kotor Dr. Lorenz kepada dunia jadi alasan dia mengincar semua informasi tentang proyek rahasia yang pernah dilakukan Dr. Lorenz. Akan tetapi, kalau dikaitkan sama masa lalunya, alasan ini jadi enggak signifikan sama dendamnya. Sebaliknya, Mia malah terkesan plin-plan dan ngasal buat seorang yang telah mempersiapkan rencana ini sejak lama dengan dendam yang dipendam sejak kecil.
Bahkan, dengan caranya yang asal-asalan itu, dia bisa mendapatkan berbagai informasi yang dibutuhkannya dengan mudah. Enggak ada yang curiga dengan kenyataan yang ada di depan mata. Ketika seharusnya Mia dicurigai, para karakter malah kayak mengabaikan dan bertindak lambat. Jadi, konfliknya malah enggak terasa menegangkan, apalagi ketika cliffhanger yang seharusnya mengejutkan malah tertebak banget.
***
Serial enam episode ini mungkin bisa jadi tontonan asyik buat kalian yang bingung mau nonton serial yang beda. Premisnya menarik dan bikin penasaran. Meski alurnya jadi lambat dan konfliknya enggak konsisten, Biohackers berhasil menunjukkan bahwa ilmu kedokteran enggak membosankan dan bisa mengasyikkan juga.
Biohackers tayang sejak 20 Agustus 2020 dan jelas bakal dilanjutkan ke musim selanjutnya kalau melihat cliffhanger di akhir episode 6. Kalian bisa nonton Biohackers eksklusif di Netflix. Kalau udah nonton, bagikan pendapat kalian tentang serial ini di kolom komentar, ya!