*Spoiler Alert: Artikel review serial Andor episode 11 ini mengandung bocoran cerita yang bisa saja mengganggu kamu yang belum nonton.
Menjelang akhir musim tayang pertama, episode 11 (Daughter of Ferrix) menggambarkan perlawanan yang lebih gamblang. Setelah Cassian Andor yang enggak telalu idealis (bahkan cenderung cuek dan oportunis) digodok di Narkina V, pada episode 11 ini Andor mulai mendedikasikan hidupnya pada perlawanan ke Empire/Imperial. Anggap saja hukuman di Narkina V adalah penebusan kecerobohan dan keegoisannya saat menembak penjaga.
Setidaknya, Andor menemukan komitmen dan keberanian. Episode 11 ini dibuka dengan Andor dan Melshi, tahanan yang kabhr bersamanya, sedang bertahan di tebing, bersembunyi dari patroli pesawat Empire. Proses kaburnya mereka enggak mudah, bahkan sempat tertanggap dua alien yang berwajah besar bak Jabba the Hut tetapi berbeda spesies tentunya. Untungnya, karena sama-sama membenci Narkina V, dan sedikit diplomasi, akhirnya keduanya bisa pergi dari sana.
Dilema memang selalu meliputi dan menjadi trigger dari plot Andor. Yang pertama tentu dilema Andor saat menemukan bahwa sang ibu meninggal dunia dan akan dimakamkan dengan tradisi Ferrix: abunya dicampur dengan bahan bangunan lain, dijadikan bata, kemudian menjadi bagian dari bangunan Ferrix. Ini adalah perayaan yang besar, tetapi Imperial/Empire yang paranoid pun mengadakan evaluasi, sebelum pada akhirnya Meero memberikan izin ritual pemakaman 2 hari ini untuk dapat diadakan.
Mon Mothma Mengalah?
Saat jalan terbuka untuk Andor, jalan tersendat untuk Mothma. Total dana family trust sebesar 400.000 kredit yang sudah ia tarik untuk membiayai pemberontakan adalah dana yang cukup besar untuk membuat Empire curiga bahwa ada aktivitas aneh yang dilakukan Mothma. Ia senator, dan banker memperingatkan sepupunya, Vel, bahwa akan ada audit. Apalagi, saat ini Imperial memang sedang menaruh mata kepada semua hal yang mencurigakan.
Mau enggak mau, Mothma mungkin harus mengalah. Hanya ada satu jalan keluar dan pastinya itu bukan sepenuhnya dari Tay Kolma, tetapi Davo Sculdun. Kita enggak tahu keputusan apa yang akan diambil Mothma, tetapi jika sudah terdesak, mungkin ia mau mengalah terlebih dahulu untuk “menuruti” permintaan Davo Sculdun.
Hanya saja, jika memang hal ini terjadi, kartu as Mothma artinya akan dipegang oleh Sculdun.
Momen Kegalauan Andor dan Luthen
Memang episode genting ini dipenuhi kegalauan. Saat Andor mengirim pesan ke Ferrix, betapa kagetnya ia saat mengetahui Maarva meninggal dunia. Tentu ini membebani langkahnya untuk terus kabur dan melakukan perlawanan. Memang sepertinya hidup terlalu berat untuk orang-orang kelas bawah yang berada di dalam cengkeraman Imperial. Terlebih, Sersan Mosk melihat kematian Maarva dan pemakamannya sebagai kesempatan untuk menangkap Andor.
Selain itu, Luthen juga memberi tahu tentang apa yang akan dilakukan Imperial terhadap Kreegyr ke Saw Gerrera. Masalahnya, apa yang harus mereka pilih? Memberi tahu Kreegyr bahwa mereka akan diserang dengan risiko bahwa mata-mata mereka di Imperial akan ketahuan dan semua rencana pemberontakan berantakan? Atau, mereka akan mengorbankan Kreegyr demi pemberontakan yang akan selalu berjalan mulus? Apalagi, sepertinya bagi mereka, pemberontakan adalah pengorbanan.
Di sisi lain, rencana ini pun menjadi ruwet saat Bix, yang disekap dan disiksa, sepertinya sudah enggak kuat dan bisa saja mengatakan apa yang ia ketahui.
Episode ini menggambarkan bahwa terkadang perlawanan atas kondisi represif enggak hanya tentang fisik saja, tetapi mental. Mental para pemberontak ini diuji dan digodok sedemikian rupa, membuat mereka stres dan harus pintar-pintar mencari jalan yang tepat.
Selain itu, dalam episode ini, terlihat jelas bahwa semua pemberontakan membutuhkan pengorbanan. Andor mengorbankan kebebasan dan Maarva, Luthen bisa jadi mengorbankan Kreegyr, dan mungkin saja Mon Mothma mengorbankan kebahagiaan anaknya.
***
Petualangan Andor di luar, perasaannya yang terombang-ambing, semuanya adalah hal-hal yang bikin episode ini penuh rasa. Ini adalah episode genting yang cukup bisa menjadi pengantar ke episode 12. Namun, memang kita berharap lebih dari perjalanan Andor. Kita mengharapkan Andor lebih dapat porsi besar, bukan hanya berjalan di dua atau tiga area saja.
Masalahnya, serial ini membagi fokus terlalu banyak. Sebentar-sebentar kita melihat ke Andor, lalu ke Mothma, Luthen, Vel, hingga ke Meera. Tokohnya terlalu banyak hingga Andor hanya jadi satu dari sekian banyak urusan. Padahal, jelas judul dari serial ini adalah “Andor”.
Tentu kita berharap pada episode ke-12, fokus kepada sosok Andor lebih diperbanyak lagi. Dan jika episode itu terlalu singkat, pada musim tayang selanjutnya, akan lebih banyak porsi ke cerita Andor dan tidak usah melebar terlalu banyak.