5 Fakta Serial The Lord of The Rings: The Rings of Power

The Lord of the Rings menjadi salah satu seri film terbaik sepanjang masa. Selain laris serta sukses meraih respons positif dari kritikus dan penonton, film fantasi epik ini pun berhasil memenangkan 17 dari 30 nominasi Oscar. Nah, buat kamu penggemar adaptasi dari novel legendaris karya J. R. R. Tolkien ini, jangan lewatkan serialnya yang bakal rilis pada 2 September 2022 di Prime Video.

Berjudul The Rings of Power, serial produksi J. D. Payne dan Patrick McKay ini bakal mengeksplorasi cerita yang sebelumnya belum pernah disampaikan dalam dunia fantasi karya Tolkien ini. Serial yang berlatar ribuan tahun sebelum peristiwa The Hobbit dan The Lord of the Rings bakal terdiri dari delapan episode yang masing-masing berdurasi sekitar satu jam. 

Nah, sebelum nonton The Rings of Power, simak dulu faktanya berikut ini! 

1. Berlatar Second Age, era penempaan Rings of Power dan kebangkitan sekaligus kekalahan Sauron

Dunia Lord of the Rings dibagi ke dalam empat era. Setelah mengeksplorasi era Third Age di trilogi orisinalnya, kini para kreator bakal menjelajahi berbagai peristiwa epik di era sebelumnya, Second Age. Era ini berlangsung selama 3.441 tahun, dimulai dari pengasingan Dark Lord Morgoth ke Void dan diakhiri dengan kekalahan Sauron di tangan sekutu manusia dan Elf. 

Sepanjang tiga ribu tahun lebih ini, banyak peristiwa penting terjadi yang memengaruhi keseluruhan dunia Lord of the Rings. Seperti yang telah ditampilkan dalam trailer-nya, di era ini Rings of Power serta “The One Ring” dibentuk oleh Sauron untuk memanipulasi para pengguna cincin lainnya sehingga dia bisa menguasai Middle-Earth. Enggak hanya itu, di era ini juga terjadi perang besar-besaran antara sang Dark Lord dengan kaum Elf.

2. Bakal mengeksplorasi bangkitnya Kerajaan Númenor dan masa-masa gelap yang bersejarah di Middle-Earth

Númenor adalah salah satu kerajaan manusia terbesar dalam semesta Lord of the Rings. Meski sering disebutkan, kerajaan legendaris ini belum pernah debut di layar lebar. Mirip seperti Atlantis, kerajaan indah di atas pulau ini merupakan hadiah dari Valar, entitas yang membentuk dan mengatur dunia.

Elros pun menjadi raja pertama di Númenor dan kerajaan ini pun berjaya di bawah kepemimpinannya serta keturunannya. Sampai raja ke-25, Ar-Pharazôn memutuskan untuk menangkap Sauron hingga akhirnya sang Dark Lord memanipulasi dan mengorupsi pikiran sang Raja beserta rakyat Númenor hingga jatuh ke dalam kegelapan.

Seperti premis yang tertulis, The Rings of Power ini bakal menggambarkan dunia Lord of the Rings yang diawali dengan masa-masa damai dan penuh kejayaan di awal era Second Age. Namun, sejak penempaan Rings of Power dan One Ring milik Sauron tersebut, Middle-Earth mulai memasuki masa-masa kegelapan. Mulai dari bangkitnya sang Dark Lord, jatuhnya kerajaan Númenor, hingga perang antara Sauron dengan kaum Elf yang memakan banyak korban.

3. Memperkenalkan karakter baru dan menghadirkan kembali beberapa karakter lama dari trilogi orisinalnya

Berlatar ribuan tahun sebelum peristiwa dalam The Hobbit dan The Lord of the Rings, tentunya para penonton bakal melihat wajah-wajah baru dalam serial The RIngs of Power ini. Soalnya, sebagian besar karakter lama tersebut belum lahir atau belum mencapai Middle-Earth di era Second Age.

Namun, mungkin beberapa nama di antara karakter baru tersebut sudah cukup familier. Seperti Isildur (Maxim Baldry), Gil-galad (Benjamin Walker), Pharazôn (Trystan Gravelle), Miriel (Cynthia Addai-Robinson), hingga Celebrimbor (Charles Edwards).

Meski didominasi oleh karakter baru, bakal ada beberapa karakter lama dari trilogi orisinalnya yang bakal tampil. Mulai dari Sauron, sang Dark Lord yang memang jadi villain utama, hingga para Elf yang memang hidupnya selama ribuan tahun. Dalam serial ini, kita akan menyaksikan Elrond (Robert Aramayo) dan Galadriel (Morfydd Clark) dalam ribuan tahun awal kehidupan mereka. 

4. Produser mengungkapkan The Rings of Power bukan benar-benar “prekuel” dari Lord of the Rings

Meski bakal menampilkan peristiwa ribuan tahun lalu yang bakal mengarah ke The Hobbit dan Lord of the Rings, produser Payne dan McKay mengungkapkan bahwa serial ini bukan benar-benar prekuel. Dalam wawancaranya bersama Entertainment Weekly, McKay mengungkapkan bahwa mereka enggak tertarik menggarap cerita tentang versi “lebih muda” dari dunia yang sama.

“Kami mau pergi jauh ke belakang dan mencari cerita yang bisa berdiri sendiri dengan ‘dua kaki’. Kami rasa hal ini belum pernah diceritakan dengan cukup dalam,” ujar McKay. Memang, kisah dalam The Rings of Power ini enggak berakhir dan mengarah langsung pada peristiwa di Lord of the Rings. Namun, gaya cerita serta epiknya visual bakal mirip seperti gaya Peter Jackson menggarap trilogi orisinal yang legendaris tersebut.

5. Punya bujet fantastis, Amazon sudah rencana bakal memproduksi lima season dan spin-off potensial

The Rings of Power digadang-gadang sebagai proyek serial paling ambisius. Pada November 2017, Amazon membeli hak waralaba dari buku Lord of the Rings karya Tolkien. Perusahaan milik Jeff Bezos ini pun telah membuat komitmen untuk memproduksi lima season dan memberikan bujet 1 milyar dolar atau sekitar Rp14 triliun. Hal ini pun membuat The Rings of Power jadi serial termahal yang pernah dibuat.

Enggak berhenti sampai situ, Amazon juga sudah berencana untuk menggarap spinoff potensial setelah season pertamanya rilis. Memang, dunia fantasi karya Tolkien ini begitu luas dan masih banyak cerita yang bisa dieksplorasi lebih dalam. Walaupun begitu, banyak penggemar yang merasa enggak suka dengan serial ini karena banyak unsur yang jauh berbeda dari bukunya. Hal ini membuat langkah ambisius yang diambil oleh Amazon tersebut berisiko cukup tinggi. 

***

Nah, itulah deretan fakta menarik mengenai serial The Rings of Power yang bakal segera tayang di Prime Video. Apakah kamu sudah enggak sabar menantinya? Jangan lupa ikuti terus KINCIR untuk informasi menarik seputar film dan serial lainnya, ya!

Stay Updated!
Tetap terhubung di media sosial supaya cepat dapat pembaruan.