Review Film Transformers One (2024)

Transformers One
Genre
  • Action
Actors
  • Brian Tyree Henry
  • Chris Hemsworth
  • Keegan-Michael Key
  • Scarlett Johansson
Director
  • Josh Cooley
Release Date
  • 11 September 2024
Rating
4 / 5

*Spoiler Alert: Review film Transformers One ini mengandung bocoran yang bisa saja mengganggu kamu yang belum menonton.

Saat menonton film ini, saya enggak berekspektasi banyak kecuali bisa menonton aksi pertarungan robot yang seru dengan visualisasi Cybertron, planet para robot, yang canggih dan memanjakan mata. Namun, ternyata Transformers One menyajikan lebih dari itu.

Transformers One memulai cerita dengan Orion Pax dan D-16, dua robot penambang di Iacon City yang terjebak dalam kasta sosial rendah karena mereka tidak bisa bertransformasi seperti robot lainnya. Hidup mereka sulit, dengan kerja keras dan bos yang kasar. Orion Pax, yang punya mimpi besar, bertekad mencari Matrix of Leadership di permukaan Cybertron.

Kehidupan mereka berubah setelah ikut balapan Autobots (Iacon 5000). Meskipun tidak punya roda gigi, mereka berhasil dan dijanjikan perawatan oleh Sentinel Prime, tapi malah disekap di gudang bawah tanah. Di sini, mereka bertemu B, robot kuning yang ceria dan optimis. Bersama B, mereka menyusup ke kereta, bertemu Elita One, dan akhirnya naik ke permukaan.

Di permukaan, mereka menghadapi konspirasi mengejutkan, mulai dari rahasia gelap Sentinel Prime hingga ancaman ras alien jahat Quintesson. Temuan ini bukan hanya mengubah hidup mereka tetapi juga menguji persahabatan mereka, membawa mereka ke jalur yang akan membuat Orion Pax menjadi Optimus Prime dan D-16 menjadi Megatron.

Review film Transformer One (2024)

Flm yang pintar memanfaatkan waktu

Transformers One via Istimewa.

Transformers One enggak basa-basi dalam menggambarkan persahabatan antara Orion Pax dan D-16 serta kehidupan berat para penambang di Cybertron. Dalam waktu 102 menit, film ini menyampaikan seluruh ceritanya secara padat, sambil tetap memberi ruang untuk chemistry dan bromance antara keduanya. Ketegangan antara mereka jadi fondasi yang solid untuk perpecahan yang akhirnya menjadikan mereka Optimus Prime dan Megatron, rival abadi dengan tujuan berbeda.

Transformers One bukan hanya tentang aksi robot yang mengesankan, tetapi juga menyentil tema sosial dan politik yang punya makna mendalam. Film ini mengeksplorasi isu-isu seperti kelas sosial dan eksploitasi sumber daya, dengan penampilan Sentinel Prime sebagai pemimpin yang manipulatif dan penuh kepalsuan menambah kedalaman cerita.

Motif karakter yang juga diperkuat pengisi suara

Orion Pax adalah karakter yang sangat menarik, yang nantinya akan dikenal sebagai Optimus Prime. Dalam Transformers One, ia digambarkan sebagai bot ambisius yang berani mengambil risiko besar. Makanya, karakter ini harus punya magnet yang kuat, sebab ia adalah titik tumpu dari bagaimana cerita ini berkembang.

Uniknya, suara Chris Hemsworth bikin kita tertarik dengan karakter Orion Pax. Ia berhasil mengembuskan karisma dan kehangatan pada karakter ini, memberikan sentuhan kemanusiaan pada bot yang akhirnya akan menjadi pemimpin legendaris. Di sisi lain, D-16 (Brian Tyree Henry) menawarkan kontras yang menarik; yang membuat bromance keduanya terasa hidup.

Elita One dan B, yang nanti kita kenal sebagai Bumblebee, juga menambah warna cerita. Elita One (Scarlett Johansson) hadir sebagai penengah yang bijaksana. Suara khasnya bikin karakter Elita-1 terasa kuat dengan siratan keanggunan yang tentu kerap mencuri perhatian. Sementara itu,

B-127 (Keegan-Michael Key) juga menjadi si paling komedi dengan karakter suara yang enerjik dan penuh canda. Pokoknya, Badassatron! Ia menjadi titik keseimbangan yang menyenangkan dalam kelompok dan menawarkan hiburan yang berharga sepanjang cerita.

Tentu, sentuhan Josh Clooney –yang pernah menggarap Toy Story– adalah kunci utamanya, Rasanya jadi enggak sulit untuk terikat dengan tokoh-tokoh di Transformer One; yang tentu akan membantu kita untuk memahami potensi cerita ini ke depannya dari motif tokoh yang begitu kuat.

Visual yang bikin karakter lebih terasa ekspresif

Orion Pax dan D-16 via Istimewa

Dari segi visual, film ini benar-benar memukau. Animasi 3D-nya bukan hanya keren, tetapi juga bikin karakter-karakternya terlihat lebih ekspresif daripada sebelumnya. Setiap adegan aksi, terutama balapan yang jadi salah satu sorotan, dibuat dengan sangat detail. Latar belakang dan lingkungan di film ini terasa hidup banget. Buat kamu yang ingin menontonnya beberapa kali, pasti bakal selalu ada yang baru untuk diperhatikan.

Tapi, meskipun visualnya luar biasa, Transformers One nggak cuma andalan di sisi gambar. Cerita yang ditawarkan juga kuat, dengan karakter-karakter yang mendalam dan dialog yang cerdas. Rasanya seperti menonton Pixar dalam versi Transformers. Ini adalah sesuatu yang jarang kita lihat di film Transformers sebelumnya, dan itulah yang bikin Transformers One begitu spesial.

***

Dengan durasi 102 menit, Transformers One berhasil menyajikan cerita yang padat namun tetap emosional, menjadikannya prekuel yang kuat dan relevan dalam franchise Transformers. Meskipun tidak sebanyak film sebelumnya, Rise of The Beast (2023), dalam hal lokasi, film ini tetap memikat berkat eksplorasi mendalam tentang Cybertron dan plot yang terfokus.

Nah, apakah kamu sudah menonton Transformers One? Film ini bakal sayang banget dilewatkan oleh para penggemar Autobots!

Stay Updated!
Tetap terhubung di media sosial supaya cepat dapat pembaruan.