*Spoiler Alert: Review serial Fallout episode 1—8 mengandung bocoran yang bisa saja mengganggu kamu yang belum menonton.
Kamu yang suka main role-playing game (RPG), khususnya yang dimainkan di platform PC dan konsol, mungkin enggak asing dengan RPG bertema pascaapokalips yang berjudul Fallout. Sekian lama memeriahkan dunia game, Fallout akhirnya diadaptasi menjadi serial live action yang dirilis secara eksklusif di Prime Video.
Fakta menariknya, adik kandungnya Christopher Nolan, yaitu Jonathan Nolan, terlibat dalam penggarapan serial live action Fallout sebagai eksekutif produser sekaligus sutradara untuk tiga episode pertama serial ini. Fallout dibintangi oleh Ella Purnell, Aaron Moten, Kyle MacLachlan, Moises Arias, Walton Goggins, dan aktor lainnya.
Berlatar pada Bumi alternatif, Fallout berkisah tentang Lucy MacLean, yang hidup bahagia bersama ayah dan adiknya di Vault 33, salah satu bunker yang disediakan perusahaan Vault-Tec untuk melindungi manusia selama ratusan tahun setelah kejadian perang nuklir. Pada suatu hari, ayahnya Lucy diculik oleh segerombolan penghuni permukaan, sehingga membuat Lucy terpaksa pergi untuk menyelamatkan ayahnya. Dari petualangan inilah, Lucy menemukan banyak fakta baru seputar dunianya yang begitu kacau.
Review serial Fallout
Cerita baru dari semesta Fallout yang tetap respect dengan lore gamenya
Serial Fallout memang diadaptasi dari waralaba game berjudul sama, yang mana waralabanya telah berkembang hingga 12 game. Walau ada 12 pilihan cerita yang bisa diambil dari gamenya, para kreator dan produser serial live action ini memutuskan untuk membuat cerita orisinal baru yang latar tempat dan latar waktunya memiliki kontinuitas dengan semesta gamenya yang memang begitu luas.
Yap, cerita dan karakter yang kamu lihat di serial live action Fallout memang baru diciptakan dan tidak kamu temukan di game Fallout mana pun. Walau begitu, penggemar gamenya pasti setuju bahwa kreator serial, produser, dan penulis naskahnya adalah orang-orang yang benar-benar mendalami lore yang ada di semesta game Fallout. Walau cerita dan karakternya baru, mereka mampu membuat hal tersebut bisa serasi dengan semesta gamenya.
Serial ini menghadirkan tiga karakter utama, yaitu Lucy MacLean, Maximus, dan Cooper Howard atau The Ghoul; yang bisa saya bilang ketiganya mendapatkan cerita dan pembangunan karakter yang sangat baik, walau masih ada beberapa hal seputar mereka yang belum terjawab. Kreator dan para penulis naskah begitu lihai membuat penonton bisa bersimpati dengan ketiga karakter tersebut, padahal ketiganya dibuat sebagai karakter yang abu-abu.
Sebagai informasi, Fallout hadir dalam delapan episode. Kamu enggak perlu khawatir dengan masalah pace pada serial ini. Soalnya semakin berjalannya episode, pace ceritanya selalu stabil meningkat. Selalu ada kejutan yang kamu temukan di setiap episodenya, sehingga membuat kamu semakin penasaran untuk menghabiskan episode selanjutnya. Plusnya lagi, tiap episode pasti hadir dengan alur cerita maju-mundur yang dirangkai dengan begitu rapi.
Ella Purnell dan Walton Goggins berhasil meng-carry serialnya
Seperti yang dijelaskan sebelumnya, Fallout menghadirkan tiga karakter utama, yaitu Lucy MacLean, Maximus, dan Cooper Howard atau The Ghoul. Di antara ketiga karakter tersebut, saya dibuat kagum dengan penampilan aktor yang memerankan Lucy dan Cooper, yaitu Ella Purnell dan Walton Goggins. Selain naskahnya yang memang menarik, penampilan Purnell dan Goggins dalam memerankan karakter masing-masing jelas semakin menghidupkan serialnya.
Lucy adalah karakter yang naif tetapi sama sekali tidak takut dalam menghadapi dunia, dan Purnell berhasil menyeimbangkan kedua hal tersebut dalam memerankan Lucy. Namun bagi saya, bintang utama di serial ini adalah Walton Goggins. Walau Cooper dan The Ghoul adalah pribadi yang sama, Goggins seakan memerankan dua karakter berbeda di Fallout. Goggins cukup berhasil membuat saya bersimpati dengan Cooper/The Ghoul padahal karakter ini melakukan banyak hal mengerikan.
Sebagai serial adaptasi game dengan lore dan semesta yang luas dan kaya, tidak mengherankan ketika serial ini menampilkan banyak karakter di semua episodenya. Walau banyak, tiap karakter diberikan ciri khas serta momen penting, sehingga cukup banyak karakter yang bisa kamu hapalkan dengan mudah. Selain itu, sebagian besar aktor di serial ini tampil dengan sangat baik dalam memerankan karakter mereka masing-masing.
Serial dengan visual yang begitu niat tampilkan kekacauan dunia pascaapokalips
Jika ngomongin desain produksi, enggak diragukan lagi bahwa Fallout menjadi salah satu serial dengan desain produksi paling niat. Serial ini mampu menampilkan dunia pascaapokalips yang begitu kacau, dengan set berskala epic, baik set untuk Vault yang tertata rapi maupun set untuk dunia permukaan yang begitu kacau balau. Kostum dan make up tiap karakter juga begitu diperhatikan dengan baik.
Tim produksi masih menggunakan teknik make up prostetik untuk menampilkan para Ghoul. Kostum yang ditampilkan begitu beragam; ada yang sederhana, rapi, berantakan, hingga yang rumit seperti armor yang digunakan kesatria Brotherhood. Mata kamu benar-benar dimanjakan dengan visual beragam di sepanjang serialnya. CGI-nya pun hadir dengan kualitas yang sangat baik, walau ada kekurangan pada satu momen, ketika menampilkan Hank MacLean versi muda.
Fallout berlatar pada Bumi alternatif; yang mana sebelum terjadi perang nuklir, kehidupan modern Bumi ini bercampur dengan gaya era 1950-an. Jadi bayangkan, kehidupan era 1950-an di Bumi kita tetapi memiliki teknologi yang lebih maju dari Bumi kita. Enggak heran film ini menampilkan banyak lagu era 1950-an sebagai soundtrack-nya, yang mana membuat serialnya jadi semakin menarik.
***
Sebagai serial yang diadaptasi dari game, Fallout menjadi bukti bahwa para kreator serialnya begitu paham dengan lore gamenya walau mereka menciptakan cerita orisinal baru untuk serial ini. Setiap episode pasti selalu ada kejutan yang membuat penonton tidak sabar untuk beralih ke episode selanjutnya. Penggambaran dunia post-apocalypse Fallout juga begitu niat dengan desain produksinya yang berskala epic.
Setelah baca review serial Fallout, apakah kamu jadi tertarik menonton serial fiksi ilmiah ini? Buat yang sudah menonton, jangan lupa bagikan pendapat kamu tentang serial ini, ya!