*(SPOILER ALERT) Review serial Agatha All Along ini sedikit mengandung bocoran yang semoga saja enggak mengganggu buat kamu yang belum nonton.
Disney+ memperluas Marvel Cinematic Universe (MCU) dengan menghadirkan serial spin-off dari WandaVision (2021) yang berjudul Agatha All Along. Serial ini menampilkan kisah lanjutan dari karakter penyihir ikonis, Agatha Harkness (diperankan oleh Kathryn Hahn), setelah ia mencuri perhatian di WandaVision. Melalui cerita penuh misteri dan humor gelap, Agatha All Along membawa penonton menyelami lebih dalam dunia sihir dan kejahatan yang menarik di MCU.
Sinopsis serial Agatha All Along berkisah tentang asal-usul dan perjalanan Agatha sebagai penyihir yang ambisius sekaligus manipulatif. Serial ini memperkenalkan penonton pada kilas balik kehidupan Agatha selama berabad-abad dan bagaimana dia menjadi sosok penyihir yang memengaruhi berbagai peristiwa penting di MCU.
Sembilan episode telah ditayangkan untuk serial ini dan berhasil memuaskan rasa ingin tahu penonton tentang karakter Agatha. Bahkan Agatha All Along sukses mengukuhkannya sebagai salah satu serial TV Marvel terbaik yang pernah dibuat. Seperti pada 2 episode pembuka, Marvel Television memilih untuk menayangkan kedua episode 8, “Follow Me My Friend/To Glory At The End”, dan 9, “Mother, Maiden, Crone” bersamaan, menciptakan semacam acara spesial, dan menjawab banyak pertanyaan
Nah, sebelum kamu nonton serial Agatha All Along di Disney+ Hotstar, simak terlebih dahulu ulasan KINCIR berikut ini!
Review serial Agatha All Along
Tampilkan Agatha sebagai sosok kompleks; protagonis sekaligus antagonis
Kathryn Hahn kembali memerankan Agatha Harkness dengan cara khasnya. Ketika kita menonton Wandavision, sebenarnya membuat karakternya menjadi tontonan yang menyenangkan untuk para penggemarnya. Dalam serial ini, Hahn memberikan kedalaman emosional yang memperlihatkan sisi lain Agatha, jauh lebih kompleks dibanding saat ia pertama kali diperkenalkan di WandaVision. Penonton dibawa untuk memahami motivasi Agatha, latar belakang yang memengaruhinya, dan dilema-dilema yang harus dihadapinya sebagai penyihir kuat namun berkonflik batin.
Penggambaran karakter Agatha yang lebih manusiawi ini membuatnya menjadi antagonis yang tidak hanya jahat, tetapi juga menarik dan memiliki sisi yang bisa dipahami penonton. Salah satu hal yang paling memuaskan di sini adalah penampilan Kathryn Hahn diberikan kedalaman yang jauh lebih besar. Selain itu, seperti halnya WandaVision, Jac Schaeffer tahu persis cara menarik emosi. Sebab segala sesuatu dalam cerita ini terasa sudah dipersiapkan dengan sempurna dan terbayar lunas.
Agatha, Billy Maximoff, dan Rio Vidal adalah tiga kombinasi karakter apik dari musim perdana
Pemeran Agatha All Along tampil luar biasa, membawa karakter mereka dengan gaya unik. Bahkan kelompok Salem Seven, meski hanya sebagai “penghias panggung,” memberikan suasana aneh yang memukau, mengingatkan kita pada akrobatik Cirque du Soleil. Namun, dengan beberapa anggota Agatha terbunuh, fokus di dua episode terakhir mengarah pada bintang utama: Kathryn Hahn sebagai Agatha, Joe Locke sebagai Billy Maximoff, dan Aubrey Plaza sebagai Rio Vidal atau Death.
Saat identitas Vidal terbongkar di episode tujuh, Plaza bertransformasi secara penuh menjadi Death yang enerjik, dengan karakter yang hidup dan penuh kekacauan. Momen ikoniknya, saat ia tertawa riang di atap Agatha, menambahkan nuansa liar dan menggelikan yang tak terlupakan. Locke juga mencuri perhatian sebagai Billy, memberikan penampilan yang tulus dan bebas dari tipikal karakter muda yang canggung di serial sejenis. Ketika tiba waktunya menampilkan momen puncaknya sebagai Wiccan, Locke benar-benar memenuhi ekspektasi.
Sementara itu, penampilan Hahn di bagian akhir menunjukkan kedalaman emosional Agatha yang menyentuh. Melalui kilas balik, kita memahami lebih banyak alasan di balik tindakan Agatha. Rangkaian emosional ini, dengan dramatis yang pas, berhasil memikat penonton dan bahkan membuat unsur cerita yang semula kurang menarik—Ballad of The Witches Road—menjadi momen yang dinikmati. Penampilan ini menempatkan Hahn sebagai kandidat kuat Emmy untuk perannya yang memukau.
Koneksi dengan Semesta MCU yang Luas
Di akhir serial, hantu Agatha dan Billy berangkat ke dunia untuk mencari Tommy, alur cerita yang diharapkan akan berlanjut di seri Vision mendatang dengan Paul Bettany atau di beberapa titik antara sekarang dan dua film Avengers berikutnya. Hal ini karena mengingat Tommy, alias Speed, merupakan bagian penting dari Young Avengers dalam komik. Maka dari itu serial ini tentunya tidak hanya berdiri sendiri, tetapi juga menghubungkan berbagai elemen dalam MCU, terutama aspek-aspek mistis yang telah diperkenalkan di Doctor Strange dan WandaVision.
Penonton dapat menemukan berbagai petunjuk yang berkaitan dengan dunia sihir, artefak magis, serta karakter-karakter lain yang mungkin memiliki peran penting dalam cerita MCU mendatang. Koneksi ini semakin memperkaya dunia MCU, memberikan kesempatan bagi penonton untuk merasakan kesinambungan yang ada dalam dunia Marvel, dan membuka kemungkinan bagi cerita-cerita baru yang berfokus pada dunia sihir dan misteri.
***
Secara keseluruhan, Agatha All Along berhasil menjadi serial yang memikat dengan alur cerita yang penuh misteri dengan karakterisasi yang mendalam. Bagi para penggemar Marvel, serial ini memberikan perspektif baru tentang karakter Agatha Harkness dan memperluas dunia magis dalam MCU. Kathryn Hahn, dengan akting yang memukau, membuat penonton terlibat secara emosional dalam kisah hidup Agatha yang penuh teka-teki. Serial ini adalah tontonan wajib bagi siapa pun yang ingin menyelami lebih dalam dunia sihir Marvel yang gelap dan penuh intrik.
Nah, bagaimana tanggapan kamu dengan review serial tersebut? Share pendapat kamu dan ikuti terus KINCIR untuk ulasan film lainnya, ya!