House of the Dragon Season 2 Episode 1

Review Serial House of the Dragon Season 2 Episode 1

House of the Dragon Season 2 Episode 1: A Son For A Son
Genre
  • Action
  • action adventure
  • Fantasy
Actors
  • Emma D'arcy
  • Matt Smith
  • Olivia Cooke
  • Rhys Ifans
Director
  • Alan Taylor
Release Date
  • 16 June 2024
house of the dragon season 2 eposode 1
Rating
4 / 5

Huru-hara keluarga raja kembali pada musim ke dua House of the Dragon. Setelah konflik pelik antara dua keluarga yang bertebut tahta di musim pertama, kini konfliknya dijanjikan semakin meruncing dengan banyaknya house di Westeros yang terpecah karena mengikuti pecahnya keluarga naga yang menguasai tahta.

Berangkat dari premis yang cukup menjanjikan, episode pembuka musim kedua ini melanggengkan konflik

Review serial House of the Dragon Season 2

Sinopsis House of the Dragon Season 2 Episode 1

Review serial House of the Dragon Season 2 Episode 1. Istimewa.

Episode terakhir musim pertama House of the Dragon ditutup dengan kematian Lucerys yang secara tragis tewas dimakan oleh naga milik Aemond. Rhaenyra sakit hati bukan kepalang. Ia menolak kematian anaknya dengan terus mencari di mana jasad Lucerys. Sampai akhirnya menemukan sisa-sisa zirah yang dipakai oleh Lucerys.

Nyawa dibayar dengan nyawa maka itulah yang akan menjadi pemantik dari perseteruan keluarga naga ini yang akan menghiasi sepanjang musim ke dua House of the Dragon.

Benar saja, pada episode pertama ini penonton langsung disuguhkan dengan aksi balas dendam yang cukup setimpal. Salah satu anggota keluarga koalisi hijau dibunuh tepat diujung episode pertama. Hal ini tentu akan membuat huru-hara semakin melebar dan perang enggak bisa dielakan lagi. Walaupun sebetulnya yang tewas bukanlah target utama Rhaenyra.

Kisah Blood and Cheese yang kurang meringis

Dalam novelnya, adegan Blood and Cheese adalah salah satu adegan yang bikin meringis. Ini adalah adegan di mana keluarga Rhaenyra mulai menyerang balik lewat serangan yang enggak terduga. Nyawa dibayar dengan nyawa. Adegan Blood and Cheese sebetulnya digambarkan lebih brutal dan bikin pembacanya meringis serta menaruh perhatian pada sosok Helaena yang dalam posisi ini paling berduka.

Namun, hal itu enggak terlalu ditampilkan. Adegan blood and cheese ditampilkan enggak terlalu bikin hati penonton teriris. Penggambarannya cukup berbeda dengan apa yang ditulis di novel. Beberapa pembaca menyampailkan pendapatnya soal kurang tereksekusi dengan baiknya adegan tersebut. Tapi enggak sedikit juga yang merasa kalau keputusan artistic sang sutradara memang sudah tepat karena enggak semua adegan brutal bisa disampaikan.

Kemunculan Emma D’Arcy sukses curi perhatian hanya dengan empat kata

Emma D’Arcy adalah aktor utama dalam serial ini, tentu ia dibebani oleh karakternya yang besar sebagai pembawa cerita. Pada musim pertama penonton sudah lelah melihat dia dikhianati berulang kali. Sampai pada puncaknya ketika anak kandungnya mati oleh anak dari sahabatnya sendiri. Pada episode pertama ini emosi dan ekspresi Emma menunjukan kalau dia memang layak memerankan karakter Rhaenyra.

Dalam episode pertama musim kedua, ia hanya bicara empat kata. Dia hanya ingin keluarganya berjuang untuk bisa membunuh Aemond. Orang yang bertanggung jawab melenyapkan nyawa anaknya. Namun ungkapan itu ia sampaikan dengan wajah yang begitu murka. Wajah seorang ratu dan ibu dari para naga.

Selain Emma, akting para pemeran lainnya pun enggak kalah merebut perhatian. Akting Phia Saban yang perankan karakter Helaena juga enggak kalah menarik perhatian penonton. Sejak musim pertama Phia memang sudah perlihatkan potensinya, dan potensi untuk menunjukan diri lebih matanh di musim ke dua terasa sejak episode pertama. Tom Glynn-Carney yang perankan karakter Raja Aegon juga semakin terasa menyebalkannya. Mengingatkan penonton pada King Joefrey Baratheon dalam serial Game of Throne yang bertahun-tahun bikin penontonnya naik darah.

kemunculan The Wall bangkitkan nostalgia die hard fans Game of Thrones

Salah satu yang spesial dari musim ke dua House of the Dragon adalah visual The Wall yang ditampilkan kembali. Seolah mengingatkan penonton pada serial Game of Thrones yang set latar tempatnya banyak diambil di Winterfell tempat klan Stark bermukim.

Soal visual, sejak musim pertama serial ini sudah menjanjikan visual yang cantik. Pemilihan lokasi syuting yang beragam jadi salah satu nilai tambah betapa seriusnya serial ini digarap. Olahan CGI yang ditampilkan dalam episode pertama juga cukup memanjakan mata walau cerita dalam episode pertama enggak terlalu membawa penonton pada perpecahan konflik yang ditampilkan.

Pada akhirnya episode pertama belum terasa begitu membara, adegan-adegan serunya masih disimpan tapi pemantik konfliknya sudah bisa dirasakan. Jelas, episode pertama memang ditampilkan untuk membangun kerangka masalah yang lebih rumit untuk menjadi dasar dari huru hara yang lebih besar.

***

House of the Dragon musim ke dua sepertinya memang menjanjikan sajian konflik perebutan tahta yang enggak main-main. Koalisi dari dua keluarga yang berseteru makin menguat di kedua sisi, menandakan genderang perang besar dua keluarga naga enggak bisa lagi dielakan. Menarik menanti episode ke dua dari House of the Dragon yang akan tayang pada 23 Juni mendatang.

Stay Updated!
Tetap terhubung di media sosial supaya cepat dapat pembaruan.