*Spoiler Alert: Review film Trap mengandung bocoran yang bisa saja mengganggu kamu yang belum menonton.
Sebagian besar dari kamu seharusnya enggak asing dengan sutradara M. Night Shyamalan. Kamu mungkin lebih mengenal Shyamalan sebagai sutradara The Last Airbender (201) yang gagal total. Namun selain The Last Airbender, Shyamalan juga pernah merilis film fenomenal, sebut saja The Sixth Sense (1999), Unbreakable (2000), Signs (2002), dan film lainnya. Di tahun ini, Shyamalan kembali dengan karya terbaru yang diberi judul Trap.
Selain menyutradarai, Shyamalan juga berperan sebagai penulis naskah Trap. Film psychological thriller ini dibintangi oleh Josh Hartnett sebagai pemeran utamanya yang memerankan Cooper atau The Butcher. Selain Hartnett, film ini juga dibintangi Ariel Donoghue, Saleka Night Shyamalan, Alison Pill, Hayley Mills, dan Jonathan Langdon.
Trap berkisah tentang Cooper yang menemani anaknya untuk menonton konser Lady Raven. Selama di lokasi konser, Cooper menyadari bahwa ada banyak polisi yang menjaga lokasinya dengan begitu ketat. Ternyata, para polisi dan FBI menjaga ketat lokasi konser Lady Raven karena mereka tahu sang pembunuh berantai bakal datang ke konser tersebut, serta mencoba menangkap sang pembunuh.
Review film Trap
Tampilkan aksi petak umpet sang pembunuh yang cukup menegangkan
Kamu yang mengikuti sepak terjang M. Night Shyamalan pasti tahu bahwa sutradara tersebut identik dengan sebagian besar karyanya yang penuh plot twist. Enggak heran sebagian dari kamu pasti berharap Trap bakal menjadi karya Shyamalan lainnya yang penuh plot twist. Namun setelah menonton filmnya, KINCIR menduga bahwa Shyamalan sebenarnya tidak bermaksud menjadikan plot twist sebagai “jualan” utamanya Trap.
Alih-alih “jualan” plot twist, plot utama Trap memang fokus memperlihatkan bagaimana aksi petak umpet Cooper (The Butcher/sang pembunuh) yang berusaha kabur dari polisi yang mengejarnya. Bahkan sejak perilisan trailer Trap, langsung terungkap bahwa Cooper memang adalah sang pembunuh yang diincar para polisi di film ini. Walau bukan film penuh plot twist yang diharapkan banyak orang, Trap menyajikan kisah petak umpet yang cukup menegangkan.
Selama filmnya berlatar di lokasi konser, tepatnya pada act 1, penonton diajak menjalani ceritanya dari perspektif Cooper. Enggak heran ketegangan aksi petak umpetnya benar-benar terasa saat filmnya berlatar di lokasi konser. Begitu Cooper berhasil keluar dari lokasi konser, tepatnya pada act 2 dan 3, perspektif filmnya diubah menjadi sudut pandang orang ketiga, yang membuat sumber ketegangannya berpindah ke karakter lain yang terbawa ke dalam kondisi terdesak.
Sebagai film psychological thriller, Trap jelas fokus dalam menghadirkan ketegangan dalam filmnya. Namun, sutradara Shyamalan menambahkan sedikit bumbu komedi pada filmnya, yang tepat dan tidak merusak momen menegangkannya. Bumbu komedinya bahkan ditampilkan lagi di adegan mid credit, yang tentunya sayang jika kamu lewatkan karena berhubungan dengan jalan cerita utama filmnya.
Josh Hartnett yang meyakinkan sebagai seorang psikopat
Karakter Cooper atau The Butcher diperankan oleh Josh Hartnett, yang sebelumnya pernah membintangi Pearl Harbor (2001), Oppenheimer (2023), Operation Fortune: Ruse de Guerre (2023), dan film lainnya. Penampilan Hartnett sebagai psikopat di film ini terlihat sangat meyakinkan, bahkan Hartnett bisa membuat senyumannya Cooper terlihat sangat mengerikan. Hartnett juga cukup mulus saat berganti-ganti dua kepribadian yang dimiliki Cooper.
Di film ini, Hartnett juga membangun chemistry yang sangat baik dengan pemeran anaknya Cooper, yaitu Ariel Donoghue. Hartnett dan Donoghue bisa menampilkan hubungan ayah dan anak yang begitu baik di film ini. Apresiasi juga diberikan kepada Jonathan Langdon, yang mana karakternya, yaitu Jamie, berhasil menghadirkan nuansa komedi yang pas untuk filmnya.
Desain produksi untuk konsernya yang benar-benar seperti sungguhan
Hampir sebagian besar film ini berlatar pada lokasi konser Lady Raven yang dilakukan di sebuah arena indoor. Sutradara Shyamalan dan timnya berhasil membangun desain produksi untuk konser Lady Raven, yang terlihat seperti konser sungguhan. Film ini juga menampilkan deretan lagu yang benar-benar ditulis dan dinyanyikan oleh pemeran Lady Raven, yaitu Saleka Night Shyamalan, yang merupakan anak kandungnya sutradara Shyamalan. Lagu-lagunya yang cenderung pop menjadi penyeimbang untuk nuansa menegangkan di film ini.
***
M. Night Shyamalan memang identik dengan karya-karyanya yang ber-plot twist. Namun untuk Trap, Shyamalan tampaknya memang ingin fokus menceritakan aksi petak umpet seorang pembunuh berantai yang berusaha kabur dari incaran polisi. Aksi petak umpetnya cukup menegangkan, khususnya ketika filmnya berlatar di lokasi konser. Penampilan Josh Hartnett cukup meyakinkan sebagai pemeran utama di film ini.
Setelah baca review film Trap, apakah kamu jadi tertarik menonton film thriller ini? Buat yang sudah menonton, jangan lupa bagikan pendapat kamu tentang film ini, ya!