*Spoiler Alert: Review film The Ministry of Ungentlemanly Warfare mengandung bocoran yang bisa saja mengganggu kamu yang belum menonton.
Pada Januari lalu, Henry Cavill tampil di film mata-mata bergenre aksi komedi garapan Matthew Vaughn, berjudul Argylle (2024). Hanya empat bulan setelah perilisan Argylle, Cavill kembali lagi tampil di film mata-mata yang juga bergenre aksi komedi, yang diberi judul The Ministry of Ungentlemanly Warfare.
The Ministry of Ungentlemanly Warfare digarap oleh sutradara yang langganan bikin film aksi, yaitu Guy Ritchie, sosok yang juga menyutradarai seri film Sherlock Holmes dan Aladdin (2019). Selain Henry Cavill, film ini juga dibintangi deretan aktor ternama, di antaranya Eiza Gonzalez, Alan Ritchson, Henry Golding, Alex Pettyfer, dan aktor lainnya.
The Ministry of Ungentlemanly Warfare diadaptasi dari buku Churchill’s Secret Warriors: The Explosive True Story of the Special Forces Desperadoes of WWII yang ditulis oleh Damien Lewis. Film ini menampilkan versi fiksi dari kejadian nyata Operation Postmaster yang terjadi saat Perang Dunia II. Karakter yang muncul di film-film ini benar-benar ada di dunia nyata, tetapi kisah mereka dibuat versi fiksi di filmnya.
Review film The Ministry of Ungentlemanly Warfare
Hadirkan macho vibes yang begitu kuat dengan cerita yang menyenangkan
The Ministry of Ungentlemanly Warfare memperlihatkan bagaimana militer Inggris, dengan dukungan diam-diamnya Winston Churchill, menyiapkan operasi rahasia untuk menghancurkan kapal buatan Italia yang digunakan sebagai pemasok kebutuhan perang bagi pasukan Nazi Jerman. Untuk melancarkan misi rahasia ini, Brigadir Colin Gubbins memerintahkan Gus March-Phillips (Henry Cavill) untuk memimpin operasi rahasia ini.
Selama menonton The Ministry of Ungentlemanly Warfare, satu hal yang paling saya rasakan adalah film ini menghadirkan nuansa macho yang begitu kuat. Selain karena film ini dibintangi oleh deretan aktor berpostur gagah, ceritanya juga menampilkan bagaimana Gus dan timnya sama sekali enggak ragu membinasakan pasukan Nazi yang berada di hadapan mereka dengan cara yang brutal dan serampangan.
Menariknya lagi, film ini diceritakan dalam dua perspektif berbeda, yaitu dari sisi Gus dan timnya yang beraksi tanpa takut serta sisi Marjorie Stewart dan Richard Heron yang bertugas sebagai mata-mata. Sutradara Guy Ritchie dan penulis naskahnya cukup berhasil membuat dua perspektif film ini terasa sama-sama menyenangkan karena keduanya menampilkan tantangan berbeda, sehingga tidak ada perspektif yang terasa lebih seru dari perspektif lainnya.
Selain aksi intens dan dua perspektif yang sama-sama menarik, hal lainnya yang membuat pengalaman menonton The Ministry of Ungentlemanly Warfare jadi makin menyenangkan adalah karena film ini menambahkan elemen komedi pada ceritanya. Bukan tipe komedi yang konyol, tetapi tipe komedi yang muncul lewat celetukan yang diucapkan para karakternya.
Ensambel para aktor yang semakin menguatkan macho vibes filmnya
Dari pemilihan aktornya saja, sudah jelas sutradara Guy Ritchie benar-benar ingin menonjolkan nuansa macho pada filmnya. Aktor yang membintangi The Ministry of Ungentlemanly Warfare di antaranya Henry Cavill, Alan Ritchson, Henry Golding, Alex Pettyfer, dan Hero Fiennes Tiffin; yang aura macho-nya sudah tidak perlu diragukan lagi.
Di luar aura macho mereka, aktor-aktor tersebut juga membangun chemistry dengan sangat baik sebagai satu tim. Interaksi mereka selalu terlihat menyenangkan dan tiap karakter punya karakteristik yang membuat mereka menarik dengan caranya masing-masing.
Selain para aktor cowok yang disebutkan di atas, aktor lainnya yang cukup menarik perhatian di film ini adalah Eiza Gonzalez yang berperan sebagai Marjorie Stewart. Walau karakternya selalu tampil cantik, Gonzalez mampu membuat Marjorie menjadi karakter yang badass. Penampilan Gonzalez juga sama kuatnya dengan penampilan para aktor cowok yang memerankan Gus dan timnya.
Visual dengan sinematografi yang eye pleasing
Sutradara Guy Ritchie bekerja sama dengan sinematografer Ed Wild dalam menggarap visual The Ministry of Ungentlemanly Warfare. Selama menonton film ini, The Ministry of Ungentlemanly Warfare menghadirkan visual yang nyaman dipandang mata. Desain produksi yang ditampilkan film ini juga terlihat meyakinkan dalam menampilkan suasana tahun 1941. Kendati demikian, karakter Anders Lassen, yang diperankan oleh Alan Ritchson, terlihat agak modern untuk orang di era 1940-an.
***
The Ministry of Ungentlemanly adalah definisi film macho, yang sudah terlihat jelas dari para aktor yang membintanginya. Namun di luar hal tersebut, film ini menghadirkan kisah pelaksanaan misi yang menyenangkan dengan komedinya serta adegan tembak-tembakan yang begitu intens. Film ini diceritakan dalam dua perspektif yang sama-sama menegangkan dan saling melengkapi ceritanya.
Setelah baca review film The Ministry of Ungentlemanly Warfare, apakah kamu jadi tertarik menonton film aksi ini? Buat yang sudah menonton, jangan lupa bagikan pendapat kamu tentang film ini, ya!