*Spoiler Alert: Review film The Garfield Movie mengandung bocoran yang bisa saja mengganggu kamu yang belum menonton.
Jika ngomongin kucing berwarna oranye atau yang biasa kita sebut dengan kucing oren, kamu pastinya setuju bahwa kucing oren adalah ras kucing terkuat karena sering ditemukan memiliki tingkah ajaib. Saking populernya kucing oren, bahkan ada karakter populer yang dibuat berdasarkan kucing oren, yaitu Garfield. Kabar baiknya, Garfield akhirnya kembali lagi ke layar lebar lewat film animasi yang berjudul The Garfield Movie.
Ini adalah film ketiga Garfield yang dirilis di bioskop. Sebelumnya, Garfield malah lebih dulu tampil di dua film live action. Film animasi terbaru ini digarap oleh Mark Dindal, sosok yang juga menyutradarai Chicken Little (2005) dan The Emperor’s New Groove (2000). Jika di film live action-nya suara Garfield diperankan oleh Bill Murray, suara Garfield di film animasi diperankan oleh Chris Pratt. Selain Pratt, film ini juga dibintangi oleh Samuel L. Jackson, Hannah Waddingham, Ving Rhames, Nicholas Hoult, dan aktor lainnya.
The Garfield Movie tentu saja berkisah tentang Garfield, seekor kucing oren yang gendut sekaligus pemalas, yang hidup nyaman bersama pemiliknya, Jon Arbuckle, dan anjing milik Jon, yaitu Odie, yang bertugas seperti asisten pribadinya Garfield. Pada suatu hari, Garfield dan Odie diculik hingga mereka dipertemukan dengan ayah kandungnya Garfield, yaitu Vic. Dari situlah, Garfield harus melakukan petualangan yang begitu berat bagi dirinya yang pemalas.
Review film The Garfield Movie
Kisah rekonsiliasi ayah-anak yang disajikan dengan petualangan lucu
Sebagai informasi, karakter Garfield lahir dari strip komik buatan Jim Davis yang dirilis pada Juni 1978. Garfield kemudian dibangkitkan dalam bentuk serial animasi dan menjadi sangat populer selama era 1980-an hingga 2000-an. Namun enggak bisa dimungkiri bahwa Garfield mungkin kurang familier oleh generasi yang lahir pada 2000-an ke atas. Nah, The Garfield Movie bisa dibilang hadir untuk membuat generasi muda bisa jatuh cinta kepada karakter kucing oranye ini.
Sebagai pengenalan untuk generasi baru, film ini menampilkan kisah origin story Garfield tentang bagaimana Garfield bisa bertemu dengan Jon dan Odie. Namun untuk membedakan dengan kisah serial animasi maupun dua film live action sebelumnya, The Garfield Movie menampilkan karakter baru yang ternyata adalah ayah kandungnya Garfield, yaitu Vic. Itulah sebabnya, film ini fokus menceritakan hubungan antara Garfield dengan ayahnya.
Berhubung Garfield identik dengan tingkah kocaknya, proses pembangunan hubungan antara Garfield dan ayahnya pun dikemas dengan petualangan kocak, yang jelas sangat menyenangkan. Menariknya lagi, film ini mengembalikan komedi slapstick ala kartun yang sudah lama ditinggalkan di film animasi masa kini. Walau didominasi oleh komedi, film ini juga enggak lupa menambahkan elemen emosional pada bagian endingnya, yang bisa bikin kamu makin suka dengan dinamika antara Garfield dan ayahnya.
Kolaborasi Chris Pratt dan Samuel L. Jackson yang menyenangkan
The Garfield Movie menampilkan dua aktor besar sebagai pengisi suaranya, yaitu Chris Pratt sebagai Garfield dan Samuel L. Jackson sebagai Vic, ayahnya Garfield. Berhubung Garfield dan Vic muncul bersama di hampir sepanjang filmnya, saya bisa bilang bahwa Pratt dan Jackson berhasil menciptakan dinamika yang menyenangkan sebagai ayah dan anak di film ini. Apalagi, kedua karakter yang mereka perankan ditempatkan pada petualangan yang mengocok perut.
Selain Pratt dan Jackson, aktor lainnya yang juga menjadi pengisi suara The Garfield Movie adalah Nicholas Hoult yang memerankan Jon Arbuckle, manusia pemilik Garfield dan Odie. Hoult berhasil memerankan Jon dengan baik. Sayangnya, jatah bicara Hoult sebagai Jon di film ini malah tidak terlalu banyak. Aktor-aktor lain yang menjadi pengisi suara film ini juga berhasil memerankan karakter mereka masing-masing.
Perpaduan animasi masa kini dengan komedi slapstick ala kartun
Seperti yang sudah dijelaskan pada poin pertama, The Garfield Movie mengembalikan slapstick ala kartun yang sudah lama tidak digunakan di film animasi masa kini. Jadi selama menonton film ini, saya merasa seperti kembali menonton kartun jadul, yang mana momen lucunya muncul ketika karakternya mengalami “penyiksaan”, seperti terlempar atau terjatuh, tetapi karakternya tetap baik-baik saja. Menonton The Garfield Movie berasa nostalgia dengan kartun jadul.
***
The Garfield Movie hadir untuk mengembalikan kejayaan Garfield, yang mungkin kurang familier bagi generasi muda masa kini. Enggak heran film ini menampilkan origin story-nya Garfield, yang dibumbui dengan petualangan ayah-anak yang sangat kocak di sepanjang filmnya. Kolaborasi Chris Pratt dan Samuel L. Jackson juga membuat film ini terasa makin menyenangkan.
Setelah baca review film The Garfield Movie, apakah kamu jadi tertarik menonton film animasi ini? Buat yang sudah menonton, jangan lupa bagikan pendapat kamu tentang film ini, ya!