Review Film The Exorcist: Believer

Review Film The Exorcist: Believer (2023)

Review Film The Exorcist: Believer (2023)
Genre
  • Horror
  • thriller
Actors
  • Ellen Burstyn
  • Lidya Jewett
  • Olivia O’Neill
Director
  • David Gordon Green
Release Date
  • 04 October 2023
Review Film The Exorcist: Believer
Rating
2 / 5

*Spoiler Alert: Review film The Exorcist: Believer mengandung bocoran yang bisa saja mengganggu kamu yang belum menonton.

Selang 50 tahun sejak film pertamanya, akhirnya pencinta film horor kembali dimanjakan dengan sekuel The Exorcist (1973), yakni The Exorcist: Believer. Disutradarai oleh David Gordon Green dan menggandeng rumah produksi Blumhouse Productions (Paranormal Activity, Insidious), tentunya kita bisa berekspektasi tinggi terhadap film ini.

Namun, apakah sekuel ini berhasil mempertahankan kengerian dari film pertamanya yang katanya film paling bikin takut sepanjang masa? Simak review The Exorcist: Believer di sini!

Review Film The Exorcist: Believer (2023)

Iblis Keji Kembali

Tony, Katherine, dan Miranda dalam The Exorcist: Believer (Sumber: Istimewa)

Katherine (Olivia O’Neill) dan Angela (Lidya Jewett) melakukan ritual pemanggilan arwah dan menghilang. Setelah tiga hari menghilang, akhirnya keduanya kembali dengan kondisi yang mengerikan. Dengan tubuh penuh luka dan wajah yang pusat pasi, kedua anak ini kembali seperti orang yang kesurupan. Meski awalnya enggak percaya, orang tua Angela akhirnya percaya pada orang tua Katherine bahwa keduanya memang kerasukan sosok yang bukan berasal dari dunia ini.

Dengan trailer yang mengerikan, kamu mungkin berharap film ini akan memberikan kengerian yang mirip-mirip layaknya kamu menonton Pengabdi Setan yang di-remake dan tetap bisa memberikan rasa takut yang sama. Sayangnya, The Exorcist: Believer hanya membawa sosok iblis yang kembali menghantui dan kembali menebar teror melalui dua anak berusia 12 tahun ini.

Dengan dua anak yang kesurupan, mungkin kamu berpikir kengeriannya akan berlipat. Sayangnya, ini hanya seperti dua anak yang kesurupan dalam waktu bersamaan. Memang, pada akhirnya film ini memberikan “harapan” bahwa ada sosok yang lebih besar yang bisa “menyelamatkan” mereka. Namun, kengerian yang disajikan di sekuel ini bisa dibilang gak sampai setengahnya dari film pertamanya. Kok bisa?

Sekuel yang gagal

Salah satu adegan di The Exorcist: Believer (Sumber: Istimewa)

The Exorcist: Believer memang berusaha membawa kita bernostalgia. Kita diajak untuk menikmati The Exorcist yang orisinal dengan sajian make-up mengerikan yang nyata dan bukannya disuguhkan dengan efek CGI seperti tren film-film horor saat ini.

Ditambah lagi, kemunculan Chris MacNeil (Ellen Burstyn) juga membawa kita kembali ke masa The Exorcist tahun 1973 ketika MacNeil masih muda dan anaknya menjadi korban iblis tersebut.

Sayangnya, hanya ini yang bisa ditawarkan oleh film ini. Film ini melupakan esensi dari The Exorcist yang menunjukkan kengerian dengan rangkaian alasan yang masuk di nalar. Pada akhirnya, film ini enggak bisa mengulang kengerian yang sama karena kondisi yang berbeda di masa modern ini.

Bayangkan, kita tentu sudah capek dengan film yang menawarkan hal-hal horor setelah karakternya jelas-jelas melakukan ritual pemanggilan arwah. Kayak, apa yang diharapkan dari ritual pemanggilan arwah yang berakhir buruk?

Dari premis, kita sudah disajikan dengan hasil buruk. Lalu, berbeda dengan film pertama, kita enggak akan melihat karakter dari kedua anak ini yang memang sudah menghilang sejak mereka kembali dan dirasuki. Seakan-akan mereka langsung kehilangan diri mereka sejak awal. Pada akhirnya, kita jadi enggak bisa bersimpati lebih dalam pada kedua karakter ini dan KINCIR pun rasanya enggak ingin menghabiskan waktu cuma buat melihat mereka tersiksa. 

Horor yang cuma gore

Katherine yang kesurupan di The Exorcist: Believer (Sumber: Istimewa)

Film ini punya potensi untuk menyajikan kisah yang menarik, apalagi dengan dua anak yang kerasukan setan dan premis tentang kepercayaan. Dengan menunjukkan bagaimana seorang ateis dan seorang yang agamais bersatu untuk menyelamatkan putri mereka, film ini bisa menarik jika memberikan lebih banyak ruang untuk perkembangan karakter. Selain itu, film ini juga bisa lebih menarik jika mengurangi jump scare serta adegan mengerikan yang hanya bikin mual dan tanpa makna.

Sayangnya, The Exorcist: Believer agaknya hanya ingin menampilkan gore sebagai sumber kengerian utamanya, bukannya membangun ketegangan sedikit demi sedikit sebagaimana yang bisa kita lihat dalam The Conjuring. Pada akhirnya, “harapan” yang diberikan juga enggak bisa menjadi penyelesaian yang memuaskan setelah rangkaian peristiwa yang terjadi.

***

Menurut kamu, bagaimana The Exorcist: Believer ini? Apakah tetap bikin kamu ngeri? Share pendapat kamu di kolom komentar, ya!

Stay Updated!
Tetap terhubung di media sosial supaya cepat dapat pembaruan.