Review Film Thaghut (2024)

Review Film Thaghut (2024)

Thaghut (2024)
Genre
  • horor
  • horor-religi
Actors
  • Arbani Yasiz
  • Ria Ricis
  • Yasmin Napper
Director
  • Bobby Prasetyo
Release Date
  • 29 August 2024
Rating
2 / 5

Jauh sebelum penayangannya, film Thaghut yang disutradarai oleh Bobby Prasetyo ini sudah banyak dibahas dan menuai kontroversi. Ya, film ini tadinya berjudul Kiblat, namun judul tersebut menuai kontroversi lantaran dianggap menyudutkan hal yang sakral dalam agama Islam. Bahkan, MUI (Majelis Ulama Indonesia) sampai turun tangan dan memberikan teguran.

Pada akhirnya, film horor ini berhasil tayang di bioskop secara mulus tanpa harus melakukan syuting ulang. Judul Thaghut yang dipilih enggak terasa mendiskreditkan hal sakral dalam agama Islam, tetapi juga masih mewakili apa yang mau disampaikan oleh film. Thaghut sendiri memiliki makna “melampaui batas”. Dalam konteks agama, hal itu bisa berarti melampaui batas akidah hingga membawa diri kita pada kesesatan.

Review film Thaghut (2024)

Film yang Main di Jalur “Aman”

Mengingat judul lama film ini sempat bikin kisruh, sebelum press screening kami berpikir bahwa bakal ada banyak hal kontroversial atau sensitif dalam film ini. Nyatanya, film masih bermain di jalur yang sangat aman, bahkan cenderung punya nuansa dakwah.

Thaghut via Istimewa

Thaghut dibuka dengan kematian Abah, seorang dukun sakti mandagruna yang kemampuannya sudah tersohor di mana-mana. Anak Abah, Ainun (Yasmin Napper), yang merupakan gadis pesantren lurus dan salehah, memutuskan buat pulang ke desanya untuk menghadiri pemakaman Abah. Dia enggak pulang sendirian, melainkan ditemani oleh dua sahabatnya, Bagas (Arbani Yasiz), dan Rini (Ria Ricis).

Sisi bagus dari film ini adalah, ia enggak bertele-tele buat sampai ke pokok masalah. Belum separuh jalan, kita sudah tahu masalahnya di mana. Lingga, tangan kanan Abah, ingin sekali mewujudkan wasiat terakhir Abah, yakni menjadikan Ainun penerus dari padepokannya serta menurunkan kekuatannya pada anak perempuannya itu.

Masalahnya, Ainun harus mengikuti serangkaian ritual mengerikan yang menjauhkannya kepada agama. Bagas dan Rini pun mulai enggak sreg dan ingin segera membawa Ainun keluar dari sana. Apalagi, oleh Lingga, Bagas dilarang buat melantunkan azan.

Keadaan makin mengerikan setelah mereka dihadapkan pada banyak teror misterius. Terlebih lagi, ada Rahmat, adik Ainun, serta ibu tiri Ainun, Ajeng, yang memperingatkan tentang ketidakberesan di desa itu. 

Perjuangan mereka buat membawa Ainun kembali ke jalan yang benar sangat berliku. Abah memang sudah mati, tetapi kekuatan setannya merasuki Ainun, menjauhkan Ainun dan para warga desa dari jalan yang lurus, serta mengancam lebih banyak nyawa lagi buat dijadikan tumbal.

Seperti yang pernah dibahas oleh warganet, di dalam film ini memang ada adegan gangguan saat salat. Namun, semuanya masih di batas wajar dan enggak mengganggu kesakralan ibadah itu. Bahkan, salat dan azan menjadi kekuatan buat melawan setan yang bikin penduduk desa gelap mata serta memuja Abah sedemikian rupa. Hal ini direpresentasikan oleh sosok Bagas yang setiap salat betul-betul khusyuk dan selalu percaya bahwa keyakinan kita akan Tuhan bisa melawan semua kekuatan jahat nan syirik di dunia.

Horor yang Seremnya Ringan

Ainun via Istimewa

Kalau kamu ingin mencari film horor ringan yang bisa kamu tonton saat senggang, film ini bisa menjadi pilihan tepat. Terdapat adegan merayap di langit-langit yang mengingatkan kita sama film Sebelum Iblis Menjemput. Namun, tenang saja. Adegan ini sangat ramah akan mereka yang punya fainted heart. Momen-momen saat Ainun tiba-tiba dirasuki setan pun penuh esensi hiburan.

Setan yang dihadirkan dalam film ini adalah setan sombong yang merasa tinggi dan hasutannya bikin orang emosi. Misalnya, setan ini pernah mengingatkan Rini (yang selalu setia menemani Ainun) bahwa ia adalah anak broken-home kesepian. Hal semacam ini seolah merepresentasikan sifat dasar “setan” yang suka mengusik sisi tergelap manusia dan membangkitkan sifat buruk dalam diri manusia.

Ringannya keseraman pada film ini juga ditunjang sama momen kebersamaan tokoh-tokoh “hero”. Maksudnya, kengerian pada film horor bisa naik berkali-kali lipat saat seorang tokoh terjebak sendirian dan elemen-elemen horornya muncul tiba-tiba. Beberapa kali memang ada momen di mana Rini sendirian, tetapi momen itu enggak lama. Bagas kerap selalu hadir buat menemaninya dan Bagas adalah hero yang enggak mudah terintimidasi.

Konklusi yang Cepat 

Film ini enggak membutuhkan pemanasan yang cukup lama dan juga enggak membutuhkan jalan berliku buat sampai ke ending. Bisa dibilang, film ini sederhana banget. Kamu enggak perlu banyak berpikir untuk bisa menikmatinya. Cukup duduk, lihat, dan kamu sudah paham apa yang mau disampaikan serta apa solusi dari masalahnya.

Setelah Ainun kesurupan berkali-kali, enggak butuh waktu lama bagi Bagas, Rahmat, dan Rini buat mencari tahu apa yang terjadi dan bagaimana cara menyelesaikannya. Petunjuk dalam buku misterius Abah cukup jelas. Enggak butuh waktu lama juga bagi Lingga buat kena getah atas apa yang ia perjuangkan dan ia yakini selama ini.

Selain itu, penduduk desa yang ada di sana hanya ditempatkan sebagai tokoh-tokoh pasif saja, yang enggak perlu punya banyak peran buat menyelesaikan masalah serta gampang disetir. Jadi, kamu enggak perlu pusing mikirin siapa tokoh ini, apa kontribusinya, atau bertanya-tanya misteri apa lagi yang bakal kamu hadapi. Intinya, film ini sangat lugas dalam penyampaian pesan tentang segala yang terjadi dalam alurnya.

***

Buat kamu yang pengin coba-coba nonton horor Indonesia tetapi ogah paranoid sepanjang waktu, Thaghut bisa menjadi pilihan yang baik buat kamu. Alih-alih horor murni, film ini seperti memiliki vibe dakwah dan petualangan. Kamu akan cukup terhibur sama peran Rini yang dibawakan Ria Ricis dan merasa lega  dengan kehadiran Bagas, sang hero reliable, yang diperankan oleh Arbani Yazis dengan cukup baik.

Stay Updated!
Tetap terhubung di media sosial supaya cepat dapat pembaruan.