*Spoiler Alert: Review film Rebel Moon – Part One: A Child of Fire mengandung bocoran yang bisa saja mengganggu kamu yang belum menonton.
Zack Snyder memang lebih dikenal sebagai sutradara film-film DC Extended Universe (DCEU). Namun setelah lepas dari DCEU, Snyder kembali aktif menggarap film untuk Netflix, dimulai dari Army of the Dead (2021) yang bertema zombi. Kini, Snyder kembali merilis film terbarunya untuk Netflix, yaitu Rebel Moon – Part One: A Child of Fire yang bergenre epic space opera.
Fakta menariknya, Rebel Moon merupakan konsep cerita dari Snyder yang awalnya direncanakan untuk menjadi film Star Wars. Selain menyutradarai, Snyder juga menggarap naskah Rebel Moon bersama Kurt Johnstad dan Shay Hatten. Film ini dibintangi oleh Sofia Boutella sebagai pemeran utamanya, Djimon Hounsou, Charlie Hunnam, Michiel Huisman, Staz Nair, Bae Doona, Ray Fisher, dan aktor ternama lainnya.
Rebel Moon – Part One: A Child of Fire berkisah tentang Kora, mantan tentara Imperium (pasukan yang dibentuk kerajaan jahat bernama Motherworld), yang menjalani hidup damainya di planet Veldt. Pada suatu hari, pemimpin Imperium, Atticus Noble, membawa pasukannya ke Veldt untuk menjarah hasil panen mereka. Kora pun tidak tinggal diam dan memutuskan untuk mencari sekutu dalam membantunya melawan Imperium dan Motherworld.
Review film Rebel Moon – Part One: A Child of Fire
Zack Snyder dan worldbuilding-nya yang begitu megah
Di sepanjang kariernya, Snyder memang lebih banyak menggarap film yang diadaptasi dari karya lain. Nah, Rebel Moon menjadi film ketiga yang digarap berdasarkan ide orisinalnya Snyder, setelah Sucker Punch (2011) dan Army of the Dead (2021). Jika ngomongin dari segi ide dan konsep, enggak diragukan lagi bahwa Snyder memiliki konsep yang begitu “gila” dan megah untuk Rebel Moon.
Sebagai film epic space opera, Rebel Moon jelas memiliki worldbuilding yang epic dan begitu kaya, yang jelas punya potensi untuk dikembangkan menjadi sebuah waralaba. Snyder terasa memiliki fokus yang besar dalam worldbuilding film ini. Bahkan di A Child of Fire, yang merupakan bagian pertama dari Rebel Moon, penonton sudah diajak untuk menjelajahi berbagai tempat yang ada di semesta film ini.
Berhubung A Child of Fire fokus dalam memperlihatkan Kora mengumpulkan sekutu untuk melawan Motherworld, film ini menampilkan banyak karakter yang memiliki karakteristik dan kemampuan yang beragam. Bahkan, ada dua karakter yang mendapatkan momen pengenalan yang cukup keren, yaitu Tarak dan Nemesis. Mereka langsung menunjukkan kemampuan mereka di pengenalan mereka.
Ed Skrein, sang pemeran antagonis dengan akting yang bengis
Rebel Moon menampilkan Sofia Boutella sebagai pemeran Kora, yang merupakan karakter utama di film ini. Secara kemampuan bertarung, Kora diceritakan memiliki kemampuan di atas rata-rata. Walau kuat secara skill, Kora tetap diceritakan memiliki sisi emosional perempuan, yang malah menjadi nilai plus untuk karakternya. Boutella juga memerankan Kora dengan sangat baik ditambah dengan aksi badass-nya.
Namun di antara semua aktor yang tampil di Rebel Moon, perhatian saya lebih tertuju kepada Ed Skrein yang memerankan villain film ini, yaitu Atticus Noble. Sebagai aktor yang cukup sering mendapatkan peran villain, penampilan Skrein di Rebel Moon mampu membuat penonton ikut kesal dengan karakter Noble. Skrein berhasil menampilkan sisi bengisnya Noble dengan begitu effortless memainkan ekspresi wajahnya hingga terlihat begitu menyebalkan.
Visual keren yang menjadi aspek terbaik di film ini
Selain worldbuilding yang begitu megah, aspek lain yang menjadi poin terbaik dari Rebel Moon adalah visualnya yang begitu memanjakan mata. Kamu yang pernah menonton berbagai filmnya Zack Snyder pastinya tahu bahwa Snyder enggak pernah mengecewakan dalam urusan visual. Apalagi, Snyder juga berperan sebagai sinematografer di film ini.
Kualitas CGI film ini memang bukan yang 100% sempurna, tetapi kekurangan tersebut tertutupi dengan sinematografi filmnya yang begitu indah. Snyder begitu paham dalam mengambil angle serta menggunakan tone warna yang semakin mendukung keindahan sinematografinya. Ditambah lagi, Snyder dan timnya juga begitu niat menyiapkan desain produksi dalam membangun latar tempat filmnya.
Selain visual yang megah, Rebel Moon juga diiringi dengan musik dan scoring yang semakin mendukung kemegahan visualnya. Setiap musik dan scoring yang digunakan pun tepat sasaran pada setiap momen yang ditampilkan filmnya.
***
Rebel Moon – Part One: A Child Fire langsung tampilkan worldbuilding yang begitu megah di film bagian pertamanya. Untuk urusan visual, Zack Snyder sekali lagi tidak mengecewakan di film ini dengan sinematografinya yang begitu memanjakan mata. Lebih dari itu, Rebel Moon memiliki potensi untuk menjadi waralaba. Patut kita nantikan bagaimana Snyder bakal membawa cerita Rebel Moon ke depannya.
Setelah baca review film Rebel Moon – Part One: A Child of Fire, apakah kamu jadi tertarik menonton film epic space opera ini? Buat yang sudah menonton, jangan lupa bagikan pendapat kamu tentang film ini, ya!