Rebel Moon

Review Film Rebel Moon – Chapter One: Chalice of Blood (2024)

Rebel Moon – Chapter One: Chalice of Blood
Genre
  • fiksi ilmiah
Actors
  • Djimon Hounsou
  • Ed Skrein
  • Michiel Huisman
  • Sofia Boutella
Director
  • Zack Snyder
Release Date
  • 02 August 2024
Rebel Moon
Rating
2 / 5

*Spoiler Alert: Review film Rebel Moon – Chapter One: Chalice of Blood mengandung bocoran yang bisa saja mengganggu kamu yang belum menonton.

Pada Desember 2023, sutradara Zack Snyder dan Netflix merilis Rebel Moon – Part One: A Child of Fire. Lalu pada Agustus 2024, Snyder dan Netflix merilis Rebel Moon – Chapter One: Chalice of Blood. Lalu, apa perbedaannya?

Biar kamu enggak bingung, Chalice of Blood merupakan versi director’s cut-nya A Child of Fire. Jadi, Chalice of Blood menampilkan banyak adegan baru yang tidak ada di A Child of Fire. Lalu, Chalice of Blood mendapatkan rating untuk penonton dewasa, sedangkan A Child of Fire mendapatkan rating untuk penonton 13 tahun ke atas.

Buat yang mengikuti perjalanan kariernya Snyder, kamu pastinya tahu bahwa Snyder sudah beberapa kali membuat director’s cut untuk film-film terdahulunya. Bahkan dari sebelum A Child of Fire dirilis, Snyder sudah memastikan bahwa dia bakal merilis Rebel Moon versi director’s cut. Chalice of Blood yang juga masih dibintangi aktor-aktor dalam A Child of Fire, di antaranya Sofia Boutella, Ed Skrein, Michiel Huisman, Djimon Hounsou, dan aktor lainnya.

Trailer Rebel Moon Director’s Cut

Rebel Moon – Chapter One: Chalice of Blood berkisah tentang Kora, mantan tentara Imperium (pasukan pasukan villain bernama Motherworld), yang menjalani hidup damainya di planet Veldt. Pada suatu hari, pemimpin Imperium, Atticus Noble, membawa pasukannya ke Veldt untuk menjarah hasil panen mereka. Kora pun tidak tinggal diam dan memutuskan untuk mencari sekutu dalam membantunya melawan Imperium dan Motherworld.

Review film Rebel Moon – Chapter One: Chalice of Blood

Penambahan adegan baru yang lebih menjelaskan cerita di filmnya

Rebel Moon

Sebagai informasi, A Child of Fire memiliki durasi 2 jam 16 menit, sedangkan Chalice of Blood memliki durasi 3 jam 24 menit. Dari perbedaan durasinya saja, sudah jelas bahwa Chalice of Blood menampilkan banyak adegan baru yang sebelumnya tidak ada di A Child of Fire, yang sudah bisa KINCIR konfirmasi setelah menonton versi director’s cut-nya. Selain adegan baru, ada adegan dari Rebel Moon – Part Two: The Scargiver (2024) yang dipindahkan ke Chalice of Blood.

Adegan-adegan baru yang ditampilkan di Chalice of Blood jelas menjadi jawaban atas pertanyaan-pertanyaan yang timbul setelah menonton A Child of Fire. Soalnya, adegan-adegan baru tersebut jadi menambah kedalaman pada beberapa karakter, yang latar belakangnya atau perkembangan karakternya tidak diceritakan dengan jelas di A Child of Fire. Beberapa karakter yang jelas mendapatkan upgrade penokohan di Chalice of Blood adalah Aris, Jimmy, dan Bloodaxe Bersaudara.

Berhubung Chalice of Blood hadir dengan rating untuk penonton usia 18 tahun ke atas, kamu bakal melihat adegan seks, ketelanjangan, dan kekerasan yang tidak kamu temukan di A Child of Fire. Adegan berdarah-darahnya jelas lebih ekstrem, bahkan kamu bisa melihat tubuh yang terburai. Walau ada beberapa hal yang lebih terjelaskan dengan baik, plot utama dan pace Chalice of Blood sebenarnya tidak jauh berbeda dengan A Child of Fire.

Sofia Boutella yang badass dan Ed Skrein yang bengis

Rebel Moon

Sebagai pemeran utama, Sofia Boutella memerankan Kora atau Arthelais dengan cukup baik. Dia berhasil menampilkan sisi badass sekaligus sisi rapuh perempuan pada diri Kora. Alhasil, karakter Kora enggak hanya muncul sebagai jagoan perempuan yang asal jago saja. Senada dengan Boutella, antagonis utama Chalice of Blood, yaitu Ed Skrein, juga mampu menyeimbangkan penampilannya dengan Boutella.

Skrein begitu effortless menampilkan sisi bengisnya Atticus Noble, sehingga rasanya sulit untuk tidak membenci karakter ini. Skrein mampu membuat setiap penampilan Noble jadi berkesan. Lalu, apresiasi juga diberikan kepada Sky Yang yang memerankan Aris. Berhubung ada banyak adegan barunya Aris di Chalice of Blood, kita bisa melihat penampilan emosionalnya Yang di bagian opening film ini.

Visual yang lebih berdarah-darah

Rebel Moon

Seperti yang sudah dijelaskan di atas, Chalice of Blood hadir dengan rating untuk penonton usia 18 tahun ke atas, sehingga kamu bakal menemukan lebih banyak adegan kekerasan di film ini. Itulah sebabnya, visual Chalice of Blood jelas lebih berdarah-darah dari A Child of Fire. Adegan yang tadinya tidak berdarah-darah di A Child of Fire pun diberi sentuhan CGI untuk menambahkan efek darah dan tubuh terburai di Chalice of Blood.

Untuk desain produksi dan sinematografi Chalice of Blood, kualitasnya pun sama dengan A Child of Fire, yang mana desain produksinya niat dan sinematografinya pun indah. Film ini juga dimeriahkan dengan tambahan musik dan scoring yang epic, yang membuat film ini terasa megah di berbagai momennya.

***

Sedikit penjelasan, Rebel Moon – Chapter One: Chalice of Blood merupakan versi director’s cut-nya Rebel Moon – Part One: A Child of Fire. Chalice of Blood hadir sebagai film R-rated yang menampilkan banyak adegan baru yang tidak ada di A Child of Fire. Adegan-adegan baru ini jadi menambah kedalaman karakter yang tidak terlalu banyak diceritakan di versi sebelumnya.

Setelah baca review film Rebel Moon – Chapter One: Chalice of Blood, apakah kamu jadi tertarik menonton film epic space opera ini? Buat yang sudah menonton, jangan lupa bagikan pendapat kamu tentang film ini, ya!

Stay Updated!
Tetap terhubung di media sosial supaya cepat dapat pembaruan.