*Spoiler Alert: Review film Mohon Doa Restu mengandung bocoran yang bisa saja mengganggu kamu yang belum menonton.
Dua aktor muda yang begitu populer saat ini, yaitu Jefri Nichol dan Syifa Hadju, bisa dibilang cukup sering terlibat dalam proyek film yang sama, di antaranya A: Aku, Benci & Cinta (2017), Bebas (2019), dan Jailangkung: Sandekala (2022). Kini, mereka berdua kembali lagi berkolaborasi lewat film komedi romantis yang berjudul Mohon Doa Restu.
Mohon Doa Restu digarap oleh Ody C. Harahap, sosok yang juga menyutradarai Virgo and the Sparklings (2023), Hit & Run (2019), Orang Kaya Baru (2019), dan film ternama lainnya. Selain Jefri Nichol dan Syifa Hadju, Mohon Doa Restu juga dibintangi oleh Cut Mini, Sarah Sechan, Kiki Narendra, Dea Panendra, dan aktor ternama lainnya.
Mohon Doa Restu berkisah tentang Satya (Jefri Nichol) dan Mel (Syifa Hadju) yang sama-sama gagal dengan hubungannya masing-masing karena ibu mereka yang tidak setuju dengan pasangan mereka. Sadar bahwa anak mereka telah resmi sendiri, Ira (ibunya Satya) dan Widi (ibunya Mel), yang memang bersahabat, berusaha menjodohkan anak mereka supaya mereka bisa besanan.
Review film Mohon Doa Restu
Tampilkan proses berdamainya ibu-anak yang dibalut kisah komedi romantis
Jika kamu sudah melihat trailer Mohon Doa Restu, kamu pasti berpikir bahwa film ini mungkin hanya fokus pada kisah cintanya Satya (Jefri) dan Mel (Syifa). Namun setelah menonton, saya bisa bilang bahwa film ini malah lebih condong mengangkat tema keluarganya daripada hanya fokus pada kisah cintanya Satya dan Mel. Secara keseluruhan, Mohon Doa Restu menampilkan proses berdamainya ibu dan anak yang pastinya relate dengan kehidupan sehari-hari.
Berawal dari perjodohan ibu mereka, Satya dan Mel memang akhirnya benar-benar saling jatuh cinta. Sayangnya, Ira dan Widi terlalu banyak ikut campur urusan cinta anak mereka, bahkan benar-benar mengontrol urusan pernikahan anak mereka hingga membuat Mel kesal sampai berpengaruh kepada hubungan cintanya dengan Satya. Berhubung konflik yang dihadirkan enggak hanya sekadar cinta-cintaan, jalan cerita yang dihadirkan Mohon Doa Restu pun tidak terasa klise.
Salah satu hal yang membuat Mohon Doa Restu tidak terasa klise adalah ending-nya yang tidak menye-menye, serta memberikan pelajaran baik kepada anak dan orang tua di luar sana yang sedang menghadapi kondisi serupa. Sebagai informasi, Mohon Doa Restu mendapatkan rating “Semua Umur” dari Lembaga Sensor Film Indonesia. Sayangnya, saya kurang setuju dengan rating umur tersebut karena film ini menampilkan adegan mengonsumsi alkohol.
Dengan durasinya yang 1 jam 46 menit, Mohon Doa Restu memang bertele-tele dalam menghadirkan konflik serta penyelesaiannya. Namun imbasnya, saya merasa proses bagaimana Satya dan Mel bisa saling jatuh cinta terlihat terlalu mudah dan begitu cepat. Ditambah lagi, konflik tambahan ketika mantan pacarnya Mel tiba-tiba datang saat Mel dan Satya sedang berselisih pun menurut saya tidak terlalu penting untuk jalan ceritanya.
Ini filmnya Cut Mini dan Sarah Sechan, dibandingkan filmnya Jefri Nichol dan Syifa Hadju
Pemeran utama Mohon Doa Restu memang Jefri Nichol dan Syifa Hadju. Namun setelah menonton filmnya, saya malah berpikir bahwa Mohon Doa Restu lebih cocok disebut sebagai filmnya Cut Mini dan Sarah Sechan, dibandingkan filmnya Jefri dan Syifa. Aktingnya Mini dan Sarah malah lebih mencuri perhatian di sepanjang film, bahkan bisa dibilang menutupi penampilannya Jefri dan Syifa.
Jefri dan Syifa sebenarnya menampilkan akting yang sangat baik di film ini. Namun, penggambaran karakternya Mini dan Sarah, yang mana mereka digambarkan sebagai ibu-ibu heboh yang terlalu ingin mengontrol anak mereka, malah lebih memberikan nyawa untuk ceritanya Mohon Doa Restu. Berhubung Mini dan Sarah memang berteman baik di balik layar, kekompakan mereka di depan layar pun terasa sangat natural.
Selain Jefri Nichol, Syifa Hadju, Cut Mini, dan Sarah Sechan, aktor-aktor lainnya juga tampil dengan sangat baik walau ada aktor yang jatah kemunculannya sedikit. Sutradara dan penulis naskah cukup adil dalam memberikan momen bersinar kepada karakter-karakter pendukung lainnya.
Tidak ada yang spesial dari visual, musik, dan scoring-nya
Ceritanya begitu dekat dengan kehidupan masyarakat Indonesia, komedinya pas, dan penampilan aktornya pun tidak mengecewakan. Namun dari visualnya, kamu tidak akan menemukan hal yang spesial dari film ini. Secara sinematografi tidak ada yang spesial, serta desain produksinya yang juga cenderung simpel.
Scoring yang digunakan, ya, memang sesuai dengan setiap suasana yang ditampilkan di filmnya tetapi tidak ada yang memorable. Penggunaan musik yang cukup berhasil menarik perhatian saya saat menonton adalah ketika diputarnya lagu populer di bagian ending filmnya.
***
Enggak hanya sekadar komedi romantis yang fokus pada kisah cinta sepasang kekasih, Mohon Doa Restu juga menampilkan konflik keluarga yang terasa cukup dekat dengan realitas banyak masyarakat Indonesia. Alih-alih disebut filmnya Jefri Nichol dan Syifa Hadju, Mohon Doa Restu malah jadi ajang bersinarnya Cut Mini dan Sarah Sechan yang jadi nyawa komedi untuk film ini.
Setelah baca review film Mohon Doa Restu, apakah kamu jadi tertarik menonton film komedi romantis ini? Buat yang sudah menonton, jangan lupa bagikan pendapat kamu tentang film ini, ya!