*Spoiler Alert: Review film La Luna ini mengandung bocoran yang bisa saja mengganggu kamu yang belum menonton.
Pada akhir tahun ini, kita kedatangan film baru yang merupakan hasil produksi Malaysia. Film yang berjudul La Luna tersebut pun disutradarai oleh M. Raihan Halim dan memiliki genre komedi. Dalam jajaran pemainnya, film ini dibintangi oleh Sharifah Amani dan Shaheizy Sam yang merupakan aktor papan atas Malaysia.
Sinopsis film La Luna mengambil latar tempat di Kampong Bras Basah, sebuah desa yang memiliki aturan agama Islam yang konservatif dan sangat ketat. Masyarakat di desa tersebut pun terkesan memiliki kehidupan tak bernyawa dan sangat kaku. Namun, semuanya berubah ketika perempuan bernama Hanie Abdullah (Sharifah Amani) datang dan membuka toko pakaian dalam perempuan alias lingerie di desa yang konservatif tersebut.
Nah, sebelum kamu nonton film La Luna di bioskop, simak terlebih dahulu ulasan KINCIR berikut ini!
Review film Malaysia La Luna
Sukses mengangkat isu sosial yang sensitif dengan satire dan komedi
Film La Luna bisa dibilang mengangkat isu sosial yang sangat sensitif karena membawa topik tentang aturan agama yang sangat ketat. Apalagi, isu agama tersebut digabungkan dengan keberadaan toko lingerie yang bisa dibilang berkaitan dengan nuansa seksual. Namun, M. Raihan Halim berhasil mengemas topik yang sangat sensitif tersebut menjadi sebuah tontonan yang menyenangkan dan penuh makna.
Isu sosial tersebut pun enggak dibawakan dengan terlalu serius, melainkan lewat adegan komedi serta penuh dialog satire. Penonton juga bisa merasa relate dengan masalah agama yang ada di film ini, karena kemungkinan besar pernah mengalami hal yang serupa di kehidupan nyata. Bahkan, ada juga masalah KDRT berbalut agama di film ini yang berhasil diakhiri dengan memuaskan pada ending-nya
Film ini juga menghadirkan tema feminisme lewat toko lingerie yang menjadi suaka bagi para kaum perempuan di Kampong Bras Basah. Namun, lagi-lagi tema feminisme tersebut dibawakan dengan cara yang menghibur, dan tidak terkesan menggurui atau mencekoki paham tersebut ke penonton. Sedikit kilas balik ketika nonton Barbie (2023), saya lebih suka melihat cara film ini dalam mengemas tema feminisme.
Akting setiap pemain yang solid
Jajaran aktor yang membintangi La Luna mungkin akan terlihat asing buat yang jarang atau bahkan tak pernah menonton film atau serial asal Malaysia. Meski begitu, performa jajaran pemain dalam film ini berhasil mencuri perhatian dan bikin penonton langsung suka, walau baru pertama kali melihat performa akting mereka.
Shaheizy Sam dan Sharifah Amani sukses memimpin jalan cerita film ini sehingga jadi menghibur sekaligus dramatis lewat peran mereka sebagai Salihin dan Hannie. Sementara itu, Wan Hanafi Su berhasil bikin penonton kesal sepanjang film sebagai Tok Hassan yang merupakan dalang di balik aturan ketat di desa. Begitu juga dengan Hisyam Hamid sebagai Pa’at yang sukses bikin kita naik pitam walau hanya muncul sedikit.
Lalu, jajaran aktor pendukung lainnya di film ini juga memiliki peran yang sangat besar dalam membuat La Luna menjadi sebuah tontonan yang menyenangkan. Sebab, hampir sebagian besar momen komedi dalam film ini justru hadir dari para karakter pendukungnya. Jadi, kalau bisa dibilang akting seluruh aktor dalam film ini sangat solid, baik para pemeran utama ataupun pendukung.
Visual dan scoring yang bikin nuansa lebih ceria
Film La Luna bisa dibilang memiliki konsep sinematografi yang cukup menarik. Pada awalnya, film ini memiliki nuansa visual yang terasa monoton untuk menggambarkan kehidupan di Kampong Bras Basah yang berjalan dengan kaku. Namun, setelah toko lingerie dibuka, visual dari desa tersebut jadi terlihat lebih cerah sehingga nuansa menontonnya terasa menyenangkan.
Hal ini juga berlaku untuk scoring dari filmnya yang penuh musik serta lagu dengan irama yang menyenangkan. Keberadaan scoring dan visual tersebut tentunya berperan dalam membuat nuansa filmnya jadi terasa lebih ceria.
***
Film La Luna berhasil mengemas isu agama yang terasa sensitif dengan elemen komedi secara solid sehingga menghasilkan sebuah tontonan yang terasa menyenangkan dari awal hingga akhir. Jika tertarik, film ini sudah bisa kamu saksikan di sejumlah bioskop Indonesia mulai 6 Desember 2023.
Nah, bagaimana tanggapan kamu dengan review film tersebut? Share pendapat kamu dan ikuti terus KINCIR untuk ulasan film lainnya, ya!