Ketika Berhenti di Sini

Review Film Ketika Berhenti di Sini (2023)

Ketika Berhenti di Sini
Genre
  • drama
  • Romantis
Actors
  • Bryan Domani
  • Lutesha
  • Prilly Latuconsina
  • Refal Hady
Director
  • Umay Shahab
Release Date
  • 27 July 2023
Ketika Berhenti di Sini
Rating
3 / 5

*Spoiler Alert: Review film Ketika Berhenti di Sini mengandung bocoran yang bisa saja mengganggu kamu yang belum menonton.

Kamu yang pernah menonton Eneng dan Kaos Kaki Ajaib pasti enggak asing dengan salah satu aktor cilik di sinetron tersebut, yaitu Umay Shahab. Umay yang kini sudah dewasa enggak hanya berkutat sebagai aktor di industri perfilman Indonesia. Kamu mungkin bakal dibuat kaget karena Umay kini sudah melebarkan kariernya sebagai sutradara.

Umay melakukan debut sutradaranya lewat film Kukira Kau Rumah (2022). Hanya satu tahun setelah perilisan film tersebut, Umay kembali merilis karya terbarunya, yaitu Ketika Berhenti di Sini. Film kedua yang disutradarai oleh Umay ini juga dibintangi deretan aktor ternama, di antaranya Prilly Latuconsina, Bryan Domani, Refal Hady, Lutesha, dan aktor lainnya.

Trailer Ketika Berhenti di Sini

Ketika Berhenti di Sini berkisah tentang cewek bernama Dita yang diliputi penyesalan setelah ditinggal meninggal oleh kekasihnya, Ed. Namun sebelum meninggal, Ed meninggalkan sebuah kacamata khusus dengan tekonologi Augmented Reality (AR), yang mana Dita bisa menampilkan hologram dalam wujud Ed dan bisa berkomunikasi dengan hologram tersebut.

Review Film Ketika Berhenti di Sini

Konsep ceritanya fresh untuk perfilman Indonesia, tetapi pace-nya terlalu lambat

Ketika Berhenti di Sini

Film drama romantis memang sudah jadi genre yang lumrah di dunia perfilman Indonesia. Namun, Ketika Berhenti di Sini menghadirkan konsep cerita berbeda yang membuatnya jadi fresh di antara banyaknya film drama romantis yang ada di Indonesia. Enggak hanya sekadar drama romantis mengharukan, Ketika Berhenti di Sini juga menghadirkan elemen fiksi ilmiah di dalam ceritanya.

Sutradara Umay terang-terangan mengakui bahwa ada inspirasi dari film drama romantis fiksi ilmiah keluaran Hollywood, yaitu Eternal Sunshine of the Spotless Mind (2004), untuk filmnya. Referensi tentang film tersebut bahkan begitu jelas diperlihatkan di Ketika Berhenti di Sini. Namun jangan salah sangka dulu, Ketika Berhenti di Sini tetap punya jalan cerita yang sangat berbeda dari Eternal Sunshine of the Spotless Mind.

Alih-alih menampilkan kisah cinta bahagia, Ketika Berhenti di Sini malah menampilkan kisah cinta tragis dan cukup depresif. Film ini menggambarkan bagaimana rasa frustrasi dapat membuat seseorang terjebak dalam hal yang tidak nyata. Dari satu film ini, kamu bisa mendapatkan banyak isu sekaligus, mulai dari bahaya ketergantungan teknologi (khususnya tentang AR dan AI), kehilangan, hingga tentang kesehatan mental.

Sayangnya, konsep cerita yang menjanjikan ini dieksekusi dengan pace yang begitu lambat. Durasi Ketika Berhenti di Sini padahal hanya 1 jam 42 menit, tetapi saya merasa film ini berjalan begitu lama selama menontonnya. Kisah cinta awal antara Dita dan Ed, tepatnya sebelum terjadi tragedi, diceritakan dengan cara yang bertele-tele. Memang banyak momen yang bisa memancing air mata, tetapi konfliknya terasa monoton dari awal hingga akhir.

Prilly Latuconsina benar-benar mengerahkan seluruh emosinya untuk film ini

Ketika Berhenti di Sini

Setelah menonton Ketika Berhenti di Sini, saya bisa bilang bahwa Prilly Latuconsina merupakan pilihan yang tepat sebagai pemeran utama film ini. Prilly mampu membuat penonton ikut merasakan kesedihan mendalam yang dialami oleh karakternya, yaitu Dita. Prilly bahkan benar-benar sepenuh hati saat melakukan adegan nangisnya Dita. Ketika Dita menangis, saya tidak seperti melihat Prilly sedang berakting karena benar-benar terasa nyata kesedihannya.

Selain Prilly, aktor lainnya yang perlu diapresiasi aktingnya di film ini adalah Bryan Domani yang memerankan Ed. Prilly dan Bryan mampu menciptakan chemistry yang sangat baik dalam memerankan Dita dan Ed. Penampilan Bryan sebagai Ed dalam versi AR atau hologram juga benar-benar mencuri perhatian. Selain Prilly dan Bryan, aktor lainnya juga memerankan peran mereka masing-masing dengan sangat baik.

Set lokasi yang cukup monoton, tetapi filmnya diiringi dengan lagu yang pas

Ketika Berhenti di Sini

Sebelumnya, saya sudah mengatakan bahwa Ketika Berhenti di Sini memiliki pace yang cukup lambat. Selain karena pace, Ketika Berhenti di Sini juga terasa monoton karena menampilkan lokasi yang itu-itu saja. Saya sebenarnya tidak masalah dengan film yang menggunakan set lokasi yang sedikit. Namun karena pace-nya yang lambat, saya sampai dibuat menyadari dengan suasana monoton dari set lokasinya juga.

Hal lainnya dari visual Ketika Berhenti di Sini yang cukup mengganggu bagi saya adalah teknik editing patah-patahnya. Kalau teknik editing patah-patahnya dipakai pada satu atau dua momen, sih, enggak masalah. Sayangnya, teknik editing patah-patah ini malah digunakan di banyak momen film ini. Padahal menurut saya, enggak semua momen di film ini cocok menggunakan teknik editing seperti itu.

Walau teknik editing visualnya kurang memuaskan, saya bisa memberikan apresiasi atas pemilihan lagu atau penggunaan scoring di film ini. Semua lagu yang digunakan benar-benar cocok dengan suasana filmnya dari awal hingga akhir. Lalu, ada satu momen yang paling menarik bagi saya ketika lagu bernuansa cinta tiba-tiba berhenti ketika Dita dan Ed mulai berdebat.

***

Ketika Berhenti di Sini sebenarnya menyajikan konsep cerita yang cukup fresh di antara film drama romantis Indonesia lainnya, dengan menghadirkan elemen fiksi ilmiah di dalam ceritanya. Namun, film ini dieksekusi dengan pace yang cukup lambat hingga membuat filmnya terasa sangat lama. Di luar masalah pace-nya, Prilly Latuconsina benar-benar mencurahkan emosinya untuk perannya di film ini.

Setelah baca review filmKetika Berhenti di Sini, apakah kamu jadi tertarik menonton film drama romantis ini? Buat yang sudah menonton, jangan lupa bagikan pendapat kamu tentang film ini, ya!

Stay Updated!
Tetap terhubung di media sosial supaya cepat dapat pembaruan.