Kabut Berduri

Review Film Kabut Berduri (2024)

Kabut Berduri
Genre
  • thriller
Actors
  • Lukman Sardi
  • Putri Marino
  • Yoga Pratama
  • Yudi Ahmad Tajudin
  • Yusuf Mahardika
Director
  • Edwin
Release Date
  • 01 August 2024
Kabut Berduri
Rating
4 / 5

*Spoiler Alert: Review film Kabut Berduri mengandung bocoran yang bisa saja mengganggu kamu yang belum menonton.

Putri Marino melakukan debutnya di layar lebar lewat Posesif (2017), yang filmnya disutradarai oleh Edwin. Tujuh tahun setelah perilisan Posesif, Putri dan Edwin kembali berkolaborasi di film orisinal Netflix terbaru, yaitu Kabut Berduri. Berbeda dengan Posesif yang bergenre drama, Kabut Berduri hadir sebagai film thriller misteri.

Tidak hanya menyutradarai, Edwin juga berperan sebagai penulis naskah Kabut Berduri bersama Ifan Ismail. Sebagai informasi, Edwin juga pernah menyutradarai Seperti Dendam, Rindu Harus Dibayar Tuntas (2021) dan Aruna dan Lidahnya (2018). Selain Putri Marino, film ini juga dibintangi oleh Yoga Pratama, Lukman Sardi, Yudi Ahmad Tajudin, Yusuf Mahardika, dan aktor ternama lainnya.

Review film Kabut Berduri

Kabut Berduri berkisah tentang Sanja Arunika, seorang detektif kepolisian dari Jakarta yang ditugaskan menyelidiki kasus pembunuhan berantai di perbatasan Indonesia-Malaysia di Kalimantan. Selama menyelidiki kasus tersebut, Sanja menemukan berbagai petunjuk yang membuat dia curiga dengan orang-orang yang ada di sekitarnya. Ditambah lagi, Sanja juga harus mengatasi trauma masa lalunya yang sering muncul selama dia menyelesaikan kasus ini.

Review film Kabut Berduri

Film misteri thriller yang pelan dan pasti dalam membangun ketegangannya

Film thriller bertema detekif bisa dibilang masih menjadi sesuatu yang langka di industri perfilman Indonesia. Nah, kehadiran Kabut Berduri jelas menjadi sesuatu yang segar. Film ini enggak hanya sekadar berfokus pada bagaimana Sanja menjalankan tugasnya sebagai detektif untuk memecahkan kasus pembunuhan berantai. Sutradara Edwin juga memasukkan berbagai isu, kritik, dan budaya yang jarang disentuh di film Indonesia.

Pemilihan latar tempat filmnya pun menarik, yaitu perbatasan Indonesia-Malaysia, yang berada di Kalimantan. Jadi enggak heran jika kamu bakal menemukan sentuhan budaya Dayak pada Kabut Berduri, yang budayanya ditampilkan secara natural begitu saja karena film ini menampilkan karakter Dayak dan berlangsung di Kalimantan. Film ini secara enggak langsung juga membuka mata banyak orang tentang kondisi perbatasan Indonesia-Malaysia, tanpa harus mengangkat kisah konflik antara dua negara.

Dengan durasi 1 jam 50 menit, cerita yang dihadirkan Kabut Berduri memang memiliki pace yang cukup lambat, tetapi dengan pelan dan pasti membangun ketegangan ceritanya. Bahkan dari opening-nya saja, kamu sudah menemukan penemuan mayat dengan kondisi yang mengerikan. Seakan dari awal penonton diajak untuk awas dengan segala rangkaian misteri yang sedang dipecahkan oleh Sanja dan membuat kamu menduga-duga hingga pertengahan filmnya.

Dengan konfliknya yang cukup pelik dan bersentuhan dengan kebudayaan, Kabut Berduri menampilkan deretan karakter menarik dengan karakteristik dan kepentingannya masing-masing. Tiap karakter juga diberikan latar belakang yang cukup kuat, sehingga penonton bisa mengerti kenapa karakter ini sampai melakukan hal tersebut. Walau misterinya akhirnya terpecahkan, film ini ditutup dengan sebuah pertanyaan baru yang berpotensi membuka diskusi.

Ensambel aktor yang saling melengkapi

Kabut Berduri

Seperti yang dijelaskan sebelumnya, Putri Marino hadir sebagai pemeran utama di Kabut Berduri, tepatnya dia memerankan sang karakter utama, yaitu Sanja Arunika. Sebagai pemeran utama, Putri menampilkan aktingnya yang cukup baik dan berhasil menampilkan sisi traumatis dari karakternya. Putri juga berhasil membangun chemistry yang baik dengan Yoga Pratama, yang mana karakter mereka berdua cukup sering terlihat bersama di sepanjang filmnya.

Selain Putri, Kabut Berduri juga menampilkan aktor lainnya yang sudah tidak perlu diragukan lagi kemampuan aktingnya, yaitu Yoga Pratama, Lukman Sardi, Yudi Ahmad Tajudin, Yusuf Mahardika, dan aktor lainnya. Nilai plus bagi Yoga, Yudi, dan Yusuf karena mereka berhasil berdialog dengan menggunakan logat Dayak dengan sangat baik dan terasa begitu natural. Selain itu, Yudi juga berhasil melakukan gerakan tubuh yang cukup sulit selama memerankan Bujang karena karakter tersebut diceritakan memiliki kerusakan pada fisiknya.

Pemilihan lokasi dan desain produksi yang niat

Kabut Berduri

Untuk membuat suasana filmnya jadi semakin autentik, Palari Films dan semua orang yang terlibat di Kabut Berduri benar-benar melakukan proses syuting film ini di perbatasan Indonesia-Malaysia, tepatnya di daerah sekitar Sungai Utik. Jadi sebagian besar lokasi yang kamu lihat di film benar-benar mengeksplorasi keindahan sekaligus kekelaman perbatasan Indonesia-Malaysia, yang semakin memperkaya nuansa misteri pada filmnya.

Bahkan di lokasi yang sulit tersebut, sutradara Edwin dan timnya berhasil mempersiapkan desain produksi yang cukup niat, termasuk menyiapkan berbagai “kepala” dan “tubuh” korban pembunuhan yang terlihat cukup mengerikan. Selain itu, penggunaan scoring dan musiknya juga benar-benar tepat dalam memaksimalkan nuansa tegang dalam filmnya. Bahkan, ada beberapa musik yang sanggup bikin penonton semakin resah selama menyaksikan adegannya.

***

Hadir sebagai film misteri detektif, Kabut Berduri jelas menjadi sesuatu yang segar di industri perfilman Indonesia saat ini. Pace filmnya termasuk slow burn, tetapi konsisten terus membangun ketegangan filmnya hingga ending. Film ini juga mengangkat latar tempat perbatasan Indonesia-Malaysia, isu, kritik, dan budaya Dayak, yang jelas menjadi perspektif baru untuk dunia perfilman Indonesia.

Setelah baca review film Kabut Berduri, apakah kamu jadi tertarik menonton film thriller ini? Buat yang sudah menonton, jangan lupa bagikan pendapat kamu tentang film ini, ya!

Stay Updated!
Tetap terhubung di media sosial supaya cepat dapat pembaruan.