Review Film Joker: Folie a Deux (2024)

Review Film Joker: Folie a Deux (2024)
Genre
  • Crime
  • drama
  • musical
Actors
Director
  • Todd Phillips
Release Date
  • 03 October 2024
Review Joker Folie a Deux
Rating
2 / 5

*Spoiler Alert: Review film Joker: Folie a Deux ini mengandung bocoran yang bisa saja mengganggu kamu yang belum menonton. 

Film Joker: Folie a Deux yang akan tayang pada 3 Oktober 2024 telah menjadi salah satu produksi yang paling dinantikan tahun ini. Sebagai sekuel dari film Joker (2019), film ini kembali mengangkat karakter Arthur Fleck, yang diperankan oleh Joaquin Phoenix. Setelah sukses besar dengan film pertamanya yang berhasil meraih berbagai penghargaan, Joker: Folie a Deux diharapkan akan memberikan pengalaman sinematik yang sama mencekam dan penuh emosi, kali ini dengan tambahan elemen musikal. 

Salah satu aspek paling menarik dari Joker: Folie a Deux adalah kehadiran Lady Gaga sebagai Harley Quinn. Gaga tidak hanya menambah daya tarik dari segi akting, tetapi juga membuka kemungkinan baru dengan nuansa musikal yang dikabarkan akan kuat dalam film ini. Hubungan rumit antara Joker dan Harley Quinn, yang sudah menjadi salah satu pasangan ikonik di dunia komik dan film, akan menjadi sorotan utama.

Sebagai film penutup franchise, sejauh apa Todd Philips membawa film ini? Yuk, simak ulasannya.

Review film Joker: Folie a Deux

Sinopsis Joker: Folie a Deux

Film Joker: Folie à Deux melanjutkan kisah Arthur Fleck (Joaquin Phoenix) setelah peristiwa yang mengguncang Gotham City dalam film pertama. Arthur, yang sekarang berada di Arkham Asylum, berjuang dengan kesehatan mentalnya dan semakin terpuruk dalam delusinya. Dalam isolasinya, ia bertemu dengan Dr. Harleen Quinzel (Lady Gaga), seorang psikiater yang tertarik untuk mempelajari kondisi mental Arthur. Namun, seiring berjalannya waktu, pertemuan mereka berubah menjadi hubungan berbahaya yang penuh obsesi, menggiring Harleen ke jurang kegilaan dan perlahan-lahan menjadikannya Harley Quinn. Bersama-sama, mereka menciptakan kekacauan yang lebih besar di Gotham, menantang batas kewarasan dan menciptakan sebuah dinamika yang mematikan.

Film ini menggabungkan elemen musikal untuk menggambarkan dunia batin Arthur dan Harley yang semakin kabur antara kenyataan dan fantasi. Musik dan tarian digunakan sebagai medium untuk menggambarkan hubungan emosional mereka yang semakin kompleks. Sementara Arthur terus menyebarkan teror, Harley menjadi kaki tangannya, menghadirkan narasi cinta yang penuh dengan kekerasan dan keputusasaan di tengah kota Gotham yang semakin tenggelam dalam anarki. Joker: Folie à Deux menghadirkan perjalanan kelam dua jiwa yang terjebak dalam kegilaan, diiringi oleh visual dan musikal yang menambah kedalaman psikologis cerita.

Kualitas akting Joaquin Phoenix dan Lady Gaga masih sesuai ekspektasi

joker folie a deux rating busuk jelek
Joaquin Phoenix dan Lady Gaga dalam Joker: Folie a Deux. Istimewa.

Sebagai pemegang piala Oscar, Joaquin Phoenix dan Lady Gaga membawa beban berat untuk memainkan film Joker: Folie a Deux. Mereka seakan harus menambal lubang besar di film ini dengan kualitas akting yang mengesankan. Sesuai ekspektasi, mereka berhasil membawakan peran Joker dan Harley Quinn versi Todd Philips.

Untuk Joker, ia seakan kena nerf besar-besaran ketika di penjara. Dua tahun di penjara Arkham sepertinya membuat pribadi Arthur Fleck lebih redam. Ia lebih adem dan nurut sama peraturan yang ada. Beban gangguan mental yang selama ini diidapnya terlihat tidak mengganggu hari-harinya. Alasan logisnya adalah selama di penjara ia diberikan obat secara rutin.

Selama film Joker: Folie a Deux, Arthur mulai kambuh ketika bertemu dengan Harley Quinn di penjara Arkham. Momen pertemuan ini bias dibilang romantis. Arthur tersenyum manis seperti ketika ia naksir Sophie pada Joker (2019). Namun, kali ini bukanlah halusinasi Arthur belaka.

Kamu bisa merasakan atmosfer cinta bertebaran di mana-mana ketika Arthur bertemu dengan Quinn. Ia yang selama ini merasa sendiri dan tak diinginkan, akhirnya menemukan sosok perempuan yang terlihat benar-benar menginginkannya. Intinya, di film ini gayung bersambut untuk Arthur.

Peran Lady Gaga sebagai Harley Quinn. Istimewa.

Harley Quinn versi Todd Philips bukan maniak yang tega bikin onar. Ia adalah mahasiswi lulusan psikologi yang bercerita punya masa lalu traumatis. Merasa punya koneksi, keduanya enggak lama menjalin hubungan unik. Kenapa unik? Soalnya, Harley lebih terlihat ingin memprovokasi Arthur untuk membebaskan sosok Joker di pikiran Arthur. Yap, di film ini Joker lebih mirip khodam ketimbang kepribadian ganda.

Jika membahas aktingnya Lady Gaga, dia memang sudah khatam soal nyanyi sambil akting seperti di film A Star is Born. Sama bagusnya, ia tetap layak diapresiasi dan sukses membawa Harley Quinn versi Todd Philips yang enggak pick me. Harley Quinn di film ini lebih ke acuh dan enggak takut sama apapun demi mengejar rasa penasarannya terhadap Joker.

Sepanjang film, mereka konsisten terhadap perannya masing-masing. Fluktuasi emosi yang terjadi pada tiap karakter tersampaikan dengan pas kepada penonton. Kita tahu kalau mereka lagi bingung, resah, marah, bingung, atau lagi halu. Ekspresi mereka enggak multitafsir, jadi penonton enggak kesulitan untuk mengetahui perkembangan emosi Joker atau Harley Quinn.

Apapun adegannya, musik solusinya

Awalnya Todd Philips memang mengelak ketika dibilang film Joker: Folie a Deux adalah musikal, meskipun akhirnya mengakui juga. Ia bahkan mengonfirmasi ada lebih dari 15 lagu yang hadir di filmnya tersebut. Yap, kita akan banyak mendengarkan Joker dan Harley Quinn bernyanyi ketika hendak menyampaikan pesan dari adegan krusial.

Rasanya seperti menonton Bolywood tapi lebih gelap dan depresif. Mayoritas lagu dikeluarkan sebagai bentuk peluapan emosi dari Arthur maupun Quinn. Sepertinya Todd memang ingin merajut hubungan dua karakter ini dengan banyak tembang untuk menggambarkan kebebasan “mengkhayal” dengan nada dan irama.

Arthur Fleck jadi suka nyanyi selepas ia bertemu dengan Quinn. Ingin marah dan kecewa, nyanyi, ketika enggak terima dengan keputusan juri, nyanyi. Tapi justru Arthur Fleck atau ya mungkin Joker jadi lebih ekspresif di film ini. Sebelumnya, ia hanya menunjukkan kesedihan dengan kekerasan, tapi sekarang pakai lagu. Ada beberapa lagu yang bias bikin kamu dikit-dikit sing along, contohnya ketika Joaquin menyanyikan “That’s Entertainment” dari karya The Band Wagon yang dilekatkan ke Judy Garland.

Dalam beberapa kesemmpatan, memang ada baiknya pakai dialog biasa yang serius. Tapi lagi-lagi Todd Philips lebih suka Arthur dan Quinn duet di panggung khayalannya. Hal ini semakin menekankan bahwa eksistensi musik di film ini jadi bentuk ekspresif dari kedua karakter utama.

***

Sebagai film penutup waralaba Joker, Todd Philips memilih jalur cepat dan mudah untuk mencoba memberikan kesan kepada penonton. Musik adalah pilihan yang oke agar setidaknya ada diferensiasi dari film sebelumnya yang full drama. Intinya, dengarkan saja musiknya, tonton akting jempolan dari Arthur Fleck dan Lady Gaga, dan pulang dengan lagu yang menempel di kepala.

Oia, di bioskop juga masih ada beberapa film seperti Laut Tengah atau Kemah Terlarang yang bisa jadi bahan pertimbangan untuk ditonton. Jangan lupa untuk terus pantau KINCIR agar kamu enggak ketinggalan ulasan film lainnya.

Stay Updated!
Tetap terhubung di media sosial supaya cepat dapat pembaruan.