*Spoiler Alert: Review film Ipar Adalah Maut mengandung bocoran yang bisa saja mengganggu kamu yang belum menonton.
Film yang diadaptasi dari kisah viral di media sosial tampaknya kini sudah menjadi tren di dunia perfilman Indonesia. MD Pictures bisa dibilang sebagai salah satu rumah produksi Indonesia yang cukup aktif menggarap film yang diadaptasi dari kisah viral di media sosial, sebuat saja Layangan Putus the Movie (2023), Sewu Dino (2023), dan KKN di Desa Penari (2022). Nah, baru-baru ini, MD Pictures kembali merilis film adaptasi kisah viral, yang diberi judul Ipar Adalah Maut.
Ipar Adalah Maut digarap oleh Hanung Bramantyo, salah satu sutradara ternama Indonesia yang belum lama ini juga merilis Tuhan, Izinkan Aku Berdosa (2024) pada Mei lalu. Film ini dibintangi deretan aktor ternama, di antaranya Deva Mahenra, Michelle Ziudith, Davina Karamoy, Dewi Irawan, dan aktor lainnya.
Ipar Adalah Maut berkisah tentang sepasang suami-istri, bernama Aris dan Nisa, yang hidup bahagia bersama anak mereka serta masing-masing memiliki pekerjaan dan usaha yang bagus. Hingga suatu hari, Nisa mengajak adik perempuannya, Rani, tinggal satu rumah bersama suami dan anaknya karena ibu mereka tidak rela membiarkan Rani ngekos selama kuliah. Niat baiknya Nisa malah membuka hubungan terlarang antara adiknya dan suaminya.
Review film Ipar Adalah Maut
Angkat kisah perselingkuhan yang mengubrak-abrik emosi
Sudah bukan rahasia lagi bahwa perselingkuhan pasti selalu jadi topik panas di Indonesia, bahkan kita sering mendapatkan kasus perselingkuhan yang viral di media sosial. Jadi tidak mengherankan ketika MD Pictures dan sutradara Hanung Bramantyo mengangkat kisah viral dari kreator konten Elizasifaa, yaitu Ipar Adalah Maut, menjadi sebuah film. Apalagi, film ini mengangkat kisah perselingkuhan kontroversial antara laki-laki dengan adik iparnya sendiri.
Dengan durasi 2 jam 11 menit, Ipar Adalah Maut dapat membagi rata dua stage dari ceritanya, yang terdiri kisah cinta Nisa dan Aris yang masih manis-manisnya ketika belum diterpa masalah kemudian masuk ke dalam konfliknya ketika adiknya Nisa, yaitu Rani, mulai tinggal di rumah mereka. Berhubung stage ceritanya terbagi dengan rata, penceritaan filmnya tidak terasa terburu-buru dan kamu bisa mengenal tiga karakter utama film ini dengan baik.
Bagi penggemar film drama, Ipar Adalah Maut jelas bakal mengubrak-abrik emosi kamu di sepanjang filmnya. Kamu jelas bakal dibuat memiliki simpati yang besar kepada Nisa. Di sisi lain, kamu bakal dibuat sekesal-kesalnya dengan Aris dan Rani yang mengkhianati Nisa. Apalagi, ada momen yang mana Aris dan Rani malah menyalahkan Nisa, yang dijamin bakal bikin kamu geregetan saat menonton adegan tersebut.
Ipar Adalah Maut memang bakal mengeluarkan kesedihan dan amarah penonton selama menontonnya. Tak heran kalau banyak penonton yang menuliskan seberapa ‘greget’ mereka ketika menonton film ini. Tanpa sadar, kita dibawa ikut masuk ke dalam drama yang dibangun sembari ikut menumpahkan emosi.
Walau begitu, film ini juga menghadirkan elemen komedi yang bisa bikin kamu “beristirahat” dari segala kesedihan dan amarah yang kamu rasakan. Kehadiran karakter Junaedi dengan segala teka-teki “garingnya” sedikit banyak membuat kamu tertawa sejenak sebelum kembali terlarut dalam emosi ceritanya.
Salah satu hal yang juga menarik diperhatikan adalah bagaimana Hanung Bramantyo menyelipkan nilai agama dalam film ini. Terasa tepat, tidak berlebihan.
Michelle Ziudith dengan aktingnya yang menyayat hati
Akting tentunya punya peran penting dalam membangun nuansa emosional cerita dalam sebuah film. Setelah menonton Ipar Adalah Maut, saya bisa bilang bahwa pemeran Nisa, yaitu Michelle Ziudith, adalah aktor yang tepat untuk film ini. Michelle berhasil menyampaikan rasa sakitnya Nisa kepada penonton, apalagi ketika momen Nisa akhirnya mengetahui perselingkuhan antara suami dan adiknya.
Sebagian besar orang, apalagi penyuka film drama, tidak mungkin tidak ikut merasa sedih saat momen Nisa marah kepada suami dan adiknya. Michelle mampu menghidupkan emosi karakter Nisa sekaligus memantik kekesalan penonton. Ditambah dua aktor utama lainnya, yaitu Deva Mahenra dan Davina Karamoy, tak heran kalau emosi penonton jadi membuncah; geregetan melihat penampilan mereka sebagai Aris dan Rani.
Pemilihan musik yang mendukung nuansa filmnya
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, Ipar Adalah Maut menghadirkan nuansa emosional dan dramatis yang cukup kuat di dalam filmnya. Untuk semakin mendukung nuansa filmnya, film ini menghadirkan musik mendayu serta soundtrack dari Lyodra dan Mytha Lestari yang sesuai dengan filmnya. Setiap adegan yang emosional pun jadi terasa makin dramatis dengan berbagai musik yang digunakan film ini.
***
Ipar Adalah Maut hadir mengangkat kisah perselingkuhan yang sempat viral di media sosial, dengan gaya yang dramatis dan mampu mengubrak-abrik emosi penonton, khususnya bagi para pencinta film drama. Akting Michelle Ziudith di film ini patut diapresiasi, khususnya momen puncak ketika karakternya Michelle mengetahui perselingkuhan antara suami dan adiknya.
Setelah baca review film Ipar Adalah Maut, apakah kamu jadi tertarik menonton film drama ini? Buat yang sudah menonton, jangan lupa bagikan pendapat kamu tentang film ini, ya!