Review Film Panggonan Wingit (2023)

*Spoiler Alert: Review film Panggonan Wingit ini mengandung bocoran yang bisa saja mengganggu kamu yang belum menonton.

Dunia perfilman Indonesia rasanya enggak kehabisan ide untuk membuat film horor. Pada penghujung November 2023 ini saja, kita kedatangan kembali film horor terbaru dari Hitmaker Studios yang pada Oktober lalu sempat merilis Indigo. Film horor terbaru tersebut pun memiliki judul Panggonan Wingit yang disutradarai oleh Guntur Soeharjanto, dan diklaim berdasarkan kisah nyata pada salah satu hotel di Semarang.

Sinopsis film Panggonan Wingit berkisah tentang Raina (Luna Maya) dan Fey (Bianca Hello), sepasang kakak-adik yang pindah dari Jakarta ke Semarang untuk mengelola hotel warisan mendiang ayah mereka. Pada malam hari, Raina mendengar suara tangisan di salah satu kamar pada lantai tiga hotel tersebut, yang sebenarnya dilarang diakses oleh kakek-nenek mereka karena sedang direnovasi.

Setelah membuka pintu kamar di lantai tiga, Raina melihat perempuan dengan wujud sangat putih yang berkata, “Tiga hari, tengah malam,” dengan menggunakan bahasa Jawa. Ternyata, setiap orang yang bertemu dengan perempuan misterius itu dan mendengar perkataannya akan tewas mengenaskan dalam waktu tiga hari pada tengah malam.

Hal ini tentunya membuat Raina harus mencari cara agar bisa selamat dari kutukan sang hantu. Beruntungnya, Raina mendapatkan bantuan dari Ardo (Christian Sugiono), seorang jurnalis asal Jakarta yang juga merupakan mantan kekasihnya Raina. Keduanya pun harus bergerak dengan cepat karena hanya memiliki waktu tiga hari sebelum kutukan sang hantu terwujud.

Nah, sebelum kamu nonton film horor Panggonan Wingit di bioskop, simak terlebih dahulu ulasan KINCIR berikut ini!

Review film horor Panggonan Wingit

Nuansa gore yang bikin meringis

Film Panggonan Wingit bisa dibilang cukup berhasil menjalankan fungsinya sebagai sebuah film horor, khususnya di segi elemen gore. Soalnya, sosok hantu perempuan berwujud putih di film ini memiliki cara yang sangat sadis untuk melukai hingga membunuh seseorang atau bahkan dirinya sendiri. Kesadisan sang hantu pun bisa dibilang menjadi daya tarik utama dari film ini.

Setiap adegan penyiksaan dari sang hantu cukup sukses tergambarkan dengan proses yang terlihat brutal. Apalagi, make-up prostetik atau efek visualnya memiliki kualitas yang terbilang baik sehingga jadi terlihat seperti nyata. Rasanya sangat wajar jika penonton merasakan ngilu atau bahkan meringis ketika menyaksikan momen kesadisan sang hantu.

Adegan kesadisan sang hantu perempuan memang enggak terlalu banyak jika dibandingkan dengan durasi filmnya yang mencapai 110 menit atau 1 jam 50 menit. Namun, saking terlihat sadisnya, adegan tersebut akan menempel di ingatan setelah keluar dari studio bioskop.

Oh ya, selain elemen gore, film ini juga memiliki beberapa adegan ‘bertarung’ antara Raina dengan sang hantu perempuan. Adegan pertarungan tersebut pun terbilang dieksekusi dengan cukup baik sehingga tak terlihat kaku dan mengganggu ketika kita menontonnya.

Scoring yang selalu mengiringi setiap adegan

Scoring bisa dibilang menjadi salah satu elemen penting dalam sebuah film, termasuk yang bergenre horor sekalipun. Nah, film Panggonan Wingit bisa dibilang menghadirkan scoring pada setiap adegannya tanpa putus. Jadi, di seluruh adegannya akan selalu ada backsound yang mengiringi momen yang sedang dialami oleh para karakternya.

Scoring ini pun cukup membuat beberapa adegan pada filmnya jadi terasa lebih dramatis. Tak hanya itu, scoring tersebut juga bikin jantung penonton lebih berdebar ketika menyaksikan sejumlah adegan horornya. Makanya, menurut KINCIR kamu sebaiknya memilih bioskop dengan kualitas audio terbaik jika berencana untuk menyaksikan film ini agar pengalamannya terasa lebih maksimal.

***

Kalau kamu suka tontonan horor dengan penuh adegan sadis yang bikin ngilu, maka Panggonan Wingit mungkin jadi film yang cocok buat kamu saksikan. Jika kamu tertarik, film ini sudah bisa kamu saksikan di sejumlah jaringan bioskop Indonesia mulai 30 November 2023.

Nah, bagaimana tanggapan kamu dengan review film horor lokal tersebut? Share pendapat kamu dan ikuti terus KINCIR untuk ulasan film lainnya, ya!