*Spoiler Alert: Review film Hari Ini Akan Kita Ceritakan Nanti mengandung bocoran yang bisa saja mengganggu kamu yang belum menonton.
Tiga tahun lalu, Visinema Pictures dan sutradara Angga Dwimas Sasongko merilis Nanti Kita Cerita tentang Hari Ini (2020), film yang diadaptasi dari novel berjudul sama. Film tersebut kemudian mendapatkan sekuel yang diberi judul Jalan yang Jauh, Jangan Lupa Pulang (2023). Hanya beberapa bulan setelah perilisan sekuelnya, Visinema Pictures merilis film penutup untuk trilogi NKCTHI, yaitu Hari Ini Akan Kita Ceritakan Nanti.
Seperti Nanti Kita Cerita tentang Hari Ini dan Jalan yang Jauh, Jangan Lupa Pulang, Hari Ini Akan Kita Ceritakan Nanti juga disutradarai oleh Angga Dwimas Sasongko. Ada beberapa aktor dari film sebelumnya yang kembali lagi di film ini, di antaranya Rio Dewanto, Agla Artalidia, dan Donny Damara. Selain mereka, film ini juga dibintangi Jourdy Pranata, Yunita Siregar, Rukman Rosadi, dan Ira Wibowo.
Film pertama, fokus pada kisah anak bungsu, yaitu Awan. Lalu film kedua, fokus pada kisah anak tengah, yaitu Aurora. Nah, Hari Ini Akan Kita Ceritakan Nanti akhirnya fokus pada kisah sang anak sulung, yaitu Angkasa. Selain mengupas permasalahan Angkasa dengan ayahnya (Narendra), film ini juga lebih dalam memperlihatkan perjuangan kisah cintanya Narendra dan Ajeng (ibunya Angkasa, Aurora, dan Awan).
Review Film Hari Ini Akan Kita Ceritakan Nanti
Penutup trilogi NKCTHI yang menyelesaikan beberapa hal dari dua film sebelumnya
Jika kita tarik garis besar dari Nanti Kita Cerita tentang Hari Ini dan Jalan yang Jauh, Jangan Lupa Pulang, permasalahan yang dihadapi Awan (anak bungsu) dan Aurora (anak tengah) bisa dibilang berasal dari ayah mereka, yaitu Narendra. Jujur saja, sebagian dari kamu, termasuk saya, pasti dibuat geregetan dengan sikap Narendra sebagai seorang ayah. Nah, Hari Ini Akan Kita Ceritakan Nanti hadir sebagai redemption arc untuk Narendra.
Hari Ini Akan Kita Ceritakan Nanti membahas lebih dalam seputar masa lalunya Narendra serta menjadi penyelesaian masalah antara Narendra dengan anak sulungnya, yaitu Angkasa. Seperti dua film sebelumnya, film ini juga dihadirkan dengan alur maju-mundur; yang memperlihatkan perjuangan cinta Narendra dan Ajeng untuk alur mundurnya, serta proses rekonsiliasi Narendra dan Angkasa untuk alur majunya.
Sebagai bagian dari trilogi NKCTHI, Hari Ini Akan Kita Ceritakan Nanti juga menghadirkan kisah keluarga yang relate dan mengharukan seperti dua film sebelumnya, serta menjadi film penutup yang memuaskan. Soalnya, film ini menjadi momen bagi Narendra untuk benar-benar menyadari kesalahan dalam gaya parenting-nya. Film ini juga menghadirkan momen mengharukan seorang ayah yang rendah hati mengakui kesalahan dan meminta maaf kepada anaknya.
Hari Ini Akan Kita Ceritakan Nanti menghadirkan aktor ketiga yang menjadi pemeran Narendra versi muda, yaitu Jourdy Pranata. Jika diurutkan secara timeline; Narendra versi Jourdy, berlanjut ke Narendra versi Oka Antara, lalu berlanjut ke Narendra versi Donny Damara. Nah, satu hal yang mengganggu bagi saya selama menonton Hari Ini Akan Kita Ceritakan Nanti adalah Narendra versi Jourdy terasa tidak terkoneksi dengan Narendra versi Oka.
Bukan masalah fisiknya yang berbeda, pembawaan Narendra versi Jourdy dan Narendra versi Oka seperti tidak menggambarkan karakter yang sama. Padahal jika melihat satu kesatuan film; Narendra versi Oka terasa terhubung dengan Narendra versi Donny, begitu juga dengan dengan Narendra versi Jourdy yang terhubung dengan Narendra versi Donny. Namun jika ketiganya dihubungkan, Narendra versi Oka dan Narendra versi Jourdy seakan menciptakan alur yang patah.
Semua aktor utamanya tampil dengan sangat baik
Berhubung Hari Ini Akan Kita Ceritakan Nanti menampilkan dua timeline yang jaraknya sangat jauh, film ini menampilkan dua pasang protagonis dalam dua timeline yang berbeda, yaitu Rio Dewanto (Angkasa) dan Donny Damara (Narendra tua), lalu Jourdy Pranata (Narendra muda) dan Yunita Siregar (Ajeng muda). Keempat aktor tersebut berhasil menciptakan chemistry yang baik dari awal hingga akhir film.
Kamu yang sudah menonton Nanti Kita Cerita tentang Hari Ini pastinya sudah tidak perlu meragukan chemistry ayah-anak antara Donny dan Rio. Apalagi, kedua aktor ini menunjukkan momen intim Narendra dan Angkasa yang begitu mengharukan pada bagian ending filmnya.
Narendra muda dan Ajeng muda memang sudah diperankan oleh Oka Antara dan Niken Anjani di Nanti Kita Cerita tentang Hari Ini. Sebagai pemeran baru kedua karakter tersebut, Jourdy dan Yunita juga menciptakan chemistry yang enggak kalah bagus dari Oka dan Niken. Akting Jourdy sebagai Narendra pun terasa begitu emosional.
Tampilkan berbagai lagu klasik yang selaras dengan nuansa filmnya
Seperti dua film NKCTHI sebelumnya, visual yang ditampilkan Hari Ini Akan Kita Ceritakan Nanti tentunya enggak perlu diragukan lagi. Dengan berlatar di Bali pada timeline masa kini dan latar era 1980-an akhir, film ini menghadirkan visual beragam dengan sinematografi yang nyaman dipandang mata. Desain produksi untuk latar 1980-an juga terlihat cukup akurat dengan zamannya.
Selain visual, audio dan scoring yang ditampilkan Hari Ini Akan Kita Ceritakan Nanti juga sangat menyenangkan untuk didengar. Film ini menggunakan berbagai lagu Indonesia jadul yang semakin mendukung penggambaran filmnya.
***
Sebagai penutup trilogi NKCTHI, Hari Ini Akan Kita Ceritakan Nanti akhirnya menjadi penyelesaian konflik antara Narendra dengan ketiganya, khususnya di film ini kepada anak sulungnya, Angkasa. Film ini seakan menjadi redemption arc untuk Narendra. Namun yang cukup disayangkan, Narendra versi Jourdy Pranata terasa kurang terkoneksi dengan Narendra versi Oka Antara yang dimunculkan di NKCTHI.
Setelah baca review filmHari Ini Akan Kita Ceritakan Nanti, apakah kamu jadi tertarik menonton film drama ini? Buat yang sudah menonton, jangan lupa bagikan pendapat kamu tentang film ini, ya!