Galaksi

Review Film Galaksi (2023)

Galaksi
Genre
  • drama
  • Romantis
Actors
  • Bryan Domani
  • Fadly Faisal
  • Mawar Eva de Jongh
  • Yesaya Abraham
Director
  • Kuntz Agus
Release Date
  • 24 August 2023
Galaksi
Rating
2 / 5

*Spoiler Alert: Review film Galaksi mengandung bocoran yang bisa saja mengganggu kamu yang belum menonton.

Bryan Domani dan Mawar de Jongh bisa dibilang cukup sering berkolaborasi dalam film yang sama. Namun di antara semua film yang mereka berdua bintangi, keduanya dijadikan sebagai pasangan saat membintangi Sin (2019). Kabar baik buat penggemar Bryan dan Mawar, kedua aktor tersebut kembali dipertemukan sebagai pasangan di film terbaru yang berjudul Galaksi.

Galaksi digarap oleh Kuntz Agus, sosok yang juga menyutradarai Dear Nathan: Thank You Salma (2022) dan Petualangan Menangkap Petir (2018). Selain Bryan dan Mawar, Galaksi dibintangi oleh deretan aktor Indonesia muda yang sedang naik daun, di antaranya Yesaya Abraham, Zoul Pandjoul, Pangeran Lantang, Fadly Faisal, dan aktor lainnya.

Trailer Galaksi

Galaksi merupakan film yang diadaptasi dari novel berjudul sama. Film ini berkisah tentang Galaksi Aldebaran, murid SMA Ganesha yang juga menjadi ketua geng motor Ravispa. Dia jatuh cinta dengan salah satu anggota paskibraka di sekolahnya, yaitu Kejora. Sayangnya, reputasi jeleknya Galaksi membuat Kejora enggan selama didekati oleh cowok tersebut.

Review film Galaksi

Kisah cinta klise antara cowok berandal dan cewek baik-baik

Galaksi

Seperti yang telah dijelaskan di atas, Galaksi merupakan film yang diadaptasi dari novel berjudul sama yang ditulis oleh Poppi Pertiwi. Poppi pertama kali merilis Galaksi lewat Wattpad sebelum akhirnya dirilis dalam bentuk buku fisik. Bukan rahasia lagi bahwa Wattpad didominasi oleh kisah romansa yang begitu digandrungi oleh para remaja, tidak terkecuali dengan Galaksi.

Galaksi kembali mengangkat kisah cinta bad boy dan good girl, yang cukup sering kita jumpai di berbagai film cinta remaja. Galaksi Aldebaran, yang diperankan Bryan Domani, merupakan ketua geng Ravispa yang ternyata kurang mendapatkan kasih sayang dari orang tuanya. Kejora, yang diperankan Mawar de Jongh, diceritakan sebagai cewek baik-baik yang berusaha mengejar prestasinya di bidang paskibraka.

Alur ceritanya pun gampang ditebak karena enggak jauh berbeda dengan kisah cinta bad boy dan good girl pada umumnya. Kejora awalnya begitu benci dengan Galaksi karena tingkah berandalnya. Namun seiring berjalannya waktu, Kejora mulai jatuh cinta dengan Galaksi saat dia mulai mengetahui sisi sedih dari kehidupannya Galaksi. Lalu dengan berbagai bumbu konflik, Galaksi dan Kejora tetap bersatu pada akhir filmnya.

Selain cerita yang klise dan mudah ditebak, hal mengganggu lainnya adalah pembangunan karakternya Kejora. Untuk seseorang yang begitu kekeh enggak bakal jatuh cinta dengan Galaksi, dia dengan mudahnya memberikan nomor teleponnya kepada Galaksi hanya karena takut dengan gertakan centilnya Galaksi yang “mengancam” untuk terus datang ke rumahnya. Kejora benar-benar definisi cewek sok jual mahal padahal sebenarnya mau.

Film ini juga menampilkan konflik sampingan yang membahas hubungan buruk Galaksi dan ayahnya, serta pertikaian antara geng, yaitu Ravispa (yang dipimpin oleh Galaksi) dan Avegar. Namun yang cukup disayangkan menurut saya, konflik tentang hubungan Galaksi dan ayahnya kurang dieksplorasi dengan baik di film ini. Jadi ketika ada momen sedih di antara Galaksi dan ayahnya, saya kurang bisa merasakan kesedihan tersebut.

Chemistry Bryan Domani dan Mawar de Jongh yang tidak perlu diragukan

Galaksi

Buat kamu yang sudah menonton film-film yang dibintangi oleh Bryan dan Mawar, rasanya tidak perlu meragukan kemampuan akting kedua aktor tersebut. Seperti yang bisa saya duga, Bryan dan Mawar berhasil membangun chemistry yang sangat baik di film ini, di luar penggambaran karakter mereka yang terlalu klise untuk film cinta remaja.

Pada poin sebelumnya, saya sempat menyatakan bahwa konflik Galaksi dan ayahnya kurang dieksplorasi di film ini. Faktor yang membuat hal tersebut terjadi karena penampilan Donny Alamsyah yang kurang meyakinkan sebagai ayahnya Galaksi. Saya tidak bisa melihat kolaborasi Bryan dan Donny sebagai ayah dan anak selama menonton film ini.

Benar, Galaksi memang diceritakan tidak akur dengan ayahnya karena ayahnya selaku bersikap keras kepadanya, bahkan sampai melakukan kekerasan. Namun, Donny enggak bisa membawakan dirinya menjadi sosok ayah menakutkan. Saya sampai enggak yakin Galaksi sering dipukul ayahnya karena tidak ada aura kejam dari penampilannya Donny. Sungguh disayangkan karena hubungan Galaksi dan ayahnya merupakan elemen sentimental dari film ini.

Tampilkan visual yang masih nyaman di mata

Galaksi

Untuk masalah visual, tidak ada yang perlu dikomplain dari film ini. Sutradara Kuntz Agus berhasil menyajikan film buatannya dengan sinematografi dan tone yang cukup menyegarkan selama saya menontonnya. Pemilihan lokasi set dan desain produksi filmnya terlihat cukup variatif sehingga tidak membuat terasa jenuh.

Selaras dengan visualnya, kualitas audio yang ditampilkan film ini juga tidak ada yang perlu dikomplain. Penggunaan scoring dan theme song-nya selalu tepat sasaran dan sesuai dengan berbagai suasana yang ditampilkan di filmnya.

***

Galaksi kembali menambah daftar film tentang kisah cinta bad boy dan good girl yang sudah cukup banyak di dunia perfilman. Ditambah lagi dengan konsep benci jadi cinta yang sudah biasa menjadi alur cerita film cinta bad boy dan good girl. Yang pasti, film ini bakal bikin baper para penonton yang tergila-gila dengan kisah cinta seperti ini.

Setelah baca review film Galaksi, apakah kamu jadi tertarik menonton film drama romantis ini? Buat yang sudah menonton, jangan lupa bagikan pendapat kamu tentang film ini, ya!

Stay Updated!
Tetap terhubung di media sosial supaya cepat dapat pembaruan.